Kasus mpox melonjak di Jakarta, apa bedanya dengan cacar air?
Meskipun sama-sama disebut cacar, cacar monyet dan cacar air memiliki karakteristik masing-masing yang dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Apa saja perbedaannya?

Ilustrasi cacar monyet atau Mpox. (Foto: iStock/Mustafa Kaya)
Kasus cacar monyet (monkeypox/mpox) menjadi perhatian publik belakangan ini menyusul dengan laporan dari Kementerian Kesehatan bahwa telah terdapat 88 kasus di Indonesia per Sabtu (18/8), dengan sebaran kasus terbanyak di Jakarta. Meskipun secara tampilan serupa, cacar monyet berbeda dengan dengan cacar air (chickenpox) dan publik perlu mengetahui perbedaan di antara keduanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan mpox sebagai darurat kesehatan global. Hal ini berarti wabah yang pertama kali ditemukan di Kongo tersebut telah menyebar ke seluruh dunia dan wajib menjadi perhatian.
Meskipun sama-sama disebut cacar, cacar monyet dan cacar air memiliki karakteristik masing-masing yang dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Apa saja perbedaan itu?
1. PENYEBAB

Cacar monyet dan cacar air merupakan dua penyakit yang berbeda, oleh karena itu, disebabkan pula oleh dua virus yang bebeda. Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox dan termasuk genus Orthopoxvirus.
Menurut laporan website Prevention, cacar monyet memiliki gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, kelelahan, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, batuk, dan ruam yang mungkin muncul di sekitar area genital atau anus, tetapi juga bisa muncul di bagian tubuh lain seperti tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut. Ruam ini bisa terasa nyeri atau gatal.
Sementara, cacar air disebabkan oleh varicella-zoster virus (VZV). Gejala cacar air biasanya muncul pertama kali di dada, lalu menyebar ke punggung, dan wajah dan ke seluruh tubuh.
2. PENULARAN

Monkeypox biasanya menyebar melalui kontak kulit dengan ruam, koreng, air liur atau ingus orang yang terinfeksi.
Selain itu, yang paling membedakan mpox dengan chickenpox adalah bahwa cacar monyet dapat menular melalui hubungan seksual dan menyentuh alat kelamin atau anus penderitanya.
Di Jakarta sendiri, menurut Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, penyakit cacar monyet sebagian besar ditularkan melalui kontak seksual.
Yudhi menekankan bahwa hubungan seksual sesama jenis antar lelaki sangat beresiko tinggi dan diduga menjadi salah satu penyebab utama penularan virus ini, menurut laporan Antara.
Sementara, cacar air sangat mudah menular, dengan tingkat penulara hingga 90 persen terhadap orang yang memiliki kontak dekat dengan penderitanya. Cacar air bahkan dapat menular melalui aerosol dan droplet pernapasan.
3. PENGOBATAN & VAKSINASI

Baik cacar air dan cacar monyet, pada kondisi ringat, hanya membutuhkan pengobatan yang berfokus pada gejala. Menurut website Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), cacar monyet dapat diobati dengan antivirus tecovirimat untuk mengurangi cacar di mata, mulut, tenggorokan, genital dan anus.
Sementara, untuk cacar air dengan tingkat yang parah, dokter biasanya memberikan obat antivirus bernama acyclovir.
Dalam tindakan pencegahan, baik cacar monyet maupun cacar air dapat dicegah melalui dua vaksi yang berbeda.
Vaksin untuk cacar monyet diberikan dalam waktu 14 hari setelah kontak dengan penderita. Sementara, vaksin cacar air biasa diberikan kepada anak-anak.
Jika kamu mengalami gejala serupa cacar monyet atau cacar baik, tindakan paling tepat adalah dengan memeriksakan diri ke dokter.
Akan ada tes tersendiri untuk menentukan apakah kamu menderita cacar monyet atau cacar air. Ketika memeriksakan diri ke rumah sakit, sebaiknya mau menutupi ruam dengan masker agar tidak menularkan ke pasien lain.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.