Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Rakyat kewalahan, LPG 3kg langka setelah dilarang dijual di warung

Pemerintah menegaskan elpiji 3 kg alias gas melon merupakan subsidi untuk masyarakat tidak mampu.

Rakyat kewalahan, LPG 3kg langka setelah dilarang dijual di warung
LPG 3 kg (iStock)
03 Feb 2025 02:49PM (Diperbarui: 04 Feb 2025 01:12PM)

JAKARTA: Sejumlah warga di berbagai daerah merasa kebingungan setelah kebijakan larangan warung pengecer menjual gas elpiji 3kg mulai berlaku pada 1 Februari 2025.

Kini, masyarakat yang ingin membeli "gas melon" tidak lagi bisa mendapatkannya dengan mudah melalui pengecer.

Pengecer yang ingin tetap menjual elpiji subsidi harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina, sesuai dengan keputusan pemerintah yang hanya mengizinkan penjualan gas LPG 3kg melalui agen resmi Pertamina.

LANGKANYA GAS MELON

Di sejumlah daerah, warga bahkan harus berputar-putar mencari lokasi penjualan gas LPG 3kg meskipun jaraknya cukup jauh.

Salah seorang warga Kota Bandung, Lasiem, mengaku telah mencari-cari keberadaan gas melon selama tiga hari.

"Sudah tiga hari ini enggak ada gas 3kg. Susah buat masak. Kalau membeli yang ukuran lain, mahal dan tak terjangkau. Saya sudah mencari ke warung-warung," cerita Lasiem kepada TribunJabar, Senin (3/2).

Selain di Bandung, warga juga terlihat mengantre di ibu kota, salah satunya di agen gas elpiji 3kg di kawasan Tambora, Jakarta Barat, pada Sabtu (1/2).

Mereka rela menunggu panjang demi mendapatkan gas elpiji bersubsidi setelah larangan penjualannya di warung.

Salah satu warga Tambora, Muhammad Soleh, mengatakan telah berkeliling ke sejumlah warung namun harga gas 3kg melonjak menjadi Rp22.000 per tabung dari harga semula Rp18.000.

"Dari pagi sampai sore belum ada gas juga," ujar Soleh dikutip iNews.

Di Banten, tepatnya di Kabupaten Lebak dan Pandeglang, kebingungan serupa juga terjadi.

Saepudin, warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan bahwa kini ia harus pergi lebih jauh ke pangkalan untuk mendapatkan gas.

"Di Tamanjaya, pangkalan paling dekat harus ke Sumur. Kami harus jalan lebih jauh ke sana, gimana bagi yang tidak punya kendaraan," katanya kepada Kompas.com, Minggu (2/2).

Jarak dari Tamanjaya ke pusat Kecamatan Sumur sekitar 15 kilometer, sementara angkutan umum terbatas.

"Apa pemerintah tidak memikirkan kami yang di pelosok? Untuk makan saja sulit, sekarang makin dipersulit dengan harus membeli gas ke tempat yang jauh," kritiknya.

Saepudin menambahkan, hampir 90 persen warga Tamanjaya mengandalkan gas elpiji 3kg, sehingga banyak yang akan terdampak oleh kebijakan ini.

LPG 3 Kg (iStock)

LPG 3 KG BUAT RAKYAT TIDAK MAMPU

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah tengah memperbaiki tata kelola penyediaan elpiji 3kg.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengungkapkan bahwa ada oknum pengecer yang menaikkan harga gas elpiji 3kg, namun dia membantah terjadi kelangkaan gas tersebut.

"Elpiji itu tetap ada, tapi sekarang lagi ditata kelolanya agar tidak ada oknum yang menaikkan harga gas 3kg," tutur Bahlil, Sabtu (1/2).

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menekankan bahwa elpiji 3kg merupakan subsidi untuk masyarakat tidak mampu.

Dengan tidak dijual secara eceran, dia berharap penerima subsidi dapat lebih tepat sasaran.

"Kita berharap yang namanya subsidi ya kita maunya diterima oleh yang berhak," ujar Prasetyo.

Pemerintah telah menyediakan layanan untuk memudahkan warga menemukan lokasi pangkalan LPG 3kg terdekat.

Masyarakat dapat mengunjungi laman ini, mengklik tanda panah pada kolom Lokasi Pangkalan Terdekat, dan mencari lokasi pangkalan yang terdekat dengan mereka.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA IndonesiaMenangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan