Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Lifestyle

Review Twilight of the Warriors: Walled In, gedebuk film Hong Kong kembali ke bioskop

Jika kamu tertarik menonton film ini, bersiaplah menikmati gempuran laga penuh aksi tanpa henti dari para karakternya selama lebih dari dua jam. 

Review Twilight of the Warriors: Walled In, gedebuk film Hong Kong kembali ke bioskop
Poster film Twilight of the Warriors. (Foto: Instagram/@twilightofthewarriors)

Film Twilight of the Warriors: Walled In saat ini sudah bercokol selama lebih dari dua pekan di bioskop Indonesia, sejak tayang perdana pada 19 Juni 2024. 

Film produksi Hong Kong ini menawarkan serunya aksi bela diri dalam balutan nuansa neo-noir, dan mengingatkan penonton pada masa kejayaan film-film aksi asal Hong Kong pada awal dekade 2000-an. 

Pada masa itu, film-film dengan unsur bela diri kental seperti Kung Fu Hustle, Yip Man atau Shaolin Soccer memang mendominasi bioskop-bioskop Indonesia dan memberikan ciri tersendiri bagi film Hong Kong: film laga dengan banyak adegan gedebuk yang seru. 

Hal serupa ditawarkan Twilight of the Warriors: Walled In kepada para penonton. 

Twilight of the Warriors: Walled In berlatar di Kota Bertembok Kowloon, sebuah kawasan kumuh di Hong Kong pada dekade 1980-an. Tempat ini menjadi hunian tersendiri bagi orang-orang yang terbuang, yang tidak diterima oleh masyarakat pusat kota, dan dipimpin oleh gangster tangguh namun adil, Cyclone (Louis Koo). 

Adalah Chan Lok-kwun (Raymond Lam), seorang pengungsi ilegal yang tiba di Hong Kong untuk mencari penghidupan yang lebih baik, namun kesulitan karena tidak punya dokumen sah sebagai warga negara. 

Untuk membeli kartu tanda kewarganegaraan, ia pun mencari uang dengan bertarung di arena bawah tanah. Namun, hal itu malah menuntunnya berurusan dengan mafia licik Mr. Bing (Sammo Kam-Bo Hung) yang ingin memanfaatkannya. 

Kabur dari kejaran anak buah Mr. Bing dengan membawa tas berisi narkoba, Chan tidak sengaja memasuki Kota Bertembok Kowloon. Di tempat itu, ia awalnya menghadapi penolakan dan kehidupan yang keras, namun perlahan belajar arti persahabatan dan kekeluargaan dari orang-orang terbuang di kota kumuh pinggiran Hong Kong ini. 

Poster film Twilight of the Warriors. (Foto: Instagram/@twilightofthewarriors)

Jika kamu tertarik menonton film ini, bersiaplah menikmati gempuran laga penuh aksi tanpa henti dari para karakternya selama lebih dari dua jam. 

Film ini menawarkan semua hal yang kita sukai dari film-film aksi Hong Kong, bahwa para protagonis akan melawan kejahatan melalui aksi pertempuran dengan tokoh-tokoh antagonis. 

Pertempuran bisa berlangsung sangat lama, penuh lika-liku dendam, hingga akhirnya menentukan hidup dan mati para karakternya. 

Selain film lawas asal Hong Kong, film ini akan mengingatkan kita pada film aksi serupa produksi Indonesia, seperti The Raid dan The Raid 2. 

Nuansa neo-noir yang dibangun dalam Kota Bertembok Kowloon juga akan mengingatkan kita pada kota-kota yang punya peraturannya sendiri, seperti pada latar film-film arahan sutradara Joko Anwar. 

Meskipun penuh gedebuk dan darah, drama kekeluargaan dan persahabatan yang membuat film ini tetap seru untuk ditonton.  

Film ini dengan pas menempatkan sentuhan drama di tiap babaknya, menyampaikan pesan bahwa rasa kekeluargaan bisa tumbuh di mana saja, bahkan dari orang-orang yang punya masa lalu yang kelam, atau dari tempat paling kumuh sekalipun. 

Jika kamu rindu melihat aksi bela diri ala film-film Hong Kong, jangan lewatkan film Twilight of the Warriors: Walled In yang masih tayang di bioskop. 

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.
 

Source: Others/ps

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan