Skip to main content
Iklan

Lifestyle

Kantong semar hingga suara azan, sulitnya menciptakan zombie ala Indonesia di film Abadi Nan Jaya

Membawa zombie ke dalam lanskap budaya Indonesia bukanlah hal yang mudah. Di balik layar, para kru dan pemain dituntut berinovasi agar 200 sosok mayat hidup terasa benar-benar nyata.

Kantong semar hingga suara azan, sulitnya menciptakan zombie ala Indonesia di film Abadi Nan Jaya

Potongan adengan dalam film bergenre zombie Indonesia, Abadi Nan Jaya, arahan Kimo Stamboel yang memperlihatkan akting aktor Donny Damara. (Foto: Instagram/@kimostamboel)

24 Oct 2025 12:21PM (Diperbarui: 24 Oct 2025 12:26PM)

Menciptakan dunia zombie yang terasa benar-benar hidup di layar bukan pekerjaan mudah, apalagi dalam konteks Indonesia yang kaya unsur lokal. Film Abadi Nan Jaya menjadi bukti nyata betapa rumit dan melelahkannya proses di balik pembuatan makhluk-makhluk hidup kembali ini.

Sutradara Kimo Stamboel menegaskan bahwa dari awal ia ingin menghadirkan zombie yang benar-benar berakar pada budaya lokal.

"Dari awal kami memang menginginkan film ini harus kental dengan ke-Indonesiaannya. Saya ingin sekali ada hal-hal yang jarang diangkat karena film ini akan tayang di platform global, dan saya mempertimbangkan lokalitas apa yang bisa kami coba untuk perkenalkan ke dunia," ujarnya, dikutip dari Liputan6.

Ia menambahkan, "Misalnya bahwa [virus ini] menginfeksi rakyat, penyebabnya adalah jamu, latarnya di daerah pedesaan, ada perayaan sunatan, musik dangdut, azan, petasan, dan hal-hal kecil yang benar-benar lokal," ujarnya. 

Potongan adengan dalam film bergenre zombie Indonesia, Abadi Nan Jaya, arahan Kimo Stamboel (kiri) yang memperlihatkan akting aktor Donny Damara (kanan). (Foto: Instagram/@kimostamboel)

KANTONG SEMAR

Penata rias efek khusus Astrid Sambudiono mengungkapkan bahwa tampilan luka para zombie dalam film ini dikembangkan dari inspirasi yang sangat khas Nusantara.

"Jadi, zombie di film ini terinspirasi dari tanaman kantong semar. Nah, detail urat-uratnya ini kita ambil referensinya dari kantong semar," kata Astrid, dikutip dari Media Indonesia.

Untuk menciptakan kesan realistis, Astrid dan tim kecilnya yang hanya berjumlah 20 orang harus bekerja keras menghadapi 200 pemain figuran yang berperan sebagai zombie.

Mereka membagi tim zombie menjadi tiga kategori: zombie utama dengan silikon untuk hasil superdetail, zombie pendukung dengan prosthetic transfer, dan zombie tambahan yang cukup menggunakan tattoo transfer.

Setiap pemeran memerlukan waktu rias antara satu hingga empat jam sebelum syuting dimulai.

Astrid menambahkan bahwa penyesuaian detail makeup tergantung pada jarak pengambilan gambar. "Gimana nih caranya produksi berjalan dengan lancar dan efisien, apa yang harus kulakukan?" ujarnya.

Untuk pemeran yang disorot jarak dekat, pengerjaan bisa mencapai tiga jam penuh hanya untuk satu wajah.

RISET 6 BULAN

Koreografer Boby Ari Setiawan ditugasi untuk menciptakan gaya gerak zombie yang tidak hanya menakutkan, tapi juga memiliki ciri khas lokal.

"Untuk menggarap zombie ini saya perlu riset untuk bagaimana karakter zombie yang diinginkan Pak Kimo itu menjadi spesial. Kurang lebih persiapannya dari mention itu sekitar 6 bulan," kata Boby, dikutip dari Kompas.

Menariknya, setiap zombie punya karakter gerakan berbeda. "Saya harus mentransfer ide atau metode itu ke sekitar 200 cast. Di kepala saya berarti ada 200 jenis gerakan yang berbeda. Dan tugas saya adalah memastikan gerakan 200 cast itu konsisten dengan gerakan masing-masing," ujarnya.

Zombie yang tergigit di kaki akan bergerak berbeda dari yang tergigit di tangan, bahkan suara mereka pun dilatih agar sesuai. "Begitu pula ada teknik vokal dan getaran tubuh tertentu yang dipakai, ini semua harus dilatih setiap pemeran dengan sungguh-sungguh," tambahnya.

Potongan adengan dalam film bergenre zombie Indonesia, Abadi Nan Jaya, arahan Kimo Stamboel yang memperlihatkan akting aktris Eva Celia Latjuba (kiri) dan aktor Donny Damara (tengah, duduk). (Foto: Instagram/@kimostamboel)

TANTANGAN FISIK DAN MENTAL PEMAIN

Bagi para pemeran, tampil dalam film bertema wabah mayat hidup ini bukan sekadar tantangan akting, tapi juga ujian fisik dan mental. Eva Celia, pemeran Karin, justru harus berhadapan dengan fobia pribadinya.

"Aku sebenernya agak-agak enggak suka lihat efek lubang-lubang begitu ya. Apa namanya, tripofobia. Soal bagaimana aku mengatasinya? Ya, sudah. Teraksa dijalanin saja, deh. Ha-ha-ha," ujarnya sambil tertawa, dikutip dari Kompas.

Eva bahkan mengaku bahwa jika benar-benar terjadi wabah zombie, ia akan memilih pasrah. "Kayaknya aku bakal paling cepat jadi zombie duluan, deh. Soalnya aku ini slordeh atau clumsy... Mau lari juga percuma capek dan zombienya makin banyak. Aku juga enggak suka lari. Ha-ha-ha," katanya.

Sementara itu, Dimas Anggara yang berperan sebagai Rudi mengaku kapok setelah merasakan langsung beratnya menjadi zombie.

"Awalnya tuh pas baca skripnya gitu, siapa yang direct? Pak Kimo. 'Oh, ambil. Sikat, pasti seru nih jadi zombie,'" katanya, dikutip dari KapanLagi.

Namun semangat itu berubah drastis saat syuting dimulai. "Pas habis, tobat sih. Susah banget. Enggak gampang," ujarnya.

Dimas menambahkan, "Proses make-up yang memakan waktu berjam-jam dan kondisi lokasi yang panas membuatnya benar-benar kelelahan. Itu sih yang bikin ekstra capek. Belum lagi kalau pas di lokasi panas atau lembab," tambahnya.

Potongan adengan dalam film bergenre zombie Indonesia, Abadi Nan Jaya, arahan Kimo Stamboel yang memperlihatkan akting aktris Eva Celia Latjuba. (Foto: Instagram/@kimostamboel)

Tak hanya make-up dan koreografi, tim produksi juga menghadapi tantangan besar di lapangan. Stunt Coordinator Saifuddin Mubdy alias Udeh Nans menjelaskan bahwa adegan berbahaya seperti tabrakan mobil dan pembakaran tubuh dilakukan dengan prosedur ketat.

"Jaraknya itu adalah titik maksimal teman-teman stunt boleh menjatuhkan diri agar apinya padam," kata Udeh.

Sutradara Kimo Stamboel menegaskan bahwa keberanian seluruh kru dan pemain dalam menghadapi risiko adalah kunci utama di balik keistimewaan film ini.

Film Abadi Nan Jaya berlatar di sebuah desa terpencil dekat Yogyakarta, tempat keluarga pengusaha jamu ternama menghadapi kehancuran bisnis dan bencana tak terduga akibat ambisi untuk tetap muda.

Naskah yang idenya sudah muncul sejak 2013 ini ditulis oleh Agasyah Karim dan Khalid Kashogi, dengan Edwin Nazir sebagai produser. 

Film yang memadukan horor, satir, dan humor khas Indonesia ini dibintangi oleh Eva Celia, Mikha Tambayong, Dimas Anggara, Marthino Lio, dan Donny Damara.

Hasil kerja keras itu tampak jelas di layar. Di balik darah dan luka para zombie, tersimpan kerja keras luar biasa dari para kru dan pemain yang berusaha menghadirkan kengerian zombie yang terasa "Indonesia banget".

Film Abadi Nan Jaya tayang di Netflix sejak 23 Oktober 2025. 

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ps

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan