Kuliner unik di Singapura: Jangkrik, belalang dan ulat super kini bisa jadi santapan!
Sejumlah restoran di Singapura tengah mempersiapkan menu-menu baru yang menggunakan serangga sebagai bahannya.

Kalian yang ingin mencicipi kuliner ekstrem seperti serangga kini tidak perlu jauh-jauh terbang ke Thailand. Di Singapura, sebanyak 16 jenis serangga, termasuk jangkrik, belalang, dan ulat sutra, kini sudah disetujui sebagai makanan.
"Dengan segera, SFA akan mengizinkan impor serangga dan produk serangga yang telah dinilai memiliki risiko regulasi rendah," bunyi surat edaran yang dirilis oleh Badan Pangan Singapura (SFA), pada Senin (8/7), untuk para pedagang makanan olahan dan pakan ternak.
"Serangga dan produk serangga ini dapat dikonsumsi baik oleh manusia atau sebagai pakan hewan ternak yang menghasilkan makanan," pernyataan tersebut melanjutkan.
Pengesahan SFA tersebut menyusul kampanye dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang mempromosikan budi daya serangga untuk makanan manusia dan pakan hewan. Serangga dinilai tinggi akan kandungan protein.
Sejumlah serangga yang disebut aman dikonsumsi di antaranya adalah jangkrik, belalang, dan ulat sutra. Ketiganya kaya akan antioksidan dan menganung sejumlah mineral penting termasuk zat besi, seng, tembaga, dan magnesium.
AMAN DIKONSUMSI?

Terkait hal ini, SFA sudah mengembangkan kerangka regulasi serangga sebagai pedoman yang menyetujui serangga sebagai makanan, karena merupakan industri makanan yang baru.
Pedoman tersebut berlaku untuk para pelaku bisnis yang berniat mengimpor, membudidayakan, atau memproses serangga menjadi makanan atau pakan hewan.
Peraturan yang dikeluarkan Badan Pangan Singapura menetapkan bahwa spesies serangga yang dapat dikonsumsi harus memiliki riwayat sering dikonsumsi manusia, dibudidayakan dan diproses tanpa kontaminan, dibudidayakan di tempat yang diatur dengan kontrol keamanan pangan yang baik, tidak dipanen dari alam liar, dan produk akhirnya harus aman untuk dikonsumsi.
Meskipun hingga saat ini belum ada standar internasional untuk penjualan dan konsumsi serangga sebagai makanan atau pakan hewan, pedoman SFA itu "berdasarkan tinjauan ilmiah menyeluruh dengan mengacu pada negara dan wilayah yang telah mengizinkan konsumsi serangga sebagai makanan".
Uni Eropa dan sejumlah negara lain seperti Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Thailand sudah lebih dulu mengizinkan beberapa spesies serangga dikonsumsi manusia untuk memperkaya nutrisi.
Selain itu, Singapura juga mewajibkan makanan kemasan yang mengandung serangga untuk mencantumkan label "true nature of the product" pada kemasannya.
DISAMBUT RESTORAN

Pemilik restoran House of Seafood, Francis Ng, mengungkapkan kepada CNA pada Juni lalu bahwa para juru masaknya sedang membiasakan diri menggunakan serangga sebagai bahan makanan dan memastikan mereka aman untuk dikonsumsi.
Francis Ng menegaskan bahwa serangga yang disajikan di restorannya sudah melalui pembersihan yang menyeluruh.
"(Langkah pertama bagi juru masak kami adalah) membersihkan, setelah itu mereka akan memanggangnya di oven," katanya.
"(Sikat kecil akan digunakan) untuk membersihkan (serangga) satu per satu."
Singapura juga sudah merilis pedoman sementara yang memuat SOP membersihkan serangga sejak 2022 lalu, ketika pemerintah Singapura berniat menyosialisasikan serangga sebagai bentuk makanan kepada masyarakat.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.