Skip to main content
Hamburger Menu
Iklan

Indonesia

Jenazah akhirnya ditemukan, keluarga dari Brasil hadiri autopsi pendaki Rinjani Juliana Marins

Jenazah rencananya diberangkatkan ke Denpasar, Bali, menggunakan jalur darat untuk selanjutnya dipulangkan ke Brasil.

Jenazah akhirnya ditemukan, keluarga dari Brasil hadiri autopsi pendaki Rinjani Juliana Marins
Tim SAR bersiap mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins di Gunung Rinjani NTB. (DOK. BASARNAS)

MATARAM: Setelah lebih dari lima hari upaya pencarian intensif, jenazah Juliana De Souza Pereira Marins (27), pendaki asal Brasil yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani, akhirnya berhasil dievakuasi dan diangkat dari dasar jurang, Rabu (25/6) siang.

Evakuasi berlangsung dramatis dan penuh tantangan. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), BPBD, TNI, dan Polri mulai mengangkat jenazah pada pukul 13.51 Wita.

Setelah tiba di Pelawangan, jenazah ditandu secara manual menuruni jalur ekstrem menuju Posko Gabungan TNGR Resort Sembalun.

Pada pukul 17.00 Wita, tim evakuasi dilaporkan telah mencapai Pos 4, dan akhirnya tiba di posko utama pada pukul 20.40 Wita. Di lokasi, jenazah langsung disambut Kepala Basarnas, Kepala Balai TNGR, dan keluarga korban.

Ambulans dari RSUD NTB pun telah siaga sejak pagi untuk menjemput jenazah.

AUTOPSI DI MATARAM, PEMULANGAN KE BRASIL VIA BALI

Menurut informasi yang dilansir dari Kilat, jenazah Juliana akan diautopsi di RS Bhayangkara Mataram pada Kamis (26/6) pukul 08.00 Wita.

Setelah seluruh proses forensik selesai, jenazah direncanakan diberangkatkan ke Denpasar, Bali, menggunakan jalur darat untuk selanjutnya dipulangkan ke Brasil.

"Kalau selesai, bisa kita berangkatkan ke Denpasar," ujar Plh. Sekda NTB, Lalu Moh. Faozal, yang turut menyaksikan pengantaran jenazah pada Rabu malam.

Faozal juga memastikan bahwa Pemprov NTB menanggung seluruh kebutuhan keluarga korban, termasuk transportasi, akomodasi, dan ambulans, sebagai bentuk empati atas musibah yang menimpa wisatawan asing tersebut.

Setibanya di posko, suasana penuh kesedihan menyelimuti keluarga korban. Salah satu anggota keluarga meminta agar awak media tidak mengambil gambar jenazah.

"No picture, picture, picture," ucapnya singkat namun tegas.

Diketahui, pihak keluarga Juliana masih berada di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, untuk mengawal proses evakuasi hingga pemulangan ke negara asal.

Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, menjelaskan bahwa skenario awal evakuasi dirancang menggunakan helikopter. Namun, rencana tersebut batal karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

"Awalnya evakuasi helikopter adalah opsi pertama, tapi cuaca sangat tidak mendukung," ujarnya dalam konferensi pers di Posko SAR Gabungan.

Setelah jenazah berhasil diangkat, opsi evakuasi kedua juga urung dilakukan. Akhirnya diputuskan untuk menandu jenazah secara manual dari Pelawangan ke Posko Sembalun dengan perjalanan darat selama 6 jam.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan