Saat ini 50 menit, durasi kereta Bandara Soekarno-Hatta akan dipersingkat
Layanan kereta bandara sejauh in hanya melayani sekitar 1,5 juta penumpang per tahun.

JAKARTA: Durasi kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Stasiun BNI City yang saat ini 50 menit menjadi sorotan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar waktu tempuh kereta bandara dipersingkat menjadi 35-40 menit.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi serta kenyamanan transportasi publik.
Permintaan ini disampaikan Erick saat menjajal perjalanan menggunakan kereta bandara, Rabu (1/1).
Dalam perjalanan tersebut, waktu tempuh kereta masih berada pada durasi normal, yakni 50 menit.
"Kita sedang berhitung apakah waktu tempuh bisa dipersingkat menjadi 40 menit atau bahkan 35 menit. Konektivitas antara bandara dan pusat kota harus benar-benar terintegrasi, agar layanan ini menjadi pilihan utama masyarakat," kata Erick kepada detikTravel, Kamis (1/1).
Ia optimistis bahwa target ini dapat terealisasi dalam waktu enam bulan mendatang.
Ketua Umum PSSI itu menegaskan, upaya ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas transportasi publik demi efisiensi dan kenyamanan penumpang.
"Saya rasa enam bulan cukup untuk merealisasikan rencana ini. Nanti, enam bulan lagi akan kita evaluasi dan tagih progresnya," ujarnya.
Dalam kunjungannya, Erick juga mencatat sejumlah evaluasi, salah satunya terkait penambahan papan informasi mengenai layanan kereta bandara di Bandara Soekarno-Hatta.
Menteri berusia 54 tahun itu juga mendorong PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Holding BUMN aviasi dan pariwisata, InJourney, untuk bersinergi dalam meningkatkan pelayanan kereta bandara sebagai moda transportasi yang efektif dan efisien.
"Tadi ada kesepakatan antara KAI dan InJourney Airports untuk memaksimalkan konektivitas dari Terminal Bandara Internasional Soekarno-Hatta melalui kereta bandara. Harapannya, layanan ini bisa melayani 10 juta penumpang per tahun, atau sekitar 20 persen dari total penumpang bandara yang mencapai 56 juta per tahun," ungkapnya dikutip IDN Times.
Saat ini, layanan kereta bandara baru melayani sekitar 1,5 juta penumpang per tahun.
Erick berharap peningkatan kapasitas ini dapat mempermudah mobilitas penumpang pesawat sekaligus mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar bandara dan jalan tol.
Lebih lanjut, menurutnya pengurangan waktu tempuh dan peningkatan kapasitas layanan kereta bandara akan memberikan dampak signifikan, baik dalam kenyamanan penumpang maupun pengurangan beban lalu lintas di kawasan sekitar bandara yang kerap mengalami kemacetan parah.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas bandara di Indonesia merupakan langkah penting untuk bersaing secara global, terutama dengan bandara di Malaysia dan Singapura.
Bandara dinilai sebagai wajah suatu negara karena menjadi titik pertama yang dilihat oleh wisatawan asing saat tiba.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.