Skip to main content
Iklan

Lifestyle

Kenapa banyak adegan ngemil permen Kopiko di drama Korea?

Dari Vincenzo sampai Hometown Cha-Cha-Cha, adegan aktor Korea menikmati permen kopi asal Indonesia ini bukan sekadar kebetulan manis.

Kenapa banyak adegan ngemil permen Kopiko di drama Korea?

Adegan memakan permen Kopiko dalam drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha. (Foto: Dok. TvN)

Dalam beberapa tahun terakhir, ada satu hal yang bikin penonton drama Korea sering bertanya-tanya: kenapa banyak adegan di mana para aktornya terlihat ngemil permen Kopiko?

Dari Yumi’s Cells, Hometown Cha-Cha-Cha, Little Women, hingga Vincenzo, permen kopi asal Indonesia ini terus muncul di drama Korea yang hits. 

Sejumlah bintang besar drakor seperti Kim Go-eun, Kim Seon-ho, dan Song Joong-ki, tersorot kamera tengah membuka bungkus permen kopi asal Indonesia itu, seakan seperti iklan terselubung

Yang menarik, saat Vincenzo tayang pada 2021, Kopiko bahkan belum dijual di Korea. Jadi, mengapa permen Kopiko muncul di banyak drama Korea?

Adegan memakan permen Kopiko dalam drama Korea Vincenzo. (Foto: Dok. TvN)

STRATEGI 'EKSPOR TERBALIK'

Menurut laporan Hankook Ilbo, Kopiko merupakan contoh paling mencolok dari strategi yang disebut "iklan ekspor terbalik." Artinya, produk ini tidak berusaha masuk pasar Korea, melainkan menggunakan drama Korea sebagai alat promosi untuk penonton global.

Lewat platform seperti Netflix, penonton dari Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa bisa melihat bintang Korea memakan Kopiko, sebuah eksposur yang jauh lebih kuat dari iklan konvensional.

Tak heran kalau adegan-adegan itu muncul secara berulang. Dalam banyak serial, kamera bahkan menyorot bungkus Kopiko secara close-up, memastikan logo dan bentuk permen tampil jelas.

Ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi pemasaran yang memanfaatkan daya tarik Hallyu untuk mendongkrak citra merek.

TABU IKLAN

Selama bertahun-tahun, platform streaming seperti Netflix dikenal menghindari iklan yang terlalu mencolok dalam kontennya. Tapi, menurut laporan tersebut, era "zona aman penempatan produk (product placement/PPL) sudah berakhir.

Drakor terbaru Netflix, Genie, Make a Wish, misalnya, memperlihatkan bagaimana industri K-drama kini bergerak ke arah yang lebih komersial, ketika jalan cerita dan iklan tak lagi jelas batasannya.

Menurut laporan The Korea Times, kenaikan biaya produksi drama Korea memaksa kreator bergantung pada kerja sama brand untuk menutup biaya.

Akibatnya, penonton sering dihadapkan pada momen yang terasa lebih seperti tayangan promosi ketimbang adegan drama.

Adegan memakan permen Kopiko dalam drama Korea Today's Webtoon. (Foto: Dok. Viu)

Menariknya, dari sepuluh perusahaan yang berpartisipasi dalam PPL di Genie, Make a Wish, separuhnya merupakan merek asing seperti Narwal dari Tiongkok dan Jimmy Choo dari Inggris.

Menurut para pelaku industri, proporsi merek asing dalam PPL drama Korea telah meningkat lima kali lipat dalam lima tahun terakhir, menjadi bukti seberapa luas jangkauan global K-content saat ini.

Kopiko membuktikan bahwa sebuah produk lokal bisa memanfaatkan kekuatan budaya pop Korea untuk menjangkau dunia. Dari permen kecil yang dulu hanya ada di rak-rak minimarket Asia Tenggara, kini Kopiko menjadi simbol dari cara baru perusahaan memanfaatkan drama Korea sebagai panggung global.

Menurut laporan Republika, pada tahun 2022 saja, Kopiko tercatat mensponsori 15 drama Korea, menghabiskan biaya promosi tak kurang dari Rp80 miliar.

Dan kalau kamu perhatikan dengan saksama di K-drama berikutnya, siapa tahu, di balik adegan romantis dan dialog manis itu, akan selalu ada satu bungkus kecil Kopiko yang ikut mencuri perhatian.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ps/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan