OpenAI luncurkan 'deep research', fitur ChatGPT khusus tugas penelitian
Alat kecerdasan buatan ini menjanjikan kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan berjam-jam dalam hitungan puluhan menit.

Logo ChatGPT, keyboard, dan tangan robot terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada 27 Januari 2025. (Foto arsip: REUTERS/Dado Ruvic)
Raksasa kecerdasan buatan (AI) generatif OpenAI meluncurkan alat baru ChatGPT pada hari Minggu (2/2) bernama “deep research”, yang diklaim mampu melakukan riset multi-tahap di internet untuk menangani tugas-tugas kompleks.
Deep research didukung oleh versi model OpenAI o3 mendatang yang dioptimalkan untuk penelusuran web dan analisis data.
Pengguna cukup memberikan prompt, lalu ChatGPT akan mencari, menganalisis, serta mensintesis berbagai sumber online seperti dalam bentuk teks, gambar, dan PDF untuk menghasilkan laporan komprehensif setingkat analis riset, kata OpenAI.
“Alat ini dapat menyelesaikan dalam hitungan puluhan menit apa yang biasanya memakan waktu berjam-jam bagi manusia,” ujar OpenAI.
OpenAI menambahkan bahwa deep research masih berada pada tahap awal dan memiliki keterbatasan.
“Kemungkinan alat ini masih kesulitan membedakan informasi otoritatif dari rumor, serta menunjukkan kelemahan dalam kalibrasi kepercayaan, sering kali gagal menyampaikan ketidakpastian secara akurat,” jelas perusahaan tersebut.
Deep research tersedia mulai hari Minggu di versi web ChatGPT, dan akan diluncurkan di aplikasi seluler serta desktop pada bulan Februari, kata OpenAI.
Deep research merupakan agen AI kedua yang diluncurkan OpenAI tahun ini setelah pada Januari lalu memperkenalkan sebuah alat bernama Operator, yang dapat menjalankan berbagai tugas seperti membuat daftar tugas maupun membantu perencanaan liburan.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.