Skip to main content
Iklan

Lifestyle

Kenapa 13 Oktober jadi Hari Kegagalan Internasional? Jawabannya bikin semangat!

Di hari ini, kita bukan sekadar merayakan kekalahan, melainkan menormalisasi kegagalan sebagai bagian alami dari kesuksesan. 

Kenapa 13 Oktober jadi Hari Kegagalan Internasional? Jawabannya bikin semangat!
Di tengah budaya yang cenderung menghindari kesalahan, kegagalan bukanlah aib. (Foto: iStock/Nurma Agung Firmansyah)
13 Oct 2025 03:07PM (Diperbarui: 13 Oct 2025 03:17PM)

JAKARTA: Setiap tanggal 13 Oktober, dunia memperingati International Day for Failure atau Hari Kegagalan Internasional. Meski bukan hari libur nasional, perayaan ini membawa pesan penting: mengubah cara pandang terhadap kegagalan dan menumbuhkan keberanian untuk mencoba lagi.

Hari Kegagalan Internasional pertama kali digagas oleh sekelompok mahasiswa dari Universitas Aalto, Finlandia, pada tahun 2010. Mereka resah melihat banyak orang di negaranya takut memulai usaha atau mengambil risiko karena khawatir gagal.

Di tengah budaya yang cenderung menghindari kesalahan, para mahasiswa ini ingin menantang stigma bahwa kegagalan adalah aib.

Lewat inisiatif yang awalnya hanya kampanye lokal, mereka mengajak masyarakat untuk melihat kegagalan bukan sebagai akhir, melainkan bagian penting dari proses belajar dan pertumbuhan.

"KITA❤️KEGAGALAN karena ini bukan akhir – ini adalah langkah menuju pertumbuhan! Setiap kemunduran mengajarkan kita sesuatu yang baru, memicu kreativitas, dan mendorong kita maju," tulis Aalto Entrepreneurship Society di laman Facebook mereka menjelang peringatan 13 Oktober tahun lalu.

Hari Kegagalan Internasional bukan sekadar merayakan kekalahan, melainkan menormalisasi kegagalan sebagai bagian alami dari kesuksesan. (Foto: iStock/gahsoon)

Dalam perayaan perdananya di Finlandia, Hari Kegagalan Internasional mendapat sambutan positif. Saat peringatan kedua digelar, perhatian media nasional dan internasional mulai mengalir, disertai dukungan dari tokoh-tokoh besar seperti Jorma Ollila, Ketua Dewan Direksi Nokia, dan Peter Vesterbacka, kreator Angry Birds.

Dukungan tersebut membuat perayaan ini berkembang pesat. Pada tahun ketiga, Hari Kegagalan Internasional bahkan sudah dirayakan di sekitar 17 negara, menurut laporan Kompas.

Seiring dengan penyebaran informasi yang makin mudah, peringatan ini kini menjadi gerakan global yang mengajak orang untuk menghargai proses jatuh dan bangkit kembali.

Makna dari Hari Kegagalan Internasional bukan sekadar merayakan kekalahan, melainkan menormalisasi kegagalan sebagai bagian alami dari kesuksesan. 

Kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian penting dari proses pembelajaran. (Foto: iStock/Dedy Andrianto)

Budaya takut gagal sering membuat orang enggan berinovasi, memulai bisnis, atau mengejar mimpi mereka. Dengan perayaan ini, masyarakat diajak untuk berbagi kisah kegagalan mereka secara terbuka tanpa rasa malu, serta menghapus stigma negatif yang selama ini melekat.

Kini, Hari Kegagalan Internasional menjadi wadah bagi tokoh-tokoh terkenal di berbagai negara untuk menceritakan pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi kegagalan yang akhirnya membawa mereka menuju kesuksesan.

Dua nama besar yang turut mendukung perayaan ini adalah Jorma Ollila, Ketua Dewan Direksi Nokia, dan Peter Vesterbacka, pencipta game populer Angry Birds. 

Peringatan ini juga menjadi momentum untuk menumbuhkan budaya belajar yang berkelanjutan dan keberanian untuk terus mencoba meski pernah gagal.

Pesan utama dari perayaan ini jelas: setiap orang pernah gagal, dan itu bukan hal yang salah. Dari kegagalan, manusia justru belajar, memperbaiki diri, serta menemukan cara baru untuk berhasil.

Dengan memahami bahwa kegagalan adalah bagian alami dari perjalanan hidup, masyarakat diharapkan bisa lebih berani mengambil risiko dan berinovasi.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ps

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan