Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Lifestyle

Pengalaman saya menyewa teman bayaran di China untuk ngobrol, ternyata seru juga

Bisnis pertemanan tengah digandrungi oleh anak-anak muda di China dan bisa dipesan dengan mudah melalui media sosial atau toko online.
 

Pengalaman saya menyewa teman bayaran di China untuk ngobrol, ternyata seru juga

Foto ilustrasi aktivitas chat di ponsel. (iStock)

Tulisan ini adalah bagian dari artikel yang mengulas 'teman bayaran' di China. Reporter CNA Lakeisha Leo terjun langsung untuk merasakan pengalaman menyewa teman bayaran melalui media sosial.

Jam menunjukkan pukul 3 pagi pada hari Senin ketika saya mulai mencari teman bayaran pertama saya. Jangan berpikir macam-macam ya, ini tentu saja demi pekerjaan - editor yang menyuruh saya.

Jasa teman bayaran banyak sekali tersedia di media sosial dan toko online di China seperti Xiaohongshu and Taobao.

"Di sini, kamu bisa menemukan suara dan paras yang kamu suka, seseorang yang bisa menemani kamu main game atau bernyanyi, meninabobokan kamu, membangunkan kamu, bahkan siap mendengar curhatanmu," tulis salah satu deskripsi pada toko penyedia jasa.

Akhirnya saya memilih toko dengan rating bintang 4,8 dari 5 yang sudah menerima lebih dari 80.000 pesanan.

Isi review toko itu bagus-bagus, dengan banyak puja-puji dari pelanggan untuk "jiejie" atau "gege" - bahasa Mandarin untuk kakak perempuan dan kakak lelaki - karena sudah mendengarkan curhatan mereka dan punya cara berbincang yang baik. Banyak juga yang menyanjung karena "suara mereka indah banget".

Saya tidak yakin apakah jasa "pei liao" - teman ngobrol - masih siaga pada dini hari seperti ini. Saya lantas mengirim pesan: "Halo, saya tahu ini sudah larut, tapi adakah yang bersedia ngobrol?"

Dalam hitungan menit, admin toko itu membalas. Setelah memperkenalkan diri sebagai Wan Wan, dia bertanya: "Sayang, kamu mau jiejie atau gege?"

Bersamaan dengan itu, dia mengirim "daftar harga" - yang kemudian membuat saya menyadari bahwa pengalaman yang akan diberikan tergantung pilihan hargamu.

Ada pilihan sesi ngobrol pesan suara atau teks, telepon atau bahkan percakapan video.

Daftar harga itu memuat berbagai tingkatan teman bayaran untuk ngobrol. Mereka diranking dengan nama-nama yang unik, mulai dari "blind box" yang berbintang dua sampai "koi" yang berada di posisi puncak.

Semakin tinggi rankingnya, maka harganya semakin mahal pula. Teman berbayar bintang dua misalnya, tarifnya cuma 10 yuan (Rp21 ribu) untuk percakapan teks 15 menit. Untuk sesi telepon suara/video selama lima jam, tarifnya (Rp394 ribu).

Sementara untuk kelas "koi", chat teks 15 menit dipatok harga 60 yuan (Rp131 ribu) dan sesi telepon suara/video selama lima jam dibanderol 1080 yuan (Rp2,3 juta).

Foto-foto yang dipajang di toko online itu adalah anime, sepertinya untuk menjaga privasi para teman ngobrol.

Mitra bicara digambarkan dalam seni bergaya gaya anime.

Saya lantas memesan sesi teks 15 menit dengan jiejie - kakak perempuan - dengan ranking kedua tertinggi, atau "chairman".

Saya kemudian diminta untuk membayar total 43,58 yuan (Rp95 ribu), sudah termasuk PPN karena saya memesannya dari Singapura.

Setelah pembayaran dilakukan, Wan Wan bertanya bagaimana saya ingin dihubungi. Dia juga memberi pilihan, apakah saya ingin jiejie yang berkepribadian imut atau lebih dewasa.

Saya pilih yang dewasa. Teman bayaran yang memperkenalkan diri sebagai Tou Sheng kemudian menambahkan saya sebagai teman di WeChat, lalu percakapan dimulai.

Kepada Tou Sheng saya curhat soal kekesalan saya ketika mewawancara orang. Dia terdengar sabar sekali dan tekun mendengarkan soal betapa saya kesal tidak dihargai ketika wawancara - apalagi yang saya wawancarai adalah orang yang saya kagumi.

Dengan perkataan yang lembut, dia mengatakan bahwa saya "sedikit overthinking saja". Iya, memang itu saya akui. Lalu dia menyarankan agar saya "melupakan peristiwa itu".

"Orang kayak begitu nggak perlu dipikirin sampai bikin kamu frustrasi," kata Tou Sheng.

Sayangnya, waktu kita habis. Aku pamit ke Tou Sheng dan berterima kasih karena sudah mendengarkan curhatanku.

'Nggak masalah sayang, jangan terlalu dipikirin ya~" balasnya.

Lalu Wan Wan - si admin toko online - juga menambahkan saya sebagai teman di WeChat. 

"Terima kasih ya Wan Wan. Obrolan ini menyenangkan," kata saya.

"Yang penting kamu senang! Kalau nanti mau ngobrol lagi (sama teman ngobrol), jangan ragu buat kontak aku langsung, ya," kata Wan Wan.

Seluruh percakapan itu berlangsung dalam bahasa Mandarin.

"CERITA DONG KE GEGE, KENAPA KAMU SEDIH"

Saya kemudian mencoba lagi mencari teman bayaran kedua dengan mendatangi toko online lain di situs Taobao pada Sabtu sore.

Proses pendaftarannya sama seperti sebelumnya. Kali ini saya membayar 97 yuan (Rp212 ribu), sudah termasuk PPN, untuk percakapan teks setengah jam dengan gege - kakak lelaki - ranking atas.

Teman bayaran saya, Lan An, memilih untuk membalas teks dengan pesan suara. Suaranya melenakan sekali. Dia juga pintar menyenangkan hati mitranya dengan panggilan sayang seperti "meimei" (adik kecil).

"Kok pakai emoji sedih? Cerita dong ke gege, kenapa kamu sedih."

Dengan pesan suara, saya curhat soal jalan-jalan di akhir pekan yang sedikit mengecewakan. Setelah menenangkan saya, Lan melayangkan pertanyaan yang membuat saya terkejut.

"Meimei orang Singapura ya? Awalnya aku kira lokasi WeChat kamu bukan lokasi betulan, tapi setelah dengar kamu bicara, logatmu bukan seperti orang lokal."

Saya tertawa dan bilang iya. Saya lalu minta maaf jika ada salah dalam pengucapan.

"Nggak nggak, pengucapan meimei sudah sangat akurat, aku paham kok," kata Lan, membalas dengan suara lembut. Dia mengaku pernah bertemu orang Singapura sebelumnya dan paham betul jika orang Tionghoa di luar negeri punya logat yang berbeda.

Lalu sesi kami habis. Namun tidak seperti Tou Sheng, Lan An cuma diam setelah saya mengirim pesan perpisahan. Tidak ada ucapan selamat tinggal atau kata-kata penyemangat sebagai penutup darinya.

Saya lalu bertanya kepada Guo Guo, admin toko, apakah ini karena waktu saya sudah habis. Guo Guo membenarkannya.

"Aku cuma mau bilang, ngobrol sama gege tadi seru banget, lima bintang! Boleh nggak request partner yang sama buat nanti?' tanyaku.

"Tentu saja!" jawab Guo Guo.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini. 

Source: CNA/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan