Selalu merasa capek? Bisa jadi gejala penyakit, dari kanker sampai gangguan mental
Kalau setiap pagi tubuh dan pikiranmu kompak menolak bangun dan membuatmu berpikir, "Boleh enggak sih lanjut tidur saja?", bisa jadi itu bukan cuma soal kurang istirahat.

Ilustrasi penderita kelelahan mengonsumsi beberapa gelas kopi. (Foto: iStock/FatCamera)
Kamu pasti tahu rasanya begadang semalam suntuk. Keesokan harinya, energi seperti habis sebelum bahkan sebelum memasuki jam makan siang. Lalu sekitar pukul 2 siang, tubuh rasanya sudah ingin menyerah. Tapi biasanya, kondisi seperti ini bisa diperbaiki dengan tidur siang atau istirahat beberapa malam.
Lain cerita kalau kamu bangun pagi dengan tubuh dan pikiran yang seakan menjerit, "Enggak mau!" dan bertanya, "boleh enggak sih lanjut tidur saja?"
"Dalam istilah medis, kelelahan (fatigue) adalah kondisi fisik, mental, atau emosional yang berlangsung lama dan menetap," ujar dr. Sky Koh, associate consultant dan dokter keluarga di National University Polyclinics, Singapura.
"Kelelahan memengaruhi kemampuan kamu dalam menjalankan aktivitas harian, dan biasanya tidak membaik meskipun sudah beristirahat," jelasnya.
"Merasa lelah sepanjang waktu itu bukanlah hal yang normal!" tegas dr. Koh.
Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda umum kelelahan, atau fatigue, antara lain rasa lelah berkepanjangan, mengantuk berlebihan meskipun sudah cukup tidur, sakit kepala berulang, pusing, nyeri otot dan tubuh lemas, kehilangan motivasi atau minat dalam aktivitas, serta terganggunya kesejahteraan emosional.
Tapi sebelum kamu buru-buru menyalahkan usia, kurang tidur, atau stres kerja, bisa jadi ada masalah medis di balik kondisi ini. Berikut beberapa di antaranya.

1. KANKER
Kelelahan bisa dirasakan oleh para penderita kanker. Pasalnya, sel-sel sehat harus berebut nutrisi dengan sel-sel tumor. Selain itu, tubuhmu juga membuang energi untuk memproduksi peradangan kronis yang disebabkan oleh kanker, jelas dr Koh.
Bahkan, istilah "cancer fatigue" memang benar-benar ada dan dialami oleh 80 hingga 100 persen pasien kanker menurut Cleveland Clinic, Singapura.
"Cancer fatigue adalah kelelahan luar biasa yang tak kunjung hilang meskipun sudah tidur atau istirahat," tulis situs tersebut.
Beberapa jenis kanker lebih menguras energi, seperti kanker payudara dan prostat yang bisa mengubah kadar hormon dalam tubuh dan memicu kelelahan.
Kanker darah, pankreas, dan kolorektal juga bisa menghasilkan sitokin—protein yang memicu sistem imun dan menyebabkan rasa lelah.
Jenis kanker lainnya bahkan bisa menghasilkan zat yang membuat tubuh berhenti menggunakan nutrisi penting seperti kalsium dan kalium, yang seharusnya menjaga fungsi jantung dan otot. Akibatnya, kamu jadi mengantuk dan kelelahan.

2. DIABETES
Setiap kali makan, tubuh memecah makanan menjadi gula darah (glukosa). Lalu pankreas memproduksi insulin untuk membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi. Pada penderita diabetes, tubuh tidak bisa menghasilkan cukup insulin. Tanpa sumber energi ini, sel-sel jadi lemah dan lelah.
"Gula darah rendah juga bisa menyebabkan kelelahan, terutama bagi penderita yang sering mengalaminya dan tidak sadar saat kadar gula menurun," tulis Medical News Today.
"Bahkan setelah pengobatan, pasien tetap bisa merasa lelah," lanjut tulisan itu.
Belum lagi gejala seperti haus berlebihan dan sering buang air kecil yang bisa mengganggu tidur di malam hari, meskipun tidak secara langsung menyebabkan fatigue.
"Faktor biologis seperti peradangan, kerusakan organ, dan ketidakseimbangan hormon juga bisa menyebabkan fatigue," tambah dr. Koh.

3. PENYAKIT AUTOIMUN
Ada lebih dari 100 jenis penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis, yang semuanya menyerang tubuh sendiri, bukannya menyerang bakteri atau virus.
Tubuh yang terus-menerus "menyerang dirinya sendiri" butuh energi besar. Ini sebabnya kenapa penderita penyakit autoimun sering merasa sangat kelelahan.
Lebih parah lagi, penyakit autoimun juga bisa secara langsung atau tidak langsung memengaruhi sistem saraf pusat. Ini bisa mengganggu sinyal neurotransmitter dan fungsi otak, yang akhirnya menambah rasa lelah.

4. GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur seperti obstructive sleep apnea (OSA) sering menjadi penyebab utama fatigue, dan kamu tidak salah jika langsung curiga ke arah situ.
Terdapat 10 jenis gangguan tidur yang berbeda, menurut Elizabeth Eu, psikolog di Geylang Polyclinic, Singapura.
"Mulai dari susah tidur, sering terbangun, mengantuk berlebihan di siang hari, ritme sirkadian yang kacau, hingga kondisi fisiologis seperti OSA yang menurunkan kualitas tidur," jelasnya.

5. GANGGUAN MENTAL
Stres, kecemasan, dan depresi dapat mengacaukan pola tidurmu dan menyedot energi tubuh. Pikiran tak berhenti bekerja, rasa cemas terus memuncak, dan malam pun jadi penuh pergolakan batin. Tak heran kalau tubuhmu merasa kehabisan tenaga.
Kadang, stres dan kecemasan bisa menjadi gejala kelelahan emosional akibat situasi hidup yang berat, menurut Mayo Clinic.
Saat tubuh mendeteksi stres, tubuh menganggapnya sebagai ancaman dan melepaskan hormon stres. Sayangnya, hormon ini justru memperparah rasa lelah secara emosional.
KAPAN HARUS KE DOKTER?
Menurut dr. Koh, waktunya berbeda-beda untuk tiap orang karena setiap individu paling tahu kondisi tubuhnya sendiri.
"Introspeksi sangat penting untuk mencari tahu penyebab fatigue, apakah berasal dari gangguan tidur, nutrisi, atau masalah kesehatan mental," katanya.
"Secara umum, kalau kamu sudah mencoba perbaikan gaya hidup—seperti pola makan, tidur, dan manajemen stres, tapi masih juga merasakan kelelahan selama dua hingga empat minggu, sebaiknya konsultasikan ke tenaga medis," ujar dr. Koh.
"Tapi kalau fatigue sudah mengganggu aktivitas harian, pekerjaan, atau hubungan dengan orang lain, atau kamu memang punya riwayat medis sebelumnya, jangan tunggu lama-lama untuk mencari bantuan," pungkasnya.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.