Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Lifestyle

'Pemilah barang duka': Profesi unik perempuan Singapura kelahiran RI menata kenangan mendiang

Dengan metode ala Marie Kondo, Martini Constance Lim membantu kliennya melepas barang milik kerabat yang sudah tiada sembari tetap menghormati kenangan yang ada.

'Pemilah barang duka': Profesi unik perempuan Singapura kelahiran RI menata kenangan mendiang

Martini Constance Lim menerapkan metode KonMari untuk memilah barang-barang milik orang yang telah tiada. (Foto: Martini Constance Lim; iStock/Worawee Meepian)

SINGAPURA: Ketika orang terdekat meninggal dunia, apa yang harus kita lakukan dengan barang-barangnya? 

Cangkir tempat ia biasa minum kopi, piyama yang masih menyimpan aromanya, ponsel dengan casing khasnya, atau buku-buku kesayangannya.

Mungkinkah membuang benda-benda peninggalan jika semua mengingatkan akan pemiliknya yang baru saja tiada? 

Seolah-olah kita menyingkirkan sosoknya jika melakukan hal tersebut, sekaligus segenap kenangan bersamanya.

Di sinilah peran Martini Constance Lim dibutuhkan. Perempuan berusia 43 tahun ini getol soal menjaga kerapian hingga ia memulai usaha sampingan membantu orang lain menata ruang hidup mereka.

Bagian dari usahanya ini melibatkan "grief decluttering" atau "pemilahan barang duka", yakni membantu klien memilah barang-barang milik orang yang sudah meninggal – memutuskan mana yang perlu disimpan, mana yang disingkirkan.

Martini bekerja purnawaktu sebagai eksekutif teknologi informasi. Namun, ia mendirikan Minimize With Joy pada tahun 2020 setelah memperoleh sertifikasi sebagai konsultan KonMari, metode decluttering dari pakar kerapian Jepang terkenal, Marie Kondo.

Metode KonMari didasarkan pada refleksi diri serta pertanyaan apakah suatu barang "memantik kebahagiaan" (sparks joy).

Warga Singapura kelahiran Indonesia ini telah membantu puluhan klien membereskan lemari pakaian, mengemas barang-barang sebelum pindah rumah, merapikan kamar tidur dan dapur, serta menata ruang pribadi.
 

Lantas pada tahun 2021, ia menerima permintaan yang tidak biasa: memilah barang-barang milik mendiang saudara laki-laki seorang klien. Hal itu menjadi pengalaman baru bagi Martini.

"Ketika saudaranya meninggal, dia bingung harus mulai dari mana atau bagaimana mengurus barang-barangnya," tuturnya. 

"Jadi dia minta bantuan saya untuk membimbingnya."

Menurut Martini, prinsip-prinsip KonMari berupa refleksi diri, perenungan, dan melepas hal-hal yang tidak memantik kebahagiaan tetap berlaku, sehingga ia pun bersedia untuk membantu kliennya yang sedang berduka.

BAGIAN DARI PEMULIHAN

Dalam proses penataan barang pada umumnya, pertanyaannya sederhana: Simpan atau relakan? 

Jika direlakan, apakah akan disumbangkan, dijual, atau dibuang? 

Jika disimpan, bagaimana dan di mana menyimpannya agar tertata apik? Panduan dasar ini memudahkan kita dalam memilah barang.

Pertanyaan kunci dalam proses decluttering: Simpan atau relakan? (Foto: iStock/@martin-dm)

Namun, pemilahan atau pembersihan barang dalam kondisi tengah berduka tidak sesederhana itu. 

Ada proses merapikan dan merelakan barang-barang milik orang tercinta yang telah tiada.

"Ketika terpaksa menata barang karena kondisinya berduka, banyak emosi yang terlibat, dan tiap benda menyimpan banyak kenangan, yang baik maupun yang buruk," kata Martini. 

"Berbeda dengan beres-beres sehari-hari yang tujuannya cuma supaya barang-barang kita jadi rapi."

"Dalam proses ini, ada juga unsur harus merelakan. Kita bisa saja bilang ke diri sendiri, 'Aku perlu membuang buku ini,' tapi kemudian tidak jadi karena berpikir, 'Tapi ini buku favoritnya, tidak mungkin kubuang.'"

Inilah mengapa grief decluttering bukan sekadar proses teknis seperti melipat dan menyusun. 

Martini harus berperan sebagai teman, membantu klien menghadapi kesedihan hingga ketakutan, serta mengajukan berbagai pertanyaan untuk memutuskan apakah suatu barang perlu disimpan atau diikhlaskan.

Grief decluttering merupakan proses pemulihan yang melibatkan emosi positif dan negatif. (Foto: iStock/DragonImages)

"Grief decluttering itu bagian dari pemulihan," ujar Martini. "Memang tidak mudah, tetapi penting agar dapat melangkah lagi."

Bagi sebagian orang, proses pemulihan ini lebih lama. 

Martini bercerita tentang seorang klien yang menunggu dua tahun setelah ayahnya meninggal dunia sebelum meminta bantuannya.

"Dia sadar dia butuh bantuan menangani rumah dan barang-barang mendiang ayahnya," kata Martini. 

"Sebelumnya, dia masih larut dalam duka dan tidak yakin bagaimana caranya melangkah kembali, terutama karena harus mengurusi peninggalan ayahnya."

Kali pertama Martini memasuki rumah mendiang, seolah-olah tidak ada yang meninggal. 

"Namun, waktu aku pungut satu kantong plastik kosong yang tergeletak, kantong itu hancur. Di situlah aku sadar betapa lamanya waktu sudah berlalu," katanya.

"Ketika kita menyimpan terlalu banyak barang peninggalan orang yang sudah tiada, kita akan merasakan beban fisik maupun emosional tiap kali melihat barang-barang itu."

"Ada cara lain untuk menghormati kenangan orang tercinta; kita tidak harus terus menyimpan barang-barang mereka. Kita bisa belajar untuk merelakannya."
 

Grief decluttering itu bagian dari pemulihan. Memang tidak mudah, tetapi penting agar dapat melangkah lagi.

Mengenai durasi proses pemilahan barang secara umum, Martini menjelaskan bahwa waktunya bervariasi.

Rata-rata, tiap sesi berlangsung sekitar lima hingga enam jam, dan bisa mencapai empat hingga lima sesi, tergantung jumlah barang yang perlu disortir. 

Sebagian sesi bisa sesingkat tiga jam, ada pula yang sampai 12 jam. Lim mematok tarif S$80 (sekitar Rp950 ribu) per jam.

Namun, grief decluttering sering kali butuh waktu lebih lama. 

Proses ini pun tidak hanya terbatas pada kematian, tetapi bisa juga dilakukan untuk menghadapi perubahan besar dalam hidup, seperti perceraian atau penerimaan diri terhadap disabilitas berat.

"Tiap barang yang disortir mengandung kenangan tersendiri, dan ketika ada yang dibuang, seakan-akan kenangan itu ikut dibuang," ujarnya.

"Makanya, biasanya makan waktu lebih lama, dan bisa jadi perlu lebih banyak sesi, terutama kalau klien butuh waktu menyendiri saat kami melakukan pembersihan."

5 TIPS GRIEF DECLUTTERING

1. Lakukan perlahan: Memilah barang dalam kondisi berduka bukanlah hal mudah atau sederhana. Jangan terburu-buru, luangkan waktu yang cukup untuk menyortir. Proses ini butuh kelembutan, maka bersabarlah dan tenangkan diri.

2. Barang bukanlah dirinya: Suatu benda mungkin sangat penting bagi seseorang, tetapi menyingkirkannya ketika ia telah tiada bukanlah sebentuk pengkhianatan. Jika barang itu tak lagi berguna dan tak lagi memantik kebahagiaan, jangan merasa bersalah untuk merelakannya. Masih ada cara lain untuk menghormati kenangan orang yang kita cintai.

3. Tanyakan kepada diri sendiri: Apakah barang ini masih bisa digunakan, disumbangkan, atau dialihfungsikan? Apa yang aku ingat ketika melihat benda ini? Siapa yang bisa menyimpannya jika aku tidak ingin membuangnya?

4. Minta bantuan jika diperlukan: Jika sulit melakukan semuanya sendirian, pertimbangkan untuk menyewa bantuan atau meminta dukungan keluarga maupun teman. Mereka bisa membantu mendampingi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit ketika kita kesulitan memilah barang-barang tertentu.

5. Siapkan kotak khusus: Kita tidak perlu menyingkirkan semuanya. Pilih barang-barang bermakna yang membangkitkan kenangan indah tentang orang tercinta, dan simpan dengan rapi dalam memory box. Dengan cara ini, kita bisa mengenang momen-momen berharga itu kapan saja.

Collapse

SIMPAN YANG HADIRKAN KEBAHAGIAAN

Martini memahami bahwa kehilangan orang tercinta membuat seseorang enggan melepaskan semua peninggalan. 

Ia pun merekomendasikan penggunaan memory box atau kotak kenangan untuk menyimpan barang-barang penuh memori positif.

"Dalam memory box, kita bisa simpan peninggalan tertentu yang membangkitkan kenangan indah," ujarnya. 

"Karena berada di dalam kotak, barang-barang itu tidak selalu terlihat, jadi tidak terus-terusan mengingatkan kita bahwa pemiliknya sudah tiada. Ini satu cara untuk menghormati kenangan mereka."

Lim merekomendasikan penggunaan memory box berisikan barang-barang peninggalan orang tercinta sebagai bentuk penghormatan. (Foto: iStock/Prathan Chorruangsak)

Salah satu kliennya menyimpan perangkat elektronik lama milik mendiang ayahnya dalam kotak kenangan. 

Meskipun ponsel lawas merek Panasonic dan Nokia itu tidak lagi bisa digunakan, klien tersebut ingat bagaimana ayahnya dulu selalu mengutak-atik keduanya dan kagum dengan kecanggihan ponsel-ponsel tersebut.

Menurut Lim, jika suatu peninggalan membangkitkan kenangan dan memantik kebahagiaan, maka benda itu layak disimpan.

Saat membantu klien selama grief decluttering, Martini pun merenungkan apa yang akan terjadi pada barang-barangnya jika ia kelak tiada. 

Muncul pertanyaan-pertanyaan seperti: 'Apakah orang lain akan merawat barang-barangnya seperti aku merawatnya?' atau 'Apakah orang lain akan memperlakukan barang-barang ini dengan rasa hormat?'
 

Tiap barang yang disortir mengandung kenangan tersendiri, dan ketika ada yang dibuang, seakan-akan kenangan itu ikut dibuang.

Renungan ini membuatnya mendalami konsep Swedish death cleaning yang memiliki nilai-nilai serupa dengan metode KonMari.

Metode ala Swedia ini mengajarkan bahwa karena suatu hari nanti kita akan meninggal dunia, ada baiknya kita menjaga barang-barang tetap rapi dan sederhana. 

Dengan menyederhanakan hidup dan harta benda, kita akan memudahkan keluarga mengelola warisan ketika kelak tutup usia.

Martini mengadakan lokakarya tentang grief decluttering dan Swedish death cleaning pada 10 November lalu sebagai bagian dari My Community Festival – inisiatif nirlaba yang berbagi kisah melalui lokakarya, tur, dan pameran imersif.

"Ketika berduka, cara kita berbeda-beda. Aku ingin membantu orang lain dalam proses berduka dengan merapikan barang-barang mereka," ujar Martini. 

"Ketika barang-barang kita rapi, kita merasa lebih ringan, memudahkan kita menjalani hidup sepenuhnya, serta suatu saat nanti berpulang dengan damai ketika waktunya tiba."

📢 Kuis CNA Memahami Asia sudah memasuki putaran pertama, eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!

Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀

🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V


 

Source: CNA/ps

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan