Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Lifestyle

Aksi mulia perempuan Singapura, donorkan sumsum tulang demi pasien leukemia lansia

"Saya senang bisa memberikan harapan baru untuk hidup seseorang," ujar Jerlene Xie, yang tidak menyangka terpilih menjadi pendonor setelah lima tahun mendaftar. 

Aksi mulia perempuan Singapura, donorkan sumsum tulang demi pasien leukemia lansia

Lima tahun usai mendaftar ke Program Donor Sumsum Tulang, Jerlene Xie menerima panggilan untuk mendonorkan sumsum tulangnya kepada pasien leukemia. (Foto: Jerlene Xie)

SINGAPURA: Jerlene Xie menemukan stan Program Donor Sumsum Tulang (Bone Marrow Donor Programme/BMDP) pada Oktober 2016 saat menghadiri acara kantornya. 

Perempuan berusia 39 tahun itu pun mendapat informasi seputar donor sumsum tulang dan bagaimana menjadi pendonor bisa menyelamatkan nyawa seseorang.

Berprofesi sebagai manajer penjualan dan pemasaran berusia 31 tahun, Xie akhirnya memutuskan untuk mendaftarkan namanya ke lembaga tersebut.  

"Sejak muda, saya merasa orang yang bisa mendonorkan sumsum tulangnya dan menyelamatkan nyawa orang itu [tindakan yang] luar biasa dan penuh makna. Dan saya pikir kalau ini bisa membantu orang, apa salahnya [mendaftar]? Lagi pula, tidak ada ruginya," kata Xie.

Menurut situs web BMDP, setiap hari enam warga Singapura didiagnosis menderita penyakit kelainan darah, seperti leukemia, limfoma, dan mieloma.

Bagi pasien yang enggan melakukan kemoterapi atau radioterapi standar, transplantasi sumsum tulang menjadi pilihan terakhir mereka untuk dapat bertahan hidup.

Brosur berisi informasi perihal Program Donor Sumsum Tulang. (Foto: Program Donor Sumsum Tulang)

Biasanya, pencarian pendonor dimulai dari anggota keluarga pasien, meski tidak selalu 100 persen sesuai. 

Hampir 70 persen pasien yang membutuhkan donor akan mencari pendonor ke lembaga umum.

BMDP menjadi satu-satunya lembaga relawan donor sumsum tulang di Singapura. 

Selain memfasilitasi transplantasi sumsum tulang secara lokal, BMDP juga terhubung dengan jaringan global, yang mencakup lebih dari 90 lembaga melalui Asosiasi Donor Sumsum Tulang Dunia (WMDA). 

Asosiasi ini memfasilitasi transplantasi sumsum tulang dari pendonor luar negeri ke pasien lokal dan juga sebaliknya.

Ketika pendonor lokal cocok dengan pasien di luar negeri, pemeriksaan kesehatan dan pengambilan sumsum tulang dilakukan di Singapura dan sel punca yang diangkat dikirim ke negara pasien.

MENJADI PENDONOR SUMSUM TULANG

Upaya pencarian pendonor sumsum tulang di sebuah mal perbelanjaan. Lembaga ini memerlukan setidaknya 350.000 pendonor, namun hingga kini, belum mencapai setengah dari total tersebut. (Foto: Program Donor Sumsum Tulang)

Xie mendapat panggilan lima tahun usai mendaftar di BMDP. 

"Awalnya, saya kira ini penipuan, sampai akhirnya staf mereka menunjukkan semua bukti berkasnya, baru kemudian saya sadar kalau saya kandidat tepat untuk seseorang. Saya terkejut kalau ini untuk seseorang yang saya tak kenal," ungkapnya.

Jelang operasi donor, Xie menjalani berbagai tes medis, seperti tes darah, elektrokardiogram, cek penyakit menular, dan cek fisik selama dua bulan.

Ia juga menemui dokter hematologi (dokter spesialis kelainan darah) dari pusat pengambilan rujukan BMDP. 

Karena pendonoran ini bersifat rahasia, dokter yang dijumpai pendonor berbeda dengan dokter dan rumah sakit yang merawat pasien penerima donor.

CARA MENJADI PENDONOR SUMSUM TULANG

Per Juni 2024, terdapat 123.866 pendonor terdaftar dalam Program Donor Sumsum Tulang (BMDP). 

Berdasarkan ukuran populasi Singapura, lembaga tersebut membutuhkan setidaknya 350.000 pendonor untuk meningkatkan peluang menemukan pendonor lokal untuk pasien lokal.

Mereka yang bisa mendaftar adalah warga Singapura, penduduk tetap, dan warga asing yang sudah menetap lama, berusia 18 hingga 49 tahun dan dalam keadaan sehat. 

Individu pengidap penyakit arteri koroner, talasemia mayor, stroke, Hepatitis B dan HIV, tidak bisa menjadi pendonor.

Cara menjadi pendonor cukup mudah, yakni mendaftarkan diri di situs web BMDP. 

Alat swab dan formulir pendaftaran kemudian akan dikirimkan ke calon pendonor.  

Calon pendonor harus mengikuti petunjuk yang diberikan untuk melakukan swab, mengisi formulir, lalu mengirimkannya kembali dengan alat swab ke BMDP.

Usai mendaftar, nama calon pendonor akan tercatat dalam register dalam waktu tiga hingga lima bulan setelah pengiriman. 

Dalam rentang waktu ini, calon pendonor akan melakukan cek kelayakan dan swab akan dikirim ke laboratorium pemeriksaan jaringan untuk menentukan antigen leukosit manusia (HLA) dan golongan darah.

HLA berperan penting dalam merespons imun tubuh dan bisa berbeda-beda di setiap orang.

Calon pendonor kemudian ditetapkan dapat menjadi kandidat yang tepat untuk mendonor setelah namanya tercatat. 

Catatan itu akan terus berlaku hingga calon pendonor melewati usia 60 tahun, atau ketika kondisi medisnya tidak lagi memenuhi syarat.

Pencocokan dengan pasien mungkin akan memakan waktu satu tahun, 10 tahun, atau tidak pernah sama sekali.

Penerima donor kemungkinan orang yang berasal dari etnis yang sama dengan calon pendonor. 

Pendonor dicocokkan dengan pasien berdasarkan jenis jaringan HLA-nya. 

Calon pendonor mewarisi penanda genetika HLA dari orang tua sesuai etnis mereka. 

Oleh karena itu, peluang terbaik pasien untuk mendapat pendonor yang tepat adalah dari orang yang berasal dari etnis yang sama. 

Namun, kemungkinan pasien lokal menemukan pendonor lokal di Singapura kurang dari setengah untuk setiap kelompok etnis: 40 persen untuk orang China, 20 persen untuk orang Melayu, dan dua persen untuk orang India.

Saat ini, jumlah pendonor yang terdaftar dari kalangan Melayu hanya delapan persen, sementara dari kalangan India sebanyak sembilan persen. 

Hal ini menyulitkan pasien Melayu dan India untuk mencari kandidat pendonor yang tepat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Program Donor Sumsum Tulang, silakan kunjungi www.bmdp.org.

Collapse

APA YANG TERJADI USAI MENDONOR?

Mendonor sumsum tulang tidak memerlukan pengambilan tulang dan tidak pula membahayakan pendonor dalam jangka panjang.

Ada dua metode yang digunakan untuk mendonorkan sumsum tulang, yaitu pengambilan sel punca darah tepi (PBSC) dan pengambilan sumsum tulang. 

Yang pertama memerlukan pengambilan sel punca dari darah, sedangkan yang kedua mengambil cairan sumsum dari belakang tulang panggul dan dilakukan dalam keadaan bius total.

Xie memilih pengambilan PBSC. 

Empat hari sebelum operasi, ia harus suntik mandiri setiap hari, di perut atau paha, untuk merangsang produksi sel punca darah. Suntikan yang terakhir dilakukan pada hari-H. 

Sebelum operasi donor, Jerlene Xie menjalani tes medis dan harus melakukan suntik mandiri untuk menstimulasi produksi sel punca darah. (Foto: Jerlene Xie)

"Memang, agak sakit, tapi rasa sakitnya masih bisa ditahan," kata Xie. 

Pendonor mungkin akan merasakan gejala seperti flu, nyeri ringan pada tulang atau merasa lelah setelah suntik mandiri.

Namun, pada saat operasi donor, sehari sebelum transplantasi, tim medis mendapati pembuluh darah di lengan Xie terlalu tipis untuk bisa menyedot sel punca darah darinya. 

Alhasil, mereka mengambilnya melalui pembuluh darah di lehernya.
 
Proses pengambilan berlangsung selama lima hingga tujuh jam dan itu dilakukan dengan menggunakan mesin aferesis. 

Mesin ini menyedot darah dari pendonor dan mengambil sel punca darahnya untuk didonorkan sebelum mengembalikan sisa darah ke pendonor.

"Bahkan saya sudah kembali kerja besoknya," ucap Xie.

SELAMATKAN PASIEN LEUKEMIA

Penginfusan sel punca darah sehat dari pendonor merangsang pertumbuhan sumsum tulang baru dan memulihkan produksi sel darah sehat pada pasien penerima donor.

Penerima sel punca darah Xie adalah seorang pensiunan pengusaha bernama Ting Chew Thai.

Mereka berjumpa untuk pertama kalinya pada September 2021 dalam acara Temu Sapa Pendonor-Penerima Sumsum Tulang BMDP.

Pria berusia 73 tahun itu mendapat diagnosis menderita leukemia mieloid akut (AML) pada November 2021 lalu. 

AML merupakan jenis kanker darah yang disebabkan berlebihnya jumlah produksi jenis sel darah putih yang belum matang, atau disebut dengan mieloblas, dalam sumsum tulangnya.

Pendonor sumsum tulang, Jerlene Xie, bertemu dengan penerima donor, Ting Chew Thai, untuk pertama kalinya pada September lalu. (Foto: Program Donor Sumsum Tulang)

Ting bercerita kepada CNA bahwa "Kondisi saya tadinya terus memburuk dan akan mengancam jiwa jika tidak melakukan transplantasi sumsum tulang."

"Meski usia dan penyakit saya saat ini membuat saya rentan terhadap risiko tinggi gagal transplantasi... saya tahu kalau saya tidak berusaha, saya pasti kalah dalam perjuangan ini," ungkapnya. 

Dalam waktu sebulan, dokter yang menangani Ting, dr. Dawn Mya, dokter hematologi dari Parkway Cancer Centre, menemukan sejumlah pendonor yang cocok, dan mendapati Xie sebagai pendonor yang paling ideal. 

Beberapa hari sebelum transplantasi, Ting memeriksakan dirinya ke rumah sakit untuk menjalani kemoterapi pengkondisian dengan dosis tinggi, agar tubuh siap menerima sel punca darah pendonor.

Transplantasi sumsum tulang dilakukan sehari setelah sel punca darah Xie diambil dan diproses, pada 28 Januari 2022, dan selesai dalam waktu satu jam. 

Ting kemudian dirawat di rumah sakit selama lima hingga enam minggu.

Karena transplantasi sumsum tulang, golongan darah Ting berubah dan sekarang sama dengan Xie.

"Saya sangat bersyukur sekali dengan pendonor yang sudah memberikan saya kesempatan kedua untuk hidup," ucap Ting.

Xie mengaku ia tidak menyesal telah menjadi pendonor sumsum tulang. 

"Saya senang bisa memberikan harapan baru untuk hidup seseorang."

"Sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan. Saya rasa mendonor sama sekali tidak memengaruhi kesehatan. Bersyukur sekali bisa memberikan sesuatu yang lebih," ujarnya.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. ​​​​​

Source: CNA/ps

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan