Gen Z paling rentan depresi: Begini cara mudah atasi stres di kantor
Dear Gen Z, yuk rehat sejenak demi menjaga kesehatan mentalmu. Ikuti tips sederhana ini untuk memperbaiki suasana hati dan meringankan beban mental di tempat kerja.

Ilustrasi Gen Z di tempat kerja. (Foto: iStock/Keeproll)
Tanggal 10 Oktober kemarin diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bagi kita menjaga kesehatan mental. Hal ini menarik perhatian publik khususnya para pekerja muda dari Generasi Z, karena berdasarkan riset, mereka paling rentan depresi, khususnya di tempat kerja.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti bahwa lingkungan kerja yang aman dan mendukung dapat melindungi kesehatan mental karyawan, sementara kondisi kerja yang buruk justru memperburuknya.
Generasi Z, atau mereka yang berusia 15-24 tahun, sering dianggap lebih rentan terhadap tekanan kerja dan depresi dibandingkan generasi sebelumnya.
Menurut survei terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi depresi di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 1,4%, dengan angka tertinggi berasal dari kelompok usia Gen Z, yakni sebesar 2%.
Hal ini memicu perdebatan tentang apakah benar Gen Z lebih rentan terhadap depresi, atau apakah mereka hanya kurang mampu menghadapi tekanan yang ada?
RENTAN DEPRESI MESKI JAM KERJA SINGKAT

"Generasi Z sering kali mudah putus asa ketika menghadapi tekanan di kantor," menurut hasil survei Kemenkes tersebut.
Padahal, jam kerja di Indonesia terhitung lebih singkat dibandingkan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara, yakni sekitar 40 jam per minggu berdasarkan data International Labour Organization (ILO).
Data dari ILO itu menunjukkan bahwa di ASEAN, Brunei menjadi negara dengan jam kerja paling panjang, yakni 46 jam per minggu, disusul Myanmar sebesar 44,7 jam per minggu.
Di Singapura, rata-rata jam kerja adalah 42,6 jam per minggu, menurut data ILO yang di laporan CNBC Indonesia.
CUTI MENTAL HEALTH

Ketika stres di tempat kerja meningkat, para pakar merekomendasikan untuk mengambil cuti satu hari per bulan, atau yang biasa disebut mental health day.
Pada hari cuti itu, kamu disarankan untuk sepenuhnya memfokuskan diri pada kesehatan mentalmu.
"Kamu tidak perlu merasa bersalah karena mengambil cuti untuk kesehatan mentalmu, terutama di masa-masa penuh tekanan," kata Michele Nealon, psikolog klinis sekaligus ketua The Chicago School of Professional Psychology, dikutip dari CNBC.
Berdasarkan data, lebih dari 47 juta orang di seluruh dunia memutuskan berhenti dari pekerjaannya pada tahun lalu karena mengalami kelelahan fisik dan mental.
Jadi, jangan ragu untuk mengambil cuti dan memprioritaskan kesehatan mentalmu.
ATASI STRES DI KANTOR
Meskipun rasanya bersantai-santai dan tidak melakukan apa pun saat cuti akan sangat menyenangkan, namun para pakar tidak menyarankan hal itu ketika kamu menjalani cuti kesehatan mental.
Berikut empat tips sederhana yang bisa kamu lakukan untuk mengurasi tekanan di tempat kerja.
1. Gerakkan tubuhmu
Melakukan aktivitas fisik sederhana seperti berjalan-jalan di sekitar rumah atau berolahraga selama beberapa menit dapat membantu mengurangi stres.
Penelitian di jurnal Elsevier menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik selama pandemi meningkatkan tingkat kecemasan dan depresi.
2. Konsumsi makanan sehat dan tetap terhidrasi
Di tengah kesibukan kerja, asupan makanan bergizi sering terabaikan. Padahal, pola makan yang sehat sangat memengaruhi suasana hati.
"Tidak menjaga pola makan bisa berdampak negatif pada mood," ungkap Nealon, merujuk pada penelitian yang diterbitkan oleh BMJ pada tahun 2020.

3. Istirahat yang cukup
Tidur yang berkualitas adalah kunci menjaga kesehatan mental. "Jika kamu merasa kurang tidur selama minggu kerja, gunakan waktu hari kesehatan mentalmu untuk tidur lebih lama," saran Nealon.
Sementara, dr. Kristin Francis dari Huntsman Mental Health Institute juga menekankan pentingnya tidur cukup untuk memulihkan otak dari kelelahan.
4. Jalani hobi
Merasa produktif dengan melakukan hal yang kamu sukai ternyata dapat membantu mengurangi stres.
"Stres dan produktivitas berada di kurva yang seimbang: terlalu banyak stres mengurangi produktivitas, sementara terlalu sedikit stres membuatmu malas," jelas Francis.
Untuk itu, ia menyarankan agar kamu tetap produktif dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai di luar pekerjaan.
Dengan mengambil langkah-langkah sederhana ini, kamu bisa menjaga kesehatan mentalmu sekaligus tetap produktif di tempat kerja.
"Kesehatan mental adalah investasi terbaik untuk masa depanmu," tutup Nealon.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.