Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Lifestyle

Apa itu fenomena 'jam koma' di kalangan Gen Z? Ketika kita lelah secara fisik dan mental

Dalam istilah Bahasa Inggris, "jam koma" bisa diasosiasikan dengan waktu ketika kamu mengalami brain fog.

Apa itu fenomena 'jam koma' di kalangan Gen Z? Ketika kita lelah secara fisik dan mental

Ilustrasi kelelahan saat bekerja. (Foto: iStock/Jirapong Manustrong)

31 Oct 2024 02:32PM (Diperbarui: 31 Oct 2024 02:33PM)

Istilah "jam koma" belakangan ini viral di kalangan Gen Z, terutama di platform media sosial seperti TikTok dan X (dulu Twitter). 

Sebenarnya, apa itu "jam koma"?

Meskipun tidak dianggap sebagai kondisi medis, "jam koma" merujuk pada keadaan kelelahan kognitif yang ekstrem setelah menjalani rutinitas yang padat, hingga membuat seseorang sulit berkonsentrasi, kehilangan fokus, dan merasa lelah secara fisik dan mental.

Dalam istilah Bahasa Inggris, "jam koma" bisa diasosiasikan dengan waktu ketika kamu mengalami brain fog

Menurut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), fenomena ini umumnya mempengaruhi produktivitas dan kreativitas, ketika para pekerja atau pelajar yang mengalaminya cenderung kehilangan efisiensi kerja. 

PENYEBAB 'JAM KOMA'

Ilustrasi kelelahan saat bekerja. (Foto: iStock/MTStock Studio)

Gejala "jam koma" antara lain meliputi kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, dan kelelahan berkelanjutan. 

Psikolog Veronica Adesla menjelaskan tanda kita sedang mengalami "jam koma" atau brain fog adalah ketika kita mengalami kebingungan, kelelahan, dan kesulitan berpikir jernih, sehingga tugas sehari-hari terasa lebih berat. 

"Brain fog membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit," ujar Veronica kepada Detik.

Menurut Veronica, kondisi ini bisa disebabkan oleh kurang tidur, stres, pola makan yang kurang baik, serta kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan hormon.

Beban kerja berlebih juga disinyalir sebagai salah satu penyebab "jam koma", menurut Kemnaker, dalam akun Instagram resmi mereka. 

Selain itu, sejumlah faktor lainnya juga bisa memicu fenomena ini, termasuk berupaya multitasking, paparan layar digital secara terus-menerus, serta kurangnya asupan nutrisi dan lingkungan yang tidak kondusif. 

MENGATASI 'JAM KOMA'
 

Ilustrasi kelelahan saat bekerja. (Foto: iStock/recep-bg)

Beberapa langkah dapat diambil untuk mengatasi dan mencegah "jam koma" agar lebih produktif sepanjang hari. 

Konselor Marty A. Cooper, Ph.D., merekomendasikan untuk berhenti sejenak ketika merasa lelah. 

"Orang mungkin enggan untuk beristirahat karena takut terlambat, tetapi mengatasi kelelahan kognitif akan membantu mendorong pekerjaan yang lebih baik," katanya kepada Medical News Today.

Berikut ini beberapa cara mengatasi dan mencegah "jam koma":

  1. Digital detox: Tetapkan waktu tanpa layar selama jam kerja untuk mengurangi stres mata dan mental.
  2. Ubah susunan tempat kerja: Sesekali atur ulang meja atau tata ruangan untuk memberi suasana baru yang dapat menyegarkan mental.
  3. Teknik Pomodoro: Gunakan teknik ini dengan bekerja intens selama 25 menit dan istirahat 5 menit agar otak tetap fokus.
  4. Aktivitas fisik ringan: Peregangan atau jalan cepat setiap beberapa jam bisa merangsang aliran darah dan menjaga energi.
  5. Pola hidup sehat: Konsumsi air dan makanan bernutrisi seperti buah atau kacang untuk menjaga energi, serta prioritaskan tidur yang cukup dan olahraga.

Psikolog Veronica Adesla juga menyarankan meditasi, mendengarkan musik relaksasi, atau melakukan teknik pernapasan untuk membantu meredakan ketegangan. 

"Jangan lupa break saat bekerja; rileks dan istirahatlah agar otak kembali maksimal," ujarnya.

📢 Kuis CNA Memahami Asia, eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia, sudah dimulai. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!

Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀

🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V

Source: Others/ps

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan