Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Lifestyle

Viral penonton Malaysia klaim diperas oknum polisi saat DWP 2024

Tuduhan ini memicu tagar seperti #BOIKOTTDWP, #DWPSUCKS, dan #CORRUPTION yang digaungkan di media sosial.

Viral penonton Malaysia klaim diperas oknum polisi saat DWP 2024

Suasana kemeriahan festival musik elektronik tahunan terbesar di Asia Tenggara, Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024. (Foto: Instagram/@djakartawarehouseproject)

19 Dec 2024 01:21PM (Diperbarui: 19 Dec 2024 01:35PM)

Sejumlah warga Malaysia yang menghadiri Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 mengaku diperas dan ditangkap sewenang-wenang oleh oknum polisi Indonesia

Tuduhan ini mencuat melalui berbagai unggahan di media sosial, memicu seruan boikot terhadap DWP tahun depan.

Disebut sebagai festival musik elektronik tahunan terbesar di Asia Tenggara, DWP telah sukses digelar selama tiga hari pada 13-15 Desember di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. 

Acara yang diselenggarakan oleh Ismaya Live ini menghadirkan nama-nama besar seperti Steve Aoki, Timmy Trumpet, Armin Van Buuren, Morten, Zedd, dan Anyma, serta menarik perhatian ribuan penggemar musik dari berbagai negara.

Namun, di tengah euforia perhelatan, DWP 2024 diterpa isu pemerasan dan penangkapan sewenang-wenang oleh oknum polisi. 

RUMOR PEMERASAN VIRAL

Salah satu unggahan yang ramai diperbincangkan berasal dari akun X @Twt_Rave, yang mengklaim bahwa lebih dari 400 warga Malaysia ditangkap dan diperas oleh polisi Indonesia selama DWP berlangsung. 

Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa jumlah uang yang diperas mencapai RM 9 juta atau setara dengan Rp 32 miliar, menurut laporan Kumparan. 

Bahkan, ada klaim bahwa beberapa korban tetap dipaksa membayar meski hasil tes urine mereka negatif.

Pengalaman serupa dibagikan oleh pemilik akun Instagram @ez.rawr, yang mengaku merasa tidak aman setelah melihat polisi berpakaian preman mengawasi dirinya dan temannya yang sedang mabuk. 

"Tidak akan pernah kembali ke DWP," tulisnya dalam salah satu komentar.

Unggahan-unggahan ini memicu tagar seperti #BOIKOTTDWP, #DWPSUCKS, dan #CORRUPTION yang digaungkan di media sosial

Seruan ini juga mendapat dukungan dari penonton asal Singapura dan Thailand yang mengaku mengalami pengalaman serupa, menurut laporan Kompas. 

TANGGAPAN ISMAYA

Menanggapi isu tersebut, pihak penyelenggara DWP, Ismaya Live, merilis pernyataan resmi melalui akun Instagram @djakartawarehouseproject. 

Mereka menyatakan telah mendengar keluhan para penonton dan sangat menyesalkan insiden yang terjadi.

"Meskipun beberapa aspek dari situasi ini berada di luar kendali langsung kami, kami sepenuhnya memahami dampaknya terhadap Anda," tulis pihak penyelenggara.

Ismaya Live menegaskan komitmen mereka untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dan lembaga pemerintah guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

Mereka juga berjanji akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

"Keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman Anda akan selalu menjadi prioritas utama kami," lanjut pernyataan tersebut.

Penyelenggara juga mengimbau penonton yang memiliki informasi tambahan untuk melaporkannya melalui Hotline Divisi Humas Polri di nomor (021) 72120599.

Kasus dugaan pemerasan ini tak hanya menjadi perhatian publik di Indonesia, tetapi juga di Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya. 

Dengan jumlah penonton internasional yang signifikan, reputasi DWP sebagai festival musik elektronik bergengsi di Asia Tenggara kini tengah dipertaruhkan. 

Langkah nyata dari pihak berwenang dan penyelenggara sangat dinanti untuk memulihkan kepercayaan penonton serta memastikan keselamatan dan kenyamanan di acara mendatang.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA IndonesiaMenangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Others/ps

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan