Egg freezing yang dilakukan Luna Maya aman, tapi ada risikonya

Luna Maya telah mempersiapkan matang-matang untuk menjadi seorang ibu, jauh sebelum pernikahannya dengan Maxime Bouttier. Salah satunya adalah dengan melakukan egg freezing atau pembekuan sel telur beberapa tahun lalu.

Dalam wawancara dengan Kompas pada 2022, Luna mengakui hamil akan jadi tantangan jika menikah di usia yang tak lagi muda. Itulah sebabnya Luna yang saat ini berusia 40 tahunan telah sejak lama melakukan egg freezing.

"Ya mungkin sebagai perempuan ada biological ticking secara kalau ingin menjadi seorang ibu. Tapi aku udah freeze egg," kata Luna.

Kepada Kompas, dia mengaku melakukan prosedur tersebut di Singapura sekitar tahun 2017 atau 2018, saat berusia di bawah 35 tahun.

Dokter spesialis endokrinologi reproduksi dan fertilitas dari Beachwood Family Health Center, Ohio, Amerika Serikat, Jenna Rehmer, mengatakan egg freezing boleh saja dilakukan dengan berbagai alasan, seperti menunda kehamilan, mengalami kondisi medis yang akan berdampak pada kesuburan, atau bersiap menjalani perawatan seperti kemoterapi yang bisa merusak sel telur dan rahim.

BAGAIMANA PROSEDUR EGG FREEZING

Dikenal dengan nama oocyte cryopreservation, pembekuan sel telur diawali dengan konsultasi untuk mengetahui jumlah sel telur serta pemeriksaan kesehatan lainnya. 

Rehmer seperti dikutip dari Cleveland Clinic menjelaskan, prosedur dilanjutkan dengan menyuntikkan hormon yang merangsang ovarium dan mendorong pematangan sel telur. 

Dalam kunjungan berikutnya, ovarium dan sel telur akan dipantau melalui USG.

Pengambilan sel telur kemudian akan dilakukan dalam prosedur yang memakan waktu 15 hingga 20 menit. Pasien akan dibius sehingga tidak merasa sakit. Pengambilan sel telur dilakukan dengan jarum kecil ke dalam ovarium.

Sel telur yang telah dikumpulkan kemudian dibekukan dalam proses yang disebut vitrifikasi. Rehmer mengatakan, selama dalam kondisi beku, sel telur bisa disimpan selamanya.

"Sel telur dan embrio yang dibekukan pada dasarnya dapat bertahan selamanya," kata Mehmer. "Tetapi kebanyakan orang menggunakan sel telur beku mereka dalam waktu tiga hingga 10 tahun."

Jika ingin digunakan, sel telur dikeluarkan kemudian dibuahi dengan sperma dari pasangan untuk membuat embrio, yang akan dikembangkan di laboratorium selama lima atau enam hari.

Setelah berkembang, embrio tersebut akan ditanamkan ke dalam rahim melalui prosedur kecil yang mirip dengan pemeriksaan Pap smear. 

"Dokter akan memasukkan spekulum melalui vagina dan, dengan panduan USG, menggunakan kateter fleksibel dan berongga untuk mentransfer embrio ke dalam rahim untuk kehamilan," ujar Mehmer.

APA RISIKO EGG FREEZING?

Rehmer mengatakan bahwa egg freezing adalah metode yang aman dan biasanya efektif. Namun, dia mengatakan cara ini tidak memberikan jaminan 100 persen seseorang akan bisa hamil.

"Ini adalah teknologi yang bagus, tapi bukanlah teknologi yang sempurna," kata Rehmer.

Selain itu ada beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat proses egg freezing. Salah satunya menurut Rehmer adalah efek samping mirip PMS akibat suntikan hormon, seperti kembung, mood naik-turun, kram, serta rasa panas dan dingin yang datang bergantian.

Efek samping lainnya adalah Sindrom hiperstimulasi ovarium, yaitu pembengkakan ovarium dan mengeluarkan cairan ke dalam tubuh. Efek samping ini terjadi di sekitar 5% dari kasus, umumnya terjadi bersamaan dengan sindrom ovarium polikistik.

Ada juga risiko pada saat proses anestesi mau pun saat pengambilan sel telur, namun menurut Rehmer ini sangat jarang terjadi.