Alasan mengapa pecinta sneaker ini bagikan 50 koleksinya setiap tahun
"Seperti alasan mengapa orang suka baca buku, saya mengoleksi sneaker karena ada makna di baliknya," kata penggagas Sole Superior, Dexter Tan.

Sneakerhead Dexter Tan. (Photo: Kelvin Chia)
SINGAPURA: "Saya senang membaca soal inspirasi di balik desain sneaker yang saya beli dan hubungannya dengan budaya populer," kata Dexter Tan, pengajar berusia 35 tahun yang telah mengoleksi sneaker sejak usia 16 tahun.
Tan mengenang ketika dia membeli sneaker pertamanya dengan uang tabungan. Pria yang ketika itu menggemari basket dan MTV sebenarnya mengincar Nike Easter Air Force 1s, tapi ibunya tidak suka sneaker berwarna pastel itu. Akhirnya, Tan membeli sepatu yang disukai ibunya, yaitu Nike Terminator Lows.
Seiring waktu, minatnya meluas ke merek-merek lain dan saat ini koleksinya sudah berjumlah sekitar 300 pasang. "Saya suka mengoleksi Air Force 1s karena sepatu ini keren juga dipakai di luar lapangan meski didesain untuk main basket. Plus, melihat para rapper seperti Dr Dre dan Nelly memakai Air Force membuat saya makin kepincut. Seiring bertambah usia, saya mulai membeli merek lain seperti New Balance dan Converse."
Semakin mendalami budaya sneaker, Tan semakin mengincar sepatu yang unik dan langka. Antusiasme Tan dalam mengoleksi sneaker juga menular ke keluarganya, ayahnya bahkan kini memiliki banyak koleksi sepatu.
Kecintaannya pada sneaker menginspirasinya untuk mengadakan pertemuan tahunan para pecinta sneaker bernama Sole Superior. Bersama mitra bisnisnya, Jonathan Fong, Tan sudah menggelar pertemuan tersebut sejak 2013 namun sempat terhenti ketika pandemi. "Ini adalah ajang bagi para penggemar sneaker seperti saya untuk berkumpul, berbincang dan diskusi. Kami nongkrong dan belanja bersama, bahkan bertukar sneaker di satu tempat setahun sekali," kata Tan.
A pair of Nike Air Force 1s at the age of 16 kicked off Dexter Tan’s lifelong passion for sneakers. The co-founder of the Sole Superior sneaker convention shows us his rare kicks and offers tips on collecting and taking care of them.
MENGINTIP KOLEKSI DEXTER TAN
Penggandrung sneaker ini meyakini selalu ada sepasang sepatu yang cocok untuk setiap penampilan. Tapi dia memiliki aturan tersendiri dalam berpakaian. "Kalau pakaian berwarna mencolok, berarti sepatunya berwarna kalem. Biasanya saya juga selalu memadankan setidaknya beberapa warna dari pakaian dengan sepatu."
Salah satu pakem yang selalu dipegangnya adalah jangan pernah memakai sepatu yang hanya punya satu warna, karena Tan menyenangi warna-warna kontras dalam sepasang sneaker. Kenyamanan juga sangat penting bagi Tan dan dia menyarankan untuk mengenakan apa yang kita suka, bukan mengikuti apa kata orang lain.
Saat ini dia sedang mengenakan bergantian lima pasang sepatu: Dunk Low Panda, Jordan 1 High, New Balance abu-abu, Jack Purcell Converse untuk acara resmi, dan Crocs jika sedang malas bersepatu.
Sneaker langka yang ada di koleksi Tan antara lain Nike Playstation Air Force 1 dan Nike Air Force 1 Low Lux Anaconda yang terbuat dari kulit ular anaconda betulan yang menurut Tan mungkin merupakan yang terakhir dibuat Nike sebelum PETA dan organisasi pecinta hewan lainnya melakukan lobi. Dia juga memiliki sepasang Nike Air Force 1 khusus atlet Olimpiade Beijing dan Air Force 1s yang khusus bagi undangan dalam Black Entertainment Television Awards pada 2014.
Saat ini Tan tengah membatasi pembelian dan hanya membeli sekitar enam hingga tujuh pasang setiap tiga bulan sekali. Sneaker paling mahal yang pernah dibelinya adalah Air Force 1 PlayStation seharga lebih dari 1.000 dolar Singapura (Rp11,7 juta), yang menurut dia adalah harga bagus. Tapi sneaker paling berharga yang dimilikinya adalah Air Jordan 1 Chicago tahun 1985 yang terkenal karena dipakai Michael Jordan.
Dia pernah beberapa kali membeli sepatu yang bukan ukurannya, karena peluang itu sayang jika dilewatkan. Di antaranya ketika Tan membeli sneaker Nike hasil kolaborasi unik skater Eric Coston dan pebasket Kobe Bryant.

Ada juga sneaker yang dia idamkan tapi masih belum terbeli, seperti Dior Air Jordan 1 Low yang menurut Tan akan dia pakai di pesta pernikahannya. Tan sempat mencoba mengikuti lelang ketika sepatu itu masih dijual SGD3.000 (Rp35 juta) tapi tidak berhasil. Sekarang harganya naik tiga hingga empat kali lipat yang menurut Tan kemahalan.
Sneaker yang juga jadi incarannya adalah Nike Air Force 1 yang dirilis bersama dengan majalah musik Amerika, Vibe, dan Nike Dunks yang didesain oleh mendiang veteran Nike, Sandy Boedecker, hasil kolaborasi antara eBay dan Nike.

MEMASUKI SNEAKERVERSE

"Saya sarankan bagi mereka yang ingin mulai mengoleksi sneaker untuk membeli sesuai dengan kemampuan," kata dia, sambil menambahkan pentingnya riset untuk memastikan keaslian sneaker karena banyaknya barang palsu di pasaran.
Tan mengatakan, mengoleksi sneaker membutuhkan ketekunan karena harus menelusuri eBay dan berbagai platform jual-beli lainnya, serta aktif membangun jejaring yang menurut dia sangat efektif. Dia sendiri adalah bagian dari grup komunitas sneaker di Facebook dan rajin berbincang dengan para pedagang selama ajang sneaker di luar negeri.
Untuk menjaga barang koleksinya, dia menyimpannya di dalam kotak. Sepatu lama yang akan dipajang dibungkus dengan plastik, sementara sepatu baru yang akan dipakai dimasukkan ke kantong ziplock dan disimpan kembali ke kotaknya.
Dia juga menekankan pentingnya belajar cara membersihkan sepatu yang tepat. Kotoran lumpur atau air hujan harus segera dibersihkan dan sepatu harus dikeringkan untuk membunuh bakteri, baik dengan hairdryer atau dijemur di bawah matahari.
Menjemur di bawah matahari juga dapat mencegah lem sepatu mengering dan sebisa mungkin sepatu rutin dipakai untuk mencegahnya cepat rusak. "Jika sepatu baru terus disimpan di dalam kotak, dalam dua tahun, akan ada kerusakan," kata dia.

Lantas apa yang akan dia lakukan dengan seluruh koleksinya. "Saya selalu bercanda, jika ada seseorang datang dan menawarkan uang dalam jumlah besar untuk koleksi saya, maka keinginan saya menjualnya semakin besar dari tahun ke tahun," kata dia.
Tan memimpi untuk menularkan kecintaannya pada sneaker ini kepada anak cucunya kelak. "Jadi saya akan selalu punya kisah untuk diceritakan kepada dan mereka akan tahu bahwa kakek mereka adalah orang yang keren."
Baca artikel ini dalam bahasa Inggris di sini.