Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Lifestyle

Orang tua dan anak sibuk dengan ponsel, bagaimana cara ciptakan kebersamaan keluarga?

Banyak keluarga yang ingin mengurangi waktu di depan layar ponsel agar dapat menciptakan kebersamaan. Berikut cara memulainya. 

Orang tua dan anak sibuk dengan ponsel, bagaimana cara ciptakan kebersamaan keluarga?
Secara global, rata-rata orang menghabiskan waktu 6 jam dan 58 menit di depan layar setiap harinya. (Photo: iStock/AsiaVision)

Sering sekali kita berada dalam situasi ketika kita, pasangan kita, dan anak-anak kita sibuk dengan ponsel masing-masing. Kita bisa saja ada di tempat yang sama, namun pikiran kita masing-masing berada di tempat yang berbeda, tergantung apa yang tersaji di ponsel kita saat itu. Alhasil, kebersamaan dalam keluarga pun perlahan-lahan memudar. 

Untuk mencegah hal ini terjadi terus-menerus, banyak keluarga yang ingin mengurangi waktu di depan layar ponsel agar dapat menciptakan kebersamaan.

Namun, mungkin sulit untuk mengetahui dari mana kita harus memulainya dan bagaimana membuat rencana yang sesuai dengan keluarga kita.

Pertama, lihatlah waktu penggunaan layar kita sendiri. Sebelum menyuruh anak-anak untuk "berhenti bermain hp", penting bagi para orang tua untuk memahami seberapa banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar ponsel. 

Secara global, rata-rata orang menghabiskan waktu 6 jam 58 menit di depan layar ponsel setiap harinya. Angka ini meningkat 13 persen, atau 49 menit, sejak 2013.

Orang tua yang menghabiskan banyak waktu di depan layar ponsel cenderung menyadari bahwa kebiasaan ini pun menurun ke anak-anak mereka. 
 

Terlalu banyak menghabiskan waktu bermain ponsel juga dapat memengaruhi keterampilan sosial anak. (Photo: Unsplash/Tim Gouw)

TERPAKU PADA LAYAR PONSEL

Teknologi telah memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan anak-anak. Di satu sisi, teknologi menyediakan akses ke sumber daya pendidikan, dapat mengembangkan kreativitas, memfasilitasi komunikasi dengan teman sebaya dan anggota keluarga, dan memungkinkan siswa untuk mencari informasi baru.

Di sisi lain, penggunaan ponsel yang berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi malas bergerak, perkembangannya tertunda, dan mengalami gangguan tidur di malam hari serta sering mengantuk di siang hari. 

Selain itu, terlalu banyak menghabiskan waktu bermain ponsel juga dapat memengaruhi keterampilan sosial anak, karena tidak terbiasa berinteraksi sosial secara tatap muka. 

Padahal, interaksi sosial secara langsung memberikan kesempatan bagi anak untuk  belajar berkomunikasi secara verbal dan non-verbal, mengembangkan empati, belajar kesabaran, dan cara bergiliran.

Banyak keluarga juga khawatir bagaimana menjaga hubungan yang positif dengan anak-anak, jika banyak waktu terbuang dengan terpaku pada layar.

Pasalnya, ketika semua anggota keluarga menggunakan ponsel secara bersamaan, maka interaksi tatap muka dan komunikasi akan berkurang, mengakibatkan pergeseran dinamika keluarga.

Meningkatnya penggunaan teknologi seperti earphone saja, sudah mengurangi kesempatan bagi keluarga untuk bercakap-cakap. 

Meningkatnya penggunaan teknologi seperti earphone saja, sudah mengurangi kesempatan bagi keluarga untuk bercakap-cakap. (Photo: iStock/AsiaVision)

BATASI PENGGUNAAN PONSEL

Jika kita khawatir dengan sejumlah hal tersebut di atas, itu adalah pertanda yang baik, karena itu mulai sadar bahwa interaksi langsung antar keluarga sangatlah penting. Hanya melalui interaksi maka kebersamaan dalam keluarga dapat tercipta.  

Mulailah dengan mengajak pasangan dan anak-anak kita untuk duduk bersama dan dengan santai mendiskusikan batasan-batasan yang dianggap pantas dalam penggunaan TV, ponsel, dan game - dan kapan saja waktu yang tepat untuk menggunakannya.

Jangan lupa, tetapkan aturan khusus dalam keluarga. Misalnya, tidak ada yang boleh bermain hp saat menyantap makan malam bersama. Hal ini akan membuat orang tua dan anak-anak dapat mengobrol santai.  

Jika perlu, terapkan peraturan seperti tidak boleh bermain hp di atas pukul 21.00, atau sekitar satu jam sebelum waktu tidur untuk anak-anak.

Selain itu, carilah kegiatan fisik yang dapat dilakukan bersama-sama, seperti misalnya bermain di taman, berjalan-jalan santai, atau yang lainnya. 

Bagi para orang tua, cobalah menjadi contoh bagi anak-anak, dengan juga membatasi waktu bermain hp. Hal ini bisa dilakukan dengan membatasi scrolling media sosial hingga 15 atau 30 menit sehari, dan menyimpan ponsel di ruangan lain ketika kita tidak menggunakannya.

Ketika kita menerapkan sejumlah aturan tersebut, penting pula untuk melibatkan anak-anak dalam komunikasi dan pengambilan keputusan. Melibatkan anak-anak dalam diskusi semacam ini dapat mengajarkan mereka untuk berpikir kritis dalam mengonsumsi konten online dengan aman dan menjaga privasi. 

Dengan cara ini, anak-anak tidak akan sungkan mendiskusikan pengalaman mereka dalam media sosial. 

Opini ini ditulis oleh Elise Waghorn, seorang dosen di Fakultas Pendidikan, Universitas RMIT. Opini ini pertama kali dipublikasikan di The Conversation.
 

Source: Others/ps(ih)

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan