Israel sita kapal amal bertujuan Gaza dengan aktivis Greta Thunberg
Israel memberlakukan blokade laut terhadap Gaza setelah Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.

Aktivis Greta Thunberg berdiri di atas kapal amal Madleen, yang berangkat dari pelabuhan Catania, Italia pada 1 Juni untuk menuju Gaza guna mengirimkan bantuan kemanusiaan, dalam gambar yang dirilis di media sosial pada 2 Juni 2025. (Foto: Reuters/Freedom Flotilla Coalition)
JERUSALEM: Pasukan Israel telah menguasai sebuah kapal amal yang mencoba menerobos blokade laut di Jalur Gaza.
Kapal beserta awaknya yang berjumlah 12 orang, termasuk aktivis Greta Thunberg, kini tengah menuju sebuah pelabuhan di Israel, menurut pejabat Israel pada Minggu (8/6).
Kapal pesiar berbendera Inggris, Madleen, yang dioperasikan oleh kelompok pro-Palestina Koalisi Armada Kebebasan (FFC), bermaksud untuk mengirimkan sejumlah kecil bantuan ke Gaza pada Senin pagi serta meningkatkan kesadaran internasional atas krisis kemanusiaan di sana.
Namun kapal tersebut dibajak pada malam hari sebelum berhasil mencapai pantai, demikian dikonfirmasi FFC lewat akun Telegram mereka. Kementerian Luar Negeri Israel kemudian membenarkan bahwa kapal itu kini berada dalam kendali Israel.
"'Kapal selfie' para 'selebriti' ini secara aman sedang menuju pantai Israel. Para penumpang diharapkan segera kembali ke negara asal masing-masing," tulis kementerian tersebut di media sosial X.
Seluruh penumpang dilaporkan selamat dan tidak terluka.
"Mereka telah diberikan roti lapis dan air minum. Pertunjukan sudah selesai," tambah kementerian itu kemudian.
Di antara awak kapal yang berjumlah 12 orang tersebut adalah aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, dan Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa asal Prancis.
"Kru Armada Kebebasan ditangkap oleh tentara Israel di perairan internasional sekitar pukul 2 pagi," tulis Hassan di media sosial X.
Sebuah foto menunjukkan para awak kapal duduk di atas kapal, semuanya mengenakan jaket pelampung, dengan tangan terangkat.
Kapal tersebut membawa sejumlah kecil bantuan kemanusiaan, seperti beras dan susu bayi.
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bantuan tersebut akan dikirimkan ke Gaza.
"Sejumlah kecil bantuan di kapal yang tidak dikonsumsi oleh para 'selebriti' akan dikirim ke Gaza melalui jalur kemanusiaan yang sebenarnya," tulis kementerian tersebut.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Minggu memerintahkan militer untuk mencegah Madleen mencapai Gaza, menyebut misi tersebut sebagai propaganda untuk mendukung Hamas.
Israel memberlakukan blokade laut terhadap Gaza setelah Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada 2007.
Blokade ini terus berlangsung selama beberapa konflik, termasuk perang saat ini yang dimulai setelah serangan oleh Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan lebih dari 1.200 orang menurut pihak Israel.
Menurut Kementerian Keseharan Gaza, lebih dari 54.000 warga Palestina telah tewas sejak awal kampanye militer Israel. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa sebagian besar dari lebih dari 2 juta penduduk Gaza terancam kelaparan.
Pemerintah Israel mengatakan blokade tersebut penting untuk mencegah senjata masuk ke tangan Hamas.
Pelapor Khusus PBB tentang Hak Asasi Manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, telah mendukung operasi FFC dan pada Minggu mendesak kapal-kapal lain untuk menantang blokade Gaza.
"Perjalanan Madleen mungkin telah berakhir, namun misinya belum selesai. Setiap pelabuhan di Mediterania harus mengirim kapal dengan bantuan dan solidaritas ke Gaza," tulisnya di media sosial X.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.