Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Lifestyle

Semakin banyak pasangan periksa kesehatan sebelum menikah. Simak alasannya

Semakin banyak pasangan periksa kesehatan sebelum menikah. Simak alasannya
Transparansi kesehatan menjadi sangat penting dalam menjalin hubungan yang menuju jenjang pernikahan. (Illustration: Pexels)
05 Feb 2024 01:58PM (Diperbarui: 28 Feb 2024 04:10PM)

TODAY: Pada dekade 1980-an, usia rata-rata menikah di Singapura adalah 23,6 tahun. Pada 2012, angka ini naik menjadi 28 tahun, dan kemudian naik kembali menjadi 29,3 tahun pada 2022.

Peningkatan usia menikah juga terjadi pada laki-laki. Usia rata-rata menikah laki-laki pada tahun 2022 mencapai 30,7 tahun, naik dari 30,1 tahun dibandingkan tahun 2012. 

Peningkatan ini mengindikasikan bahwa pasangan muda kini menunggu lebih lama sebelum memutuskan untuk menikah. Faktor kestabilan finansial, kriteria pasangan, kesiapan karier, dan komitmen lainnya ditengarai sebagai faktor yang mereka dahulukan sebelum menjalani biduk rumah tangga bersama pasangan.

Selain usia rata-rata menikah yang kian meningkat, ada pula fenomena lain yang semakin populer: pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Di DTAP Clinic di Singapura, misalnya, pemeriksaan kesehatan pranikah melonjak 15 persen dari tahun 2022 ke 2023. Hal ini mengindikasikan bahwa para pasangan kini semakin sadar pentingnya mengetahui kondisi kesehatan sebelum mengikat janji setia. 

PENTINGNYA TRANSPARANSI KESEHATAN

Faktor kesehatan, baik fisik maupun mental, memiliki peran yang sangat besar dalam menjalin hubungan, memberi dukungan emosional, menjaga keintiman, dan menghadapi tantangan hidup — hal-hal yang menjadi kunci dalam pernikahan. Hubungan yang harmonis bisa saja menjadi penuh tantangan jika ternyata pasangan, atau masing-masing pihak, memiliki penyakit serius. 

Transparansi kesehatan menjadi sangat penting dalam menjalin hubungan yang menuju jenjang pernikahan, karena masing-masing pihak pasti memiliki gagasan dan harapan tersendiri terkait keluarga yang ingin dibangun di masa depan. 

Oleh karena itu, identifikasi potensi risiko kesehatan dan masalah genetik sedari awal merupakan hal krusial untuk membantu pasangan membuat keputusan yang tepat. 

Dengan pemeriksaan kesehatan, pasangan dapat mengetahui apakah masing-masing pihak memiliki penyakit atau riwayat penyakit yang akan mempersulit upaya kehamilan, misalnya.

Identifikasi potensi risiko kesehatan dan masalah genetik sedari awal merupakan hal krusial untuk membantu pasangan membuat keputusan yang tepat. (Illustration: Shutterstock)

BAGAIMANA MEKANISMENYA?

Ada banyak sekali pemeriksaan kesehatan yang dapat dilakukan oleh pasangan sebelum menikah. Pemeriksaan ini biasanya meliputi berbagai tes klinis - mulai dari tes kesuburan dan infeksi menular seksual (IMS) hingga pemeriksaan kesehatan secara umum. 

Pemeriksaan kesehatan pranikah dapat terdiri dari konsultasi, tes darah, tes urine dan tes usap. Biasanya, hasil tes dapat diketahui dalam waktu lima hari kerja atau lebih. Jika dalam hasil tes ada yang perlu diperhatikan, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.  

Salah satu penyakit yang akan diperiksa adalah thalassemia dan IMS yang dapat mempengaruhi kesuburan dan membuat anak yang dilahirkan memiliki penyakit bawaan. Kedua penyakit ini biasanya menjadi perhatian bagi pasangan yang ingin memiliki anak dalam pernikahan. 

Dengan pemeriksaan kesehatan pranikah, pasangan penderita thalassemia bisa mendapat informasi yang jelas mengenai perencanaan keluarga dan dapat diskusi terbuka mengenai perawatan anak yang berpotensi memiliki penyakit bawaan, atau memilih untuk mengadopsi anak ketimbang melahirkan.

Pemeriksaan lain juga membantu pasangan dalam mengidentifikasi penyakit kronis yang mungkin membuat mereka meninjau kembali rencana pernikahan.

Statistik menunjukkan bahwa penyakit kanker serviks, Diabetes Tipe 2, dan hiperkolesterolemia semakin meningkat di kalangan anak muda. Sebagai contoh, jumlah penderita kanker bagi mereka yang berusia di bawah 49 tahun meningkat dari 11.416 pada periode 2008-2012 menjadi 12.600 periode 2017-2021 di Singapura. 

JANGAN TERJEBAK STIGMA

Salah satu kesalahpahaman yang umum terjadi mengenai pemeriksaan kesehatan pranikah adalah stigma terhadap mereka yang memilih menjalani proses tersebut. Pemeriksaan kesehatan pranikah sering dianggap sebagai sinyal ketidakpercayaan atau kecurigaan di antara pasangan.

Sebaliknya, pemeriksaan kesehatan pranikah bertujuan untuk membangun hubungan yang transparan, saling memahami dan penuh dukungan. Pemeriksaan kesehatan pranikah merupakan pendekatan proaktif untuk menilai dan mengelola potensi risiko kesehatan, dan memastikan bahwa kedua pasangan memasuki dunia pernikahan dengan pemahaman yang menyeluruh terkait status kesehatan mereka. 

Artikel ini pertama kalinya muncul dalam TODAY dan ditulis oleh dr. Jessica Beh, lulusan Sarjana Kedokteran dari University of Melbourne, Australia, tahun 2015. Beliau merupakan spesialis dalam bidang kesehatan perempuan di DTAP Medical Clinic, dengan fokus pada skrining serviks dan Penyakit Menular Seksual (PMS), menstruasi yang tidak normal, serta konseling dan layanan kontrasepsi.

Source: Today/ps(ih)

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan