Tren ubah foto jadi action figure: Cara bikin versi mainan dirimu sendiri dari foto lewat AI
Tren yang disebut "Action Figure Box Trend" ini mengubah foto pribadi menjadi menyerupai mainan action figure, lengkap dengan boks layaknya koleksi eksklusif.

Foto hasil rekayasa kecerdasan buatan oleh ChatGPT berdasarkan prompt yang ditulis oleh Syarif. (Foto: Dok. pribadi Syarif)
JAKARTA: Media sosial saat ini tengah diramaikan oleh tren unik dan kreatif: mengubah foto pribadi menjadi figur digital yang menyerupai mainan action figure, lengkap dengan boks layaknya koleksi eksklusif.
Tren yang disebut "Action Figure Box Trend" ini menyebar luas hanya dalam hitungan hari setelah fitur image generation dari ChatGPT diluncurkan pada 25 Maret 2025.
Tak butuh waktu lama, ribuan pengguna TikTok, Instagram, dan X membanjiri lini masa dengan hasil editan mereka. Mulai dari selebritas hingga politisi seperti Gubernur Pará, Helder Barbalho, dan artis Otaviano Costa turut meramaikan tren ini.
FOTO BIASA JADI ACTION FIGURE
Melalui ChatGPT versi 4.0 (dikenal juga sebagai "omni"), pengguna bisa mengunggah foto diri, lalu memberi perintah (prompt) untuk mengubahnya menjadi ilustrasi action figure 3D digital.
Hasilnya bisa dibuat sesuai karakter dan latar yang diinginkan — entah itu bergaya retro, futuristik, atau bahkan seolah sedang berdiri di rak toko mainan.
Cara kerjanya pun tergolong sederhana. Berikut langkah-langkahnya:
- Masuk ke ChatGPT
Akses situs https://chatgpt.com dan login menggunakan akun Gmail atau akun ChatGPT yang sudah dimiliki. Bagi pengguna HP, unduh dulu aplikasinya.
- Unggah foto
Klik ikon "+" di kolom chat untuk mengunggah foto. Disarankan gunakan foto dengan pencahayaan baik dan latar belakang polos agar hasil visual lebih maksimal.
- Ketik prompt
Setelah foto terunggah, ketikkan prompt yang mendeskripsikan bentuk dan gaya action figure yang kamu inginkan.
- Kirim prompt dan unggahan foto
Tekan ikon kirim dan tunggu hasil generasi gambar dari ChatGPT. Proses ini umumnya memakan waktu 2-5 menit, namun bisa lebih lama (hingga 10 menit) saat server sedang sibuk.
PROMPT HARUS DETAIL
Kualitas hasil sangat ditentukan oleh seberapa rinci prompt yang dibuat. Semakin detail prompt-nya, semakin realistis dan keren hasil akhirnya.
Setiap elemen seperti ekspresi wajah, pakaian, latar, warna dominan, bahkan tulisan di kotak akan memengaruhi visual akhir.
Berikut prompt dalam Bahasa Inggris yang yang ia ketikkan ke ChatGPT: "Create a toy of the person in the photo, let it be an action figure, next to the figure, there should be a toy equipment like a shoes, etc. on the top of the box, write ‘ackkkbar’ and visualize this in a realistic way." (Buat mainan semacam action figure dari orang yang ada di dalam foto, di samping gambar, harus ada peralatan mainan seperti sepatu, dll. Di bagian atas kotak, tulis 'ackkkbar' dan visualisasikan dengan cara yang realistis.)
Meskipun bunyi perintah yang ia ketikkan terdengar sudah detail, namun Akbar mengaku hasil foto yang didapat belum sesuai ekspektasi.
"Karena ada jenggotnya, aku minta dihilangkan," ujar Akbar sembari tertawa.

Ia mengakui belum membagikan hasil gambar tersebut di media sosial karena belum merasa puas dengan tampilannya.
Ia berencana mencoba lagi dengan prompt yang berbeda, namun saat ini terhalang batas harian penggunaan, karena ia menggunakan akun ChatGPT gratis.
"Belum oke… dan karena gratisan jadi limit," katanya sembari tertawa.
"Kayaknya nanti mau coba prompt lain sampai bener-bener gaya yang aku liat di orang-orang… karena kayak beda… cuman nanti saja," imbuh pria yang bekerja sebagai pegawai di salah satu instansi pemerintah ini.

Berbeda dengan Akbar, pengguna Instagram lainnya, Syarif, sudah membagikan hasil action figure versinya ke Instagram Story beberapa hari lalu.
Pegawai swasta yang gemar berlari ini mengaku hanya butuh satu kali percobaan menuliskan prompt di akun ChatGPT gratis untuk mendapatkan hasil foto yang memuaskan.
"Satu kali sudah cukup, yang penting fotonya benar-benar yang aku mau," katanya ketika dihubungi CNA Indonesia pada Rabu (9/4).

Saat ditanya soal prompt yang ia gunakan, ia menjelaskan, "Bikin gambar figur mainan 3D action figure. Di bagian atas kemasannya ada tulisan gede: (as a name) terus di bawahnya (as a job)."
Syarif juga mengungkapkan respons dari teman-teman dan para pengikutnya di Instagram juga cukup positif. "Reaksinya positif sih, mereka nanya prompt-nya apa."
Saya pun jadi ikut penasaran untuk mencoba tren ini. Berikut prompt yang saya perintahkan kepada ChatGPT disertai dengan unggahan foto saya ketika saya sedang berlari:
"Bikin gambar figur mainan 3D action figure, seolah-olah sedang dipajang dalam kemasan transparan dalam toko mainan blister packaging. Figurnya sesuai foto dengan gaya sedang berlari dan tersenyum ramah. Di bagian atas kemasan, ada tulisan besar nama saya [AMANDA] sebagai highlight. Kemudian di bawah nama saya, ada tulisan edisi foto [EDISI PELARI CFD]. Tambahkan beberapa item pendukung seperti yang ada di foto. Buat dengan style minimalis, keren dan lucu pakai warna dasar karton."
Hasilnya? Menurut saya, oke juga.

BEDA AKUN GRATIS DAN BERBAYAR
Bagi pengguna gratis, fitur image generation ini tetap bisa digunakan, tapi dengan sejumlah batasan seperti kuota harian (sekitar 5-8 gambar per hari) dan antrean server.
Jika kuota sudah habis, akan muncul pesan seperti "You've reached the limit for uploads today."
Sementara untuk pelanggan ChatGPT Plus, kuota jauh lebih besar — bisa mencapai 40-50 gambar per hari dengan kecepatan proses yang lebih cepat.
Selain itu, jika membuat lebih dari satu figur dalam satu sesi, risiko tertukarnya aksesori atau elemen antarkarakter meningkat, jadi lebih baik mengerjakan satu per satu dengan prompt yang baru setiap kali.
HAK CIPTA
Perlu diingat, fitur ini tidak dapat memproses gambar tokoh berhak cipta seperti karakter film atau publik figur yang dilindungi.
Saat ditanya tentang kekhawatiran soal hak cipta, Syarif menunjukkan sikap yang cukup selektif. Ia mengaku berhati-hati dalam menggunakan beberapa jenis gaya visual.
"Kayak misalnya [tren mengubah foto menjadi] anime menyerupai karya Ghibli, aku enggak ikutan pakai," ungkapnya, merujuk tren yang juga belakangan ramai di media sosial.
Namun, untuk gambar figur 3D ini, Syarif merasa masih dalam ranah hiburan. "Kalau yang 3D action figure ini aku coba karena lucu-lucuan saja," jelasnya.
Selain menyenangkan, tren action figure digital ini tak ayal juga membuka ruang baru bagi ekspresi kreatif di era AI.
Kamu bisa tampil sebagai versi mainan dirimu sendiri, lengkap dengan gaya, warna, dan aksesori pilihan — hanya dengan satu foto dan imajinasi yang dituangkan lewat prompt.
Jadi, sudah siap bikin dirimu jadi bintang rak koleksi mainan digital?
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.