Jangan diabaikan! Kenali tanda-tanda anak mengalami bullying di sekolah
Perundungan sering dialami anak dan remaja, tetapi orangtua kerap tidak menyadarinya atau tidak tahu kapan harus bertindak.
Ilustrasi perundungan atauu bullying. (iStock)
Bullying atau perundungan di sekolah atau di media sosial telah menghancurkan hidup banyak orang, terutama anak-anak.
Bulan lalu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat ada 25 anak di Indonesia mengakhiri hidupnya sepanjang tahun 2025, sebagian besar dari mereka adalah korban bullying, termasuk di sekolah.
Badan PBB untuk anak-anak UNICEF dalam studinya tahun 2019 di 30 negara, termasuk di Indonesia, menemukan satu dari lima anak mengalami perundungan di sekolah, satu dari tiga mengalaminya di media sosial.
UNICEF mengatakan bahwa perundungan terhadap anak bisa berdampak jangka panjang. Beberapa riset bahkan menunjukkan orang dewasa yang mengalami bullying di masa kecil berisiko mengalami gangguan depresi, kecemasan, panik, atau bahkan kecenderungan bunuh diri.
Perundungan bisa dicegah dan korbannya bisa diselamatkan. Namun tidak mudah bagi orangtua untuk mengetahui apakah anak-anak mereka menjadi korban bullying karena sebagian besar biasanya menutupinya.
UNICEF menjabarkan ada beberapa tanda seorang anak mengalami perundungan di sekolah yang sebaiknya tidak diabaikan orangtua.
PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku anak atau remaja yang tidak dapat dijelaskan bisa menjadi tanda munculnya tekanan baru dalam hidup mereka, seperti perundungan.
Beberapa anak mungkin menjadi lebih pendiam atau tampak menarik diri. Mereka terlihat tidak percaya diri lagi, lebih gugup atau cemas, atau lebih mudah marah dan sangat tertutup.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda stres di malam sebelum hari sekolah, atau mencoba membolos dengan alasan sakit, orangtua patut curiga terjadi sesuatu.
MENJADI LEBIH AGRESIF
Munculnya perilaku agresif anak, baik secara verbal maupun fisik, bisa menjadi tanda adanya perundungan. Menurut UNICEF, Anak yang pernah mengalami kekerasan fisik atau emosional, baik dari teman maupun orang dewasa, cenderung menunjukkan perilaku seperti itu.
Tanda lainnya bisa berupa anak yang tampak kesal setelah menggunakan gawai, atau mulai berangkat ke sekolah lebih awal dan pulang lebih lambat dari biasanya.
POLA MAKAN BERUBAH, SUSAH TIDUR
Perubahan pola makan atau tidur bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang sedang terjadi. Misalnya, anak tiba-tiba makan jauh lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, sulit tidur, atau sering mimpi buruk.
TANDA-TANDA FISIK
Stres juga dapat muncul dalam bentuk tanda-tanda fisik. Jika anak sering mengeluh sakit perut, sakit kepala, atau mual, hal itu bisa menjadi reaksi terhadap pengalaman negatif seperti perundungan.
Tanda fisik lainnya antara lain anak pulang dengan pakaian yang robek atau barang yang hilang. Cek juga bagian tubuh anak, jika mengalami luka atau memar bisa jadi mengalami perundungan fisik.
APA YANG HARUS DILAKUKAN ORANGTUA?
Jika orangtua mendapati tanda-tanda di atas, UNICEF menyarankan hal yang pertama dilakukan adalah meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak. Berikan kesan bahwa orangtua ada untuk mendengarkan, melindungi serta membantu mereka.
Tanyakan kepada anak-anak apakah mereka mengalami perundungan di sekolah. Jika iya, yakinkan bahwa itu bukanlah kesalahan mereka dan berterima kasih kepada anak karena mau terbuka kepada orangtua.
Jangan sarankan anak untuk melawan balik secara fisik, karena akan membuat situasinya semakin buruk. Catat semua bentuk perundungan dan laporkan kepada pihak sekolah.
Orangtua juga bisa membantu dengan membangun kepercayaan diri anak, misalnya melalui kegiatan yang mereka sukai dan dapat memperluas lingkaran pertemanan. Beri kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan berikan apresiasi positif.
Perlakuan penuh kasih dan keterbukaan untuk mendengar akan membuat anak merasa aman, dihargai, dan tahu bahwa mereka pantas diperlakukan dengan hormat, bukan dirundung.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.