Waspada berbuka puasa, BPOM temukan takjil berbahaya, ini ciri-cirinya
Bahan berbahaya yang paling banyak ditemukan dalam takjil adalah boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow

JAKARTA: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI kembali menemukan takjil Ramadan yang mengandung bahan berbahaya dalam inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar di Indonesia.
Masyarakat diimbau lebih berhati-hati dalam memilih jajanan berbuka puasa.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengungkapkan bahwa temuan ini berasal dari pengecekan langsung di pasar-pasar takjil yang dilakukan sejak 24 Februari lalu.
Hingga pekan kedua Ramadan, jumlah temuan jajanan berbahaya di beberapa daerah mengalami peningkatan.
“Kami sudah menemukan takjil yang mengandung bahan berbahaya, tetapi belum diumumkan secara resmi. Temuan ini ada di beberapa wilayah, termasuk Jakarta, dan memang terjadi peningkatan di beberapa daerah,” ujar Ikrar kepada detikHealth saat ditemui di Pasar Takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (11/3).
BPOM melakukan sidak dengan dua metode, yakni random sampling atau pembelian acak serta pendekatan intelijen dengan turun langsung ke lapangan tanpa mengenakan seragam resmi.
Dari hasil pemeriksaan, bahan berbahaya yang paling banyak ditemukan dalam takjil adalah boraks, formalin, rhodamin B, dan methanyl yellow.
“Kami memiliki laboratorium berjalan untuk menguji sampel makanan di tempat. Jika hasil uji menunjukkan adanya bahan berbahaya, kami langsung menyita dan memberi tahu pedagang agar tidak menjualnya lagi,” jelas Ikrar.
CIRI-CIRI TAKJIL MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA
BPOM memberikan panduan bagi masyarakat agar lebih waspada dalam memilih makanan berbuka puasa. Beberapa ciri takjil yang berpotensi mengandung bahan berbahaya di antaranya:
- Formalin: Biasanya ditemukan pada mi basah, tahu, ikan segar, dan daging ayam. Makanan ini cenderung lebih mengilap, tidak lengket, lebih tahan lama, dan tidak dihinggapi lalat.
- Boraks: Sering digunakan pada cilok, bakso, lontong, hingga kerupuk rambak. Makanan ini memiliki tekstur kenyal, tidak mudah hancur, dan tidak lengket.
- Rhodamin B dan Methanyl Yellow: Pewarna tekstil yang sering ditemukan pada makanan dengan warna mencolok, seperti merah terang (rhodamin B) dan kuning mencolok (methanyl yellow). Warnanya tidak merata dengan titik-titik pigmen yang terlihat jelas.
Menyadari bahwa banyak pedagang takjil berasal dari pelaku UMKM kecil, BPOM juga mengambil pendekatan persuasif dengan membeli dagangan yang terbukti mengandung bahan berbahaya agar tidak kembali dijual keesokan harinya.
“Selama Ramadan, kami akan terus melakukan pemantauan di lapangan agar masyarakat lebih tenang saat memilih takjil,” tutup Ikrar.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.