Fenomena demam Koin Jagat: Ketika berburu koin viral bikin rusak taman
Koin Jagat biasanya tersembunyi di tempat yang memerlukan kecermatan, seperti taman kota dan gedung olahraga, sehingga mencarinya menimbulkan kerusakan fasilitas umum.

Ilustrasi koin emas. (Foto: iStock/batuhan toker)
Media sosial kembali dihebohkan dengan fenomena viral yang melibatkan aplikasi berbasis teknologi bernama Jagat.Â
Melalui fitur Treasure Hunt, aplikasi ini menghadirkan permainan berburu harta karun yang diberi nama Koin Jagat.Â
Apa itu Koin Jagat, dan mengapa permainan ini menuai kontroversi?
APLIKASI JAGAT
Jagat adalah aplikasi sosial berbasis lokasi yang dikembangkan oleh Jagat Technology Pte. Ltd., startup berbasis di Singapura dan Indonesia.Â
Aplikasi ini dirilis pada Februari 2023 dan memiliki fitur peta digital interaktif yang memungkinkan pengguna berinteraksi secara real-time.Â
Salah satu pendirinya, Barry Beagen, menjelaskan bahwa aplikasi ini bertujuan mempererat hubungan sosial dengan cara yang lebih spontan.
"Kami memiliki visi yang sama untuk mengalahkan teknologi besar dan benar-benar membangun sesuatu dari Asia Tenggara yang dapat mengalahkan dunia," kata Barry seperti dilaporkan TechCrunch.
Seiring perkembangannya, Jagat memperkenalkan fitur Treasure Hunt yang menarik perhatian banyak pengguna.Â
Melalui fitur ini, pengguna diajak berburu Koin Jagat yang tersebar di berbagai lokasi publik, seperti taman kota dan gedung olahraga.
BERBURU KOIN JAGAT
Permainan ini melibatkan tiga jenis koin, yaitu emas, perak, dan perunggu.Â
Setiap koin memiliki nilai tukar berupa uang, mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah.Â
Untuk bermain, pengguna harus mengunduh aplikasi Jagat, mengaktifkan lokasi, dan mengikuti petunjuk yang tersedia.
Koin-koin tersebut biasanya diletakkan di tempat tersembunyi yang memerlukan kecermatan pemain untuk menemukannya.Â

MERUSAK TAMAN KOTA
Meski menawarkan hadiah yang menggiurkan, permainan ini menuai sejumlah kritik.Â
Di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali, aktivitas pencarian koin dilaporkan merusak fasilitas umum, termasuk taman kota.Â
Di Taman Tegalega Bandung, misalnya, pemain bahkan memanjat pagar dan merusak tanaman untuk mendapatkan koin.
PJ Wali Kota Bandung, A. Koswara, meminta aktivitas ini dihentikan, mengingat pengembang tidak meminta izin kepada Pemkot Bandung.Â
"Kami tidak pernah menerima permohonan izin. Jadi, nanti akan ditindaklanjuti oleh Kadiskominfo," tegas Koswara, dikutip dari Antara.Â
Kasatpol PP Jakarta, Satriadi, menyatakan pihaknya telah memonitor aktivitas ini dan bekerja sama dengan Dinas Pertamanan untuk memberikan imbauan kepada masyarakat.Â
"Kami akan antisipasi kegiatan tersebut agar tidak merusak fasilitas umum," katanya, dikutip dari CNN Indonesia.Â
RISIKO KEAMANAN SIBER
Selain itu, pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengingatkan pengguna untuk berhati-hati terhadap hak akses aplikasi yang memerlukan lokasi 24 jam.Â
"Hal ini tidak hanya menguras baterai, tetapi juga menyangkut privasi yang selalu terlacak," ujarnya, menurut laporan CNBC Indonesia.
Alfons juga mengimbau pemain agar tidak merusak lingkungan atau memasuki properti pribadi saat berburu koin.Â
"Keselamatan pemain dan lingkungan harus menjadi perhatian utama," tambahnya.
'CARI KOIN DENGAN SOPAN'
Sementara itu, pihak pengembang terus mengingatkan pengguna untuk berburu secara tertib.Â
"Cari koin dengan cara sopan dan jangan merusak fasilitas umum," tulis akun @jagatapp_id di media sosial Instagram.
Pihak pengembang aplikasi menegaskan bahwa koin tidak akan diletakkan di area terlarang atau yang memerlukan perusakan untuk mengaksesnya.
"Jika kamu menemukan perilaku yang tidak bertanggung jawab saat mencari koin, laporkan nomor koin tersebut kepada kami. Kami akan memverifikasi situasinya," ungkap pihak Jagat.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.