Gemar nonton film kriminal sadis? Hati-hati jangan sampai berlebihan
Psikolog mengatakan menonton film kriminal memang bisa meredakan stres, tapi ada dampak buruknya jika berlebihan.

Ilustrasi pembunuhan (iStock)
Menonton film atau dokumenter mengenai pembunuhan sadis ternyata bisa meredakan stres. Namun, akan jadi berbahaya bagi kejiwaan jika kita berlebihan dalam menontonnya.
Hal ini disampaikan oleh beberapa psikolog kepada CNA, salah satunya Sam Robert, pendiri dan direktur eksekutif Olive Branch Psychology di Singapura. Dia mengatakan, beberapa kliennya ada yang menggunakan tontonan kriminal di TV jadi alat pereda stres.
"Saya tidak punya angka pastinya berapa klien yang menonton film kriminal, tapi saya tau beberapa dari mereka yang memiliki stres dalam kesehariannya menjadikan tontonan horor atau film kriminal untuk meredakan stres," kata Roberts.
Film kriminal yang ditonton bisa jadi adalah fiksi atau pun dokumenter dari kisah nyata. Menurut Roberts, film dari kisah nyata lebih banyak menarik kliennya karena mereka bisa seperti merasakan langsung peristiwa itu.
BBC Science Focus menuliskan bahwa sebuah studi tahun 2010 oleh University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat, menemukan perempuan cenderung lebih tertarik pada kisah-kisah kriminal daripada pria.
"Dianalisa dari sisi psikologinya, perempuan mungkin lebih tertarik pada genre ini karena rasa empati dan ketertarikan mereka yang lebih tajam," kata Dr Annabelle Chow, psikolog klinis utama di klinik Annabelle Psychology, Singapura.
Selain itu, kata Chow, perempuan lebih memiliki tingkat sensitivitas empati dan emosi yang lebih besar ketimbang pria. Menonton kisah kriminal juga memicu respons perasaan mereka terhadap penderitaan dan rasa keadilan.
John Shepherd Lim, kepala petugas kesejahteraan di Pusat Konseling Singapura, mengatakan perempuan gemar menonton kisah kriminal karena bisa membuat mereka meningkatkan kewaspadaan.
"Menonton film ini meningkatkan kendali diri dan rasa percaya diri dalam mengatasi situasi berbahaya andai mereka mengalaminya sendiri," kata Lim.

APA DAMPAK BURUKNYA?
Para psikolog mengatakan menonton film kriminal meski boleh-boleh saja tapi jangan sampai berlebihan atau berlarut-larut dalam pikiran.
Chow mencontohkan sebuah kasus di mana perempuan 23 tahun di Korea Selatan melakukan pembunuhan karena rasa penasaran saja. Pelaku diketahui sangat terobsesi dengan film-film dan novel kriminal.
"Dia juga dilaporkan memiliki skor tinggi dalam uji psikologi. Namun tidak ada bukti yang mengaitkan antara penyakit kejiwaan dengan obsesi menonton film kriminal," kata Chow.
Roberts mengaku pernah menangani klien perempuan berusia 28 tahun - sebut saja Diana - yang keranjingan menonton film kriminal dan horor sebagai pereda stres. Awalnya, kata Roberts, film-film itu menjadi sarana edukasi bagi dirinya, tapi lama kelamaan malah menimbulkan kecemasan.
"Diana mulai merasa cemas, selalu dua kali mengecek kunci pintu rumah, dan jadi ketakutan pada orang asing".
Roberts mengatakan, keseringan nonton film kriminal membuat Diana merasa waspada berlebihan dan jadi tidak bisa beristirahat dengan tenang.
"Melalui terapi, dia akhirnya bisa mengelola kecemasannya dengan lebih baik. Meski dia masih menonton film kriminal sesekali, tapi dia membatasinya untuk menghindari ketakutan berlebihan," kata Roberts.
Singkatnya, menonton film kriminal akan menjadi berbahaya jika sudah mengganggu kehidupan sehari-hari. Chow memberikan beberapa gejalanya yang patut diwaspadai.
- Penurunan fungsi tubuh: Ketika mulai mengalami kesulitan dalam menjalani pekerjaan, hubungan sosial atau merawat diri sendiri.
- Kesulitan memisahkan fiksi dari kenyataan: Beberapa orang mungkin kesulitan membedakan antara dramatisasi cerita kriminal dari kehidupan nyata, sehingga memicu ketakutan atau keyakinan yang tidak rasional.
- Ketertarikan dengan kejahatan: Rasa ingin tahu yang berlebihan, mengarah pada pikiran atau keinginan untuk meniru perilaku kriminal.
- Mendorong tindak kekerasan: Mengembangkan pandangan yang tidak peka atau merasa bersimpati kepada perilaku kriminal.
- Paranoia yang berlebihan: Ketakutan atau kecemasan yang terus-menerus tentang keselamatan pribadi atau ketidakpercayaan terhadap orang lain karena terlalu banyak menonton film kriminal.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id melalui tautan ini.