Mute teman di media sosial untuk hidup yang lebih tenang
Menetapkan batasan secara online akan menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan membantu menjaga kesehatan mental.
Ketika kamu membuka akun media sosial, seberapa sering kamu merasa terganggu dengan unggahan teman? Mungkin ada yang pamer selalu berpergian ke luar negeri, memiliki mobil mewah, karier bagus pasangan yang menyenangkan atau anak-anak yang lucu. Sementara, semua hal tersebut terasa jauh dari hidupmu.Â
Sebagai manusia yang memang makhluk sosial, membanding-bandingkan diri dengan kehidupan teman di sosial media akan selalu tidak dapat terhindarkan. Meskipun kamu paham betul bahwa apa yang terlihat di sana bukanlah gambaran keseluruhan kehidupan yang sebenarnya.Â
Jika kamu merasa terganggu dengan semua itu, jangan terburu-buru untuk memblok atau tidak lagi berteman dengannya. Mungkin kamu hanya mengaktifkan fitur mute/membisukan agar tidak melihat unggahan teman-temanmu di media sosial untuk sementara waktu.Â
Fitur mute dapat diaktifkan dengan cara yang berbeda di masing-masing platform media sosial. Namun, secara umum, kamu bisa masuk ke halaman profil teman yang unggahannya ingin bisukan lalu klik salah satu ungguhan mereka, dan klik "mute", atau "snooze". Semudah itu.
Dengan fitur ini, kamu bisa memastikan bahwa lini masa kamu di platform media sosial tersebut tidak lagi menampilkan unggahan temanmu yang mengganggu. Â
Fitur "mute" berbeda dengan "unfollow" atau "block", karena orang yang kamu mute tidak akan mengetahuinya. Hal ini tentu saja membuat kamu tidak perlu merasa bersalah, tidak enak, atau segan. Fitur mute membuat hubungan kalian, baik pertemanan maupun profesional, tetap berjalan baik tanpa drama.Â
"Membisukan akun yang secara berulang membuat kita kesal merupakan salah satu cara menetapkan batasan digital untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat," kata Bailey Parnell, pendiri dan presiden Center for Digital Wellbeing, dikutip dari The Guardian.Â
Â
Fitur mute, menurut Parnell, memungkinkan kita untuk menghindari konten yang mengganggu tanpa memutuskan hubungan. Â
Fitur ini menjadi sebuah solusi untuk situasi yang membingungkan ketika kita memiliki hubungan dengan seseorang yang penting bagi kita, namun unggahan mereka mengganggu.
"Ini dapat menjaga kesejahteraan mental kita sembari mempertahankan jaringan sosial atau profesional," katanya.
Meskipun banyak manfaatnya dan relatif aman untuk keberlangsungan hubungan yang telah terjalin di media sosial, mengaktifkan tombol mute ternyata tidak mudah dilakukan bagi banyak orang.Â
Pasalnya, kita kerap kali membicarakan unggahan orang lain yang mengganggu tersebut dengan teman dan kerabat terdekat.
"Ada lecutan dopamin yang datang ketika kita merasakan emosi besar," kata Monica Amorosi, psikiater khusus trauma yang berlisensi di Kota New York, Amerika Serikat.Â
Terkait hal tersebut, kita mungkin akan terlihat lebih senang jika tidak mengaktifkan tombol "mute" karena masih ingin merasakan adrenalin dari mengonsumsi konten yang membuat kita merasa terkejut, marah, atau jijik.
“Jika kita memiliki kehidupan yang biasa-biasa saja, jika kita kurang terstimulasi, jika kita bosan atau kecewa, maka mengonsumsi materi ini bisa menjadi bentuk hiburan atau distraksi,” kata Amorosi.
Namun, Amorosi mengingatkan agar jangan menggunakan fitur mute dengan tujuan menghindari perspektif yang berbeda atau berita yang mengganggu tentang peristiwa terkini.Â
Menurut Amrosi, media sosial harusnya dapat menjadi "tempat untuk mengakses informasi, pendidikan yang sehat, positif, terhubung dengan orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama, melihat nuansa dan keragaman di dunia, memeriksa fakta informasi, belajar hobi atau ide baru".
Sehingga, betapa menyenangkannya jika linimasa kita berisi teman-teman yang membuat kita bersemangat, termotivasi dan berpikir positif.Â