Peringatan bagi kamu yang sering kesepian: ternyata ini dampaknya bagi fungsi otak
Merasa kesepian dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak, serta meningkatkan risiko sejumlah penyakit tertentu.

Kesepian merupakan perasaan yang wajar menghampiri kita dari waktu ke waktu. Misalnya saja ketika kita baru pindah ke lingkungan baru, kehilangan orang tua atau orang-orang yang kita sayangi, atau sesederhana orang tua yang sudah tidak tinggal serumah dengan anak-anaknya. Kesepian, sebagaimana bentuk perasaan lainnya, niscaya dialami manusia.
Meskipun demikian, ternyata ada beberapa orang yang terus-menerus merasa kesepian, dan kondisi tersebut tidak berubah. Pada pakar kesehatan menyebutnya "kesepian kronis yang melekat dengan kepribadian."
"Mereka tampaknya mengalami emosi yang persisten yang kemudian membentuk perilaku mereka," ujar dr. Ellen Lee, profesor psikiatri di University of California, San Diego, Amerika Serikat, dikutip dari The New York Times.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perasaan kesepian yang tertanam akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan, bahkan bisa mengubah otak dan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif.
MANUSIA MAKHLUK SOSIAL

Manusia berevolusi menjadi makhluk sosial mungkin karena, bagi nenek moyang kita, merasa kesepian dan sendirian bisa mengurangi peluang bertahan hidup.
Para ahli kesehatan menilai rasa kesepian mungkin muncul sebagai jenis sinyal stres untuk mendorong kita mencari teman.
Namun, menurut laporan The Conversation, tidak ideal bagi tubuh Anda untuk berada dalam keadaan stres ini untuk jangka waktu yang lama, dan itu dapat membebani kesehatan fisik Anda seiring waktu.
Jika kita merasakan kesepian kronis, otak akan menangkap sinyal yang sama dengan perasaan stres, sebagai perasaan cemas dapat bertransformasi menjadi rasa takut.
"Merasa sedikit saja kesepian bisa memotivasi orang untuk menjalin hubungan sosial," kata Anna Finley, peneliti pascadoktoral di Institute on Aging di University of Wisconsin-Madison.
"Namun, jika kesepian sudah kronis, dampaknya malah berbalik menjadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain," ujarnya.
Di otak, kesepian kronis dikaitkan dengan perubahan struktur otak utamanya di area yang penting untuk kognisi sosial, kesadaran diri, dan pemrosesan emosi.
Selain itu, para pakar kesehatan selama ini mengaitkan kesepian dan penyakit Alzheimer serta sejumlah jenis demensia lainnya. Studi yang diterbitkan akhir tahun lalu menunjukkan bahwa kesepian juga terkait dengan penyakit Parkinson.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa kesepian yang dialami di masa kanak-kanak dapat menyebabkan masalah kesehatan beberapa dekade kemudian.
TIPS MENGATASI KESEPIAN

Salah satu rekomendasi yang paling umum untuk mengatasi kesepian sebenarnya sudah sangat jelas: Cobalah menjalin pertemanan baru.
Bergabunglah dengan kelas seni, tim olahraga, atau menjadi sukarelawan, agar dapat berkumpul dengan orang-orang yang memiliki perhatian, kesukaan dan pemikiran yang serupa.
Menurut dr. Lee, kesepian akan mudah hilang, jika kita memiliki "identitas bersama" dengan beberapa orang lain atau kelompok, sehingga kita selalu merasa terhubung.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.