Siasat hadapi tarif Trump: Apple angkut iPhone pakai 5 pesawat dari India dan China
Apple rupanya sudah siap-siap terhadap tarif Trump, dengan menerbangkan iPhone dari beberapa pabrik di Asia sejak akhir Maret lalu.

Seorang pria duduk di samping iklan iPhone 16 di toko Apple di Beijing, Tiongkok, 20 September 2024. (Foto arsip: REUTERS/Florence Lo)
Apple dilaporkan bersiasat menimbun stok iPhone dari India dan China sebelum tarif impor baru yang sangat tinggi mulai diberlakukan oleh Presiden Donald Trump terhadap barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat.
Dalam beberapa minggu terakhir, Apple disebut telah menyewa pesawat untuk menerbangkan puluhan ribu unit iPhone langsung dari pabrik-pabrik di Asia menuju AS.
Laporan terbaru dari The Times of India menyebutkan bahwa sejumlah pejabat senior India mengklaim bahwa Apple sudah menerbangkan lima pesawat penuh berisi iPhone ke AS dari India dan China "hanya dalam waktu tiga hari selama pekan terakhir bulan Maret."
"Pabrik-pabrik di India, China, dan lokasi strategis lainnya telah mulai mengirim produk ke AS lebih awal, sebagai antisipasi atas tarif impor yang akan dinaikkan," ujar sumber The Times of India yang tak disebutkan namanya.
Saat ini, Apple merakit seluruh lini iPhone 15 dan iPhone 16 baik di India maupun China. Mulai Sabtu (5/4) lalu, AS telah memberlakukan tarif dasar impor sebesar 10 persen untuk semua produk yang masuk ke Amerika Serikat.
Namun, pada Rabu (9/4), tarif yang oleh Presiden Trump mulai diberlakukan, yakni tarif impor dari India naik menjadi 27 persen, dan dari China melonjak drastis hingga 125 persen.
Dengan menimbun stok sebanyak mungkin di AS, Apple berharap bisa menunda dampak buruk dari tarif tersebut, menurut laporan 9to5Mac.
Awalnya, China adalah pusat utama perakitan iPhone dan berbagai perangkat Apple lainnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Apple juga mulai mengembangkan operasi produksinya di India, dimulai dari lini iPhone 15 dan iPhone 16.
Namun, upaya Apple ini pada dasarnya hanya menunda hal yang tak terhindarkan. Meskipun bisa menyelamatkan harga iPhone 17 yang akan datang, produk-produk lain seperti Mac — yang dibuat berdasarkan pesanan — tetap akan merasakan dampak langsung dari kenaikan tarif ini.
MERUGI ATAU NAIKKAN HARGA?
Tarif impor baru yang diberlakukan oleh Trump terhadap produk-produk dari China ke AS kini telah resmi berlaku. Akibatnya, ada potensi besar bahwa harga iPhone akan melonjak secara signifikan.
Raksasa teknologi tersebut kini berada di persimpangan jalan: apakah mereka akan memilih "bunuh diri finansial" dengan menanggung tarif tambahan sendiri, mengorbankan margin keuntungan yang akan membuat harga saham mereka anjlok, atau memberikan beban biaya tersebut kepada konsumen.
Sejumlah media menyebutkan bahwa jika Apple diperkirakan akan sepenuhnya membebankan tarif tambahan kepada konsumen, maka harga iPhone 16 Pro Max versi 1TB yang saat ini dijual seharga US$1.500 (Rp25,9 juta) bisa melonjak hingga US$3.200 (Rp38 juta), berdasarkan tarif 54 persen yang sebelumnya diumumkan.
Dengan tarif baru sebesar 125 persen yang diumumkan belakangan ini, harga iPhone bahkan bisa naik lebih tinggi lagi.
Laporan dari Phone Arena menyebutkan bahwa harga iPhone bisa naik hingga tiga kali lipat dari harga saat ini.
Namun untuk saat ini, permintaan iPhone di pasar Amerika justru mengalami lonjakan. Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa para karyawan Apple Store kewalahan melayani pelanggan sepanjang akhir pekan lalu, karena mengincar harga iPhone sebelum melonjak tajam akibat tarif Trump.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.