Dari tteokbokki hingga jjajangmyeon: 7 jajanan lezat autentik Korea, sudah pernah coba?
Kuliner Korea bukan hanya kimchi, mi instan ramyeon atau BBQ mewah. Berikut 7 jajanan lokal asli Korea yang dijamin bikin kamu lupa diet sejak suapan pertama.

Dari kiri: Gukbap, tteokbokki dan mul naengmyeon. (Foto: iStock)
Makanan Korea sudah lama mencuri perhatian para pencinta kuliner di seluruh dunia. Melalui drama Korea hingga video mukbang, kita semakin akrab dengan tampilan makanan berkuah hangat, saus merah menyala, dan mi yang ditarik panjang-panjang sebelum disantap.
Namun di balik semua itu, ada ragam hidangan ikonik yang tak hanya menggoda lidah, tapi juga menyimpan cerita menarik dari sejarah dan budaya Korea.
Kalau kamu mengira kuliner Korea hanya soal kimchi, mi instan ramyeon, atau BBQ mewah, kamu mungkin belum kenal jajanan-jajanan autentik yang biasa disantap sehari-hari oleh masyarakat Korea.
Beberapa di antaranya bahkan punya asal-usul unik — ada yang lahir dari masa perang, ada pula yang dulunya hanya dijual oleh pengemis berlisensi di masa lalu. Setiap sajian punya ciri khas tersendiri, baik dari rasa, tekstur, maupun cara menikmatinya.
Lewat daftar 7 kuliner Korea ini, kamu akan diajak mengenal lebih dalam ragam makanan yang menggambarkan semangat, kreativitas, dan cita rasa khas Negeri Ginseng.
Dari tteokbokki yang pedas manis sampai jjajangmyeon yang sarat sejarah diaspora, semuanya punya keunikan tersendiri. Sudah pernah coba yang mana?
1. TTEOKBOKKI

Dengan warna merah menyala yang langsung menarik perhatian, tteokbokki mungkin menjadi jajanan Korea paling ikonik yang pernah muncul di layar drama Korea, video mukbang, hingga gerai street food di berbagai negara.
Terbuat dari tteok (kue beras) yang kenyal dan disiram saus gochujang manis pedas yang kaya rasa, tteokbokki bukan hanya menggoda lidah, tapi juga punya tempat spesial di hati masyarakat Korea.
Dulu dijual di pinggir jalan usai Perang Korea, kini ia menjelma jadi simbol kuliner Korea yang wajib dikenali — bukan cuma karena rasanya, tapi juga karena cerita di baliknya.
Tteokbokki dengan saus merah pedas ini terkenal berkat Ma Bok-rim yang pertama kali menjualnya di jalanan Sindang-dong, bagian timur Seoul, pada tahun 1953. Tahun lalu, Korea Utara sempat melarang penjualan tteokbokki, konon karena dianggap berasal dari Korea Selatan.
Jika kamu kebetulan sedang jalan-jalan ke Seoul, cara terbaik menikmati tteokbokki adalah dengan menyantapnya melalui gerobak jajanan pinggir jalan yang dengan mudah ditemukan di tiap pintu keluar stasiun subway.
Sepiring kecil tteok kenyal yang disiram saus merah terang yang manis dan pedas rasanya pas jika dipadukan dengan eomuk (kue ikan) yang bergelombang, dijamin akan menerbitkan liur untuk melancarkan kunyahan.
Budaya mengemil tteokbokki di Seoul juga sering terlihat ketika Korea memasuki musim dingin, ketika warga rehat sejenak dari cuaca dingin di dalam tenda yang hangat sambil menyeruput sup eomuk gratis dari gelas kertas yang bisa diisi ulang.
2. GUKBAP

Gukbap bisa dibilang makanan cepat saji dan layanan antar pertama di Korea — murah dan banyak dijual di Korea sejak era Dinasti Joseon akhir.
Sup hangat ini penuh gizi, ditaburi banyak daun kucai dan disajikan dalam mangkuk tanah liat panas bernama ttukbaegi — hidangan sempurna untuk jeda dari sajian Korea yang manis dan pedas.
Campurkan nasi ke dalam sup, lalu bumbui sesuai selera dengan saeujeot (udang fermentasi asin), kimchi, dan gochujang (pasta cabai merah).
Dengan harga 7.000 won (sekitar Rp80.000), makanan mengenyangkan ini juga jadi penyelamat bagi para lansia yang hidup di pinggiran, mencari kardus bekas atau bermain janggi (catur Korea) di berbagai taman kota di Seoul.
3. MUL NAENGMYEON

Tidak banyak orang punya kesempatan (atau keinginan) untuk mengunjungi Korea Utara. Mereka yang antusias dengan negara tertutup ini biasanya berkunjung ke Panmunjom yang terletak di Zona Demiliterisasi (DMZ), sekitar 50 km dari Seoul.
Namun, jika kamu termasuk yang penasaran dengan Korut, tidak perlu jauh-jauh ke DMZ untuk mengenal negara ini. Kamu bisa "mencicipi" Korut lewat semangkuk mul naengmyeon (mi dingin berkuah) khas Pyongyang.
Naengmyeon menawarkan mi dengan rasa kaldu yang ringan, bahkan bisa dikatakan hambar, yang dipadukan dengan mi soba tanpa tambahan bumbu.
Sebenarnya, banyak variasi lain dari naengmyeon. Namun, yang paling unik tentu naengmyeon ala Pyongyang. Sekali coba versi ini, kamu akan sulit berpindah ke versi naengmyeon lainnya.
4. KALGUKSU

Kalguksu merupakan mi sup ala Korea yang dibuat dan dipotong langsung menggunakan dengan tangan tanpa alat lain.
Mi sup ini disajikan dengan kuah ringan yang beraroma dan memiliki tekstur yang pas.
Biasanya, kalguksi disajikan dengan daun utuh kimchi baechu, yang harus kamu potong sendiri, membuat sensasinya sungguh sangat menyenangkan.
5. JJAJANGMYEON

Jjajangmyeon merupakan hidangan mi ala Korea bergaya Tiongkok. Mi ini merupakan hasil adaptasi dari zhajiangmian, makanan khas Provinsi Shandong, wilayah asal sebagian besar diaspora awal Tiongkok di Korea.
Setelah Perang Korea, jjajangmyeon menjadi jajan murah meriah yang populer di masyarakat Korea.
Pemerintah Korea Selatan bahkan sempat mengimbau warganya untuk mengonsumsi makanan berbasis tepung terigu ini, karena sempat terjadi kelangkaan beras setelah Perang Korea.
Pada saat itu, Amerika Serikat mengirimkan bantuan makanan berupa tepung terigu dalam jumlah besar, yang pas diolah menjadi jjajangmyeon. Alhasil, jjajangmyeon menjadi jajan murah meriah yang populer di masyarakat Korea hingga hari ini.
Cita rasa jjajangmyeon adalah mi kenyal berbasis tepung terigu yang dilapisi saus kacang hitam gurih-manis dengan konsistensi yang pas.
Tak sulit menemukan jjajangmyeon yang enak di Seoul. Namun, kalau hanya mengandalkan rekomendasi viral di Instagram, sepertinya kamu akan kecewa.
Sebaliknya, untuk lebih mengenal jajanan ini, kamu bisa berkunjung ke Museum Jjajangmyeon di Chinatown Incheon. Museum ini didirakn di bangunan bekas restoran Gonghwachun, yang diyakini sebagai tempat asal mula jjajangmyeon.
6. CHUEOTANG

Dari jajaran rekomendasi sup Korea yang populer, chueotang jarang disebut-sebut, bahkan oleh warga lokal sekalipun.
Chueotang memang kalah populer dengan ganjang gejang (kepiting mentah rendaman kecap asin) atau hongeo-hoe (ikan pari fermentasi).
Namun, sup kental berbahan dasar ikan yang direbus lalu dihaluskan atau disaring ini dikenal menyehatkan dan menyegarkan.
Chueotang cocok dinikmati saat musim panas, terutama oleh para lansia atau orang yang sedang merasa lemas. Di era Dinasti Joseon, hanya penjual berizin yang boleh menjual chueotang di Seoul.
Chueotang ala Seoul — atau sering juga disebut chutang — menyajikan ikan utuh dalam sup. Dulu, ini dilakukan agar pelanggan yakin bahwa penjual benar-benar menggunakan ikan loach yang khas.
7. GOPCHANG, MAKCHANG, DAECHANG

Kalau kamu pernah nonton mukbang ala Korea, pasti tak asing dengan trio daging sapi yang menggoda ini: gopchang (usus kecil), makchang (bagian atas usus), dan daechang (usus besar).
Berbagai tayangan mukbang Korea kerap memperlihatkan nikmatnya daechang yang juicy dan berlemak, dipadukan dengan kucai renyah.
Termasuk dalam jeroan, tentu ketiga bagian daging sapi ini bukan selera semua orang. Namun, ketiganya menjadi bukti bahwa warga Korea piawai memanfaatkan jeroan sebagai sumber nutrisi penting yang menawarkan cita rasa yang unik.
Kalau kamu sedang menjadwalkan perjalanan ke Seoul, pastikan kamu tidak hanya melihat Korea lewat landmark dan drama Korea, tapi juga menikmatinya lewat sepiring tteokbokki atau semangkuk gukbap yang penuh makna budaya dan sejarah.
Termasuk dalam jeroan, tentu ketiga bagian daging sapi ini bukan selera semua orang. Namun, ketiganya menjadi bukti bahwa warga Korea piawai memanfaatkan jeroan sebagai sumber nutrisi penting yang menawarkan cita rasa yang unik.
Kalau kamu sedang menjadwalkan perjalanan ke Seoul, pastikan kamu tidak hanya melihat Korea lewat landmark dan drama Korea, tapi juga menikmatinya lewat sepiring tteokbokki atau semangkuk gukbap yang penuh makna budaya dan sejarah.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.