Gagal raih mahkota, finalis Miss Universe Korea umur 80 tahun sabet penghargaan busana terbaik
Han Ariel, seorang siswi sekolah mode berusia 22 tahun, dinobatkan sebagai Miss Universe Korea 2024.
Seorang model busana Korea Selatan berusia 80 tahun gagal dalam upayanya untuk menjadi kontestan Miss Universe tertua setelah berkompetisi di kontes kecantikan nasional negara itu melawan para pesaing yang usianya cukup pantas untuk menjadi cucu-cucunya.
Mengenakan gaun putih bermanik-manik, Choi Soon-hwa yang berambut perak melangkah di atas panggung dan tampil dalam kontes menyanyi di kontes kecantikan Miss Universe Korea yang diadakan pada hari Senin (30/9) di sebuah hotel di ibu kota Korea Selatan, Seoul.
Wanita kelahiran 11 Oktober 1943 ini gagal meraih mahkota tetapi berhasil membawa pulang penghargaan "busana terbaik".
Han Ariel, seorang siswi sekolah mode berusia 22 tahun, memenangkan kontes tersebut dan akan berangkat ke Mexico City untuk mengikuti kontes kecantikan Miss Universe ke-73 pada bulan November.
Choi, mantan perawat di rumah sakit yang memulai karier modelingnya di usia 70-an, diumumkan sebagai finalis Miss Universe Korea awal bulan ini bersama dengan 31 kontestan lainnya.
“Walaupun sudah usia sebegini, saya memberanikan diri untuk meraih kesempatan dan menghadapi tantangan ini," kata Choi kepada The Associated Press beberapa jam sebelum kontes kecantikan Senin itu.
“Saya ingin orang-orang melihat saya dan menyadari bahwa kamu dapat hidup lebih sehat dan menemukan kegembiraan dalam hidup ketika kamu menemukan hal-hal yang ingin kamu lakukan dan menantang diri sendiri untuk mencapai impian itu.”
Choi tidak mungkin bisa ikut serta dalam kontes kecantikan ini setahun yang lalu karena Miss Universe membatasi partisipasinya hanya untuk wanita berusia antara 18 dan 28 tahun. Batasan usia, yang telah lama menuai kritik, dicabut tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk membuat kompetisi lebih modern dan beragam.
Penyelenggara kontes kecantikan Korea juga menghapus kompetisi pakaian renang dan persyaratan kelayakan terkait tingkat pendidikan, tinggi badan, dan kemampuan bahasa asing untuk membuka kontes bagi lebih banyak wanita.