Review film The Wild Robot: Siapa sangka, cerita robot jadi kisah parenting yang mengharukan
Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan kecerdasan buatan, The Wild Robot mengingatkan kita akan pentingnya rasa manusiawi dalam setiap interaksi.
Film animasi terbaru DreamWorks, The Wild Robot, sudah hampir sebulan hadir di bioskop Indonesia sejak awal Oktober lalu.
Selama itu pula, film ini berhasil memikat imajinasi anak-anak, sembari membuat penonton dewasa mengharu-biru dengan ceritanya yang menyentuh hati.
The Wild Robot membawa kita pada premis kisah yang tidak terduga: sebuah robot, yang semestinya tentu saja diciptakan tanpa perasaan, ternyata dapat mengembangkan naluri keibuan ketika tersasar di alam liar.
Dengan premis yang sangat liar, film yang diadaptasi dari novel karya Peter Brown dan disutradarai oleh Chris Sanders ini akan membawamu ke dalam petualangan yang begitu indah dan mengasyikkan.
Tanpa terasa, kamu mungkin akan meneteskan air mata menjelang akhir film yang berdurasi 1 jam 42 menit ini.
SINOPSIS FILM THE WILD ROBOT
Di tengah hutan liar, sebuah robot asisten rumah tangga bernama Rozzum Unit 7134 (dikenal sebagai Roz), terdampar setelah badai menghancurkan kapal yang membawanya.
Tersasar di sebuah pulau terpencil yang dihuni oleh hewan-hewan liar, Roz (Lupita Nyong’o) bukan hanya harus beradaptasi hidup di alam liar.
Ia pun harus merawat sebuah telur angsa yang menetas menjadi bayi angsa yatim piatu karena induk dan saudara-saudaranya tewas tertimpa tubuh Roz saat ia terdampar.
Telur angsa itu dinamai Brightbill (Kit Connor), dan mau tidak mau, Roz harus memprogram dirinya agar dapat merawat Brightbill dan mempersiapkannya untuk migrasi saat musim dingin tiba.
Bersama hewan liar lainnya di hutan, termasuk si rubah licik, Fink (Pedro Pascal), ketiganya menjalin kisah parenting dan kekeluargaan yang begitu mendalam.
KISAH PARENTING MENGHARUKAN
Kekuatan utama animasi ini terletak pada kekuatan naskah yang mampu menyajikan kisah robot dengan ikatan emosional yang mendalam dengan para hewan liar.
The Wild Robot berhasil menjadi cerita yang tidak hanya berkutat soal teknologi, namun lebih dari itu, menyelami gagasan tentang cinta yang melampaui logika.
Naskah yang solid itu didukung oleh departemen akting yang diisi para pengisi suara yang sangat luar biasa.
Lupita Nyong’o mampu membawakan Roz sebagai robot perempuan yang awalnya kaku, tanpa perasaan, dan sangat terfokus pada tugas, menjadi keibuan dan memprogram ulang dirinya agar dapat mengenal rasa cinta.
Lewat tipe suara yang tegas namun sering kali menunjukkan nada sensitif, Nyong’o sukses memberi jiwa robot yang tak pernah siap menjadi ibu, namun secara tidak sengaja menjalani peran tersebut.
PENGISI SUARA LUAR BIASA
Tandem Kit Connor dan Pedro Pascal melengkapi sisi komedi dari drama yang mengharukan ini.
Connor mampu menjiwai perannya sebagai angsa kecil yang beranjak remaja, tentu saja memiliki sikap membangkang terhadap orang tua.
Sementara Pascal, dengan nada sinis dan licik namun apa adanya, menghidupkan tokoh Fink yang sukses menjadi "perpanjangan tangan" penonton mempertanyakan logika di balik drama ini.
Film ini juga penuh dengan elemen humor yang segar dan gelap, yang membuatnya lebih dari sekadar kisah sentimental, sehingga berhasil memberikan warna tersendiri pada cerita ini.
Walaupun momen-momen lucu menghiasi film, inti dari cerita ini adalah kehangatan hubungan yang terbentuk antara Roz dan Brightbill, serta bagaimana hubungan tersebut memengaruhi seluruh ekosistem di sekitar mereka.
DI TENGAH DUNIA YANG PENUH AI
Awalnya, film ini mungkin terlihat sebagai respons terhadap kecemasan kita mengenai kecerdasan buatan (AI) yang semakin menyerupai manusia.
Namun, The Wild Robot terbukti dapat menjadi karya yang lebih dari itu.
Dibalut dengan animasi yang indah, setiap adegan dalam The Wild Robot terlihat seperti lukisan yang bergerak.
Bersama musik yang menghibur dan menyenangkan, The Wild Robot bukan sekadar kisah tentang robot yang belajar tentang perasaan.
Film ini juga bercerita soal bagaimana kita, sebagai manusia, belajar untuk mencintai dan merawat yang ada di sekitar kita, bahkan dalam dunia yang penuh dengan kecanggihan teknologi.
Dalam dunia yang semakin dipenuhi dengan kecerdasan buatan, The Wild Robot mengingatkan kita akan pentingnya rasa manusiawi dalam setiap interaksi.
Dengan segala keindahan visual dan kedalaman emosionalnya, The Wild Robot pantas dipertimbangkan sebagai salah satu film animasi terbaik tahun ini, bahkan sebagai kandidat peraih penghargaan Oscar.
The Wild Robot dapat disaksikan di jaringan CGV, Cinema XXI, dan jaringan bioskop lainnya di Indonesia sejak 11 Oktober 2024.
📢 Ikuti kuis CNA Memahami Asia eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀
🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V