Fakta ancaman bom di tiga sekolah internasional, pelaku minta tebusan via kripto
Ilustrasi pelaku ancaman bom. (iStock)
JAKARTA: Tiga sekolah internasional di Tangerang Selatan dan Jakarta mendapatkan ancaman bom pada Rabu (8/10). Pelaku yang menggunakan nomor ponsel luar negeri meminta uang tebusan dibayarkan via kripto.
Menurut laporan kepolisian yang dikutip media, dua sekolah di Tangerang Selatan yang mendapatkan ancaman bom adalah Jakarta Nanyang School di Pagedangan dan Mentari Intercultural School di Bintaro. Sedangkan di Kelapa Gading, Jakarta Utara, North Jakarta Intercultural School (NJIS), juga mendapatkan ancaman yang sama.
Dikutip dari Detik, pelaku teror mengirimkan pesan yang sama melalui WhatsApp dari nomor telepon dengan kode telepon Nigeria, +234, ke tiga sekolah tersebut. Pelaku meminta tebusan sebesar US$30.000 atau hampir Rp500 juta ke akun kripto mereka, jika tidak maka bom akan diledakkan dalam 45 menit.
"Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telepon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu," tulisnya lagi.
TIDAK DITEMUKAN BAHAN PELEDAK
Kepolisian Polres Tangsel dan Polsek Kelapa Gading bergerak cepat melakukan penyisiran dibantu oleh tim penjinak bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya. Hasilnya, tidak ditemukan adanya bahan peledak di semua sekolah itu.
Selain itu, kepolisian juga mendapati bahwa wallet address kripto pelaku teror juga tidak valid.
"Hasil koordinasi dan pengecekan kepada Pak Mohammad Naufal Alvira selaku Vice Chairman of Crypto Asset, wallet address yang dimaksud tidak ditemukan atau wallet address tersebut tidak valid. Sehingga hasil tidak ditemukan atau tidak ada pada crypto exchange lokal (yang ada di Indonesia)," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko.
Setelah dinyatakan bahwa ancaman teror itu tidak terbukti, proses belajar mengajar di sekolah internasional tersebut kembali dilanjutkan.
MEMBENTUK TIM PENYIDIK
Hingga saat ini belum diketahui pelaku penebar teror tersebut. Diberitakan Antara, Polres Jakarta Utara bersama Polres Tangerang serta Direktorat Siber Polda Metro Jaya (PMJ) telah membentuk tim gabungan mengungkap pelakunya.
“Kami akan bentuk tim yang harapannya dapat mengungkap kasus ini,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, timnya masih menelusuri identitas pelaku, asal nomor yang digunakan, serta kemungkinan kaitannya dengan ancaman serupa di sekolah internasional di Tangerang.
“Kami masih melakukan penyelidikan, semoga ini segera terungkap,” kata dia.