Ragam masalah Makan Bergizi Gratis, ditemukan ada nasi dan sayur basi
Sayur basi tersebut akhirnya tidak terdistribusikan setelah terdeteksi oleh BPOM.
JAKARTA: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan untuk mendukung kebutuhan nutrisi siswa sekolah mendapat sorotan setelah berbagai masalah muncul, mulai dari temuan makanan basi hingga keluhan kualitas makanan dari para siswa.
Temuan sejumlah masalah ini menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi program ambisius ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, mengungkapkan pihaknya berhasil mencegah distribusi makanan yang terindikasi basi.
“Kami menerima laporan dari Balai Besar POM di bawah koordinasi kami terkait adanya sayur basi dalam paket makanan. Distribusi tersebut langsung kami cegah,” ujar Ikrar dikutip detikHealth di Mabes Polri, Jumat (10/1).
Menurutnya, makanan yang terindikasi basi itu tidak sempat disalurkan ke sekolah-sekolah karena tindakan cepat BPOM.
“Ada sayur basi yang kami temukan, dan kami pastikan tidak didistribusikan,” tegasnya.
Namun, ia enggan membeberkan lokasi makanan tersebut ditemukan.
“Tidak elok kalau saya sampaikan tempatnya,” sambungnya
KELUHAN DARI PENERIMA MANFAAT
Selain temuan BPOM, beberapa siswa yang menjadi penerima manfaat program MBG juga mengeluhkan kualitas makanan yang diterima.
Di Makassar, seorang murid bernama Siti Nur Hafiza mengungkapkan bahwa nasi yang disajikan pada hari kedua program tidak layak konsumsi.
“Teman saya menemukan nasi basi. Saya berharap dapur penyedia makanan lebih memperhatikan kualitas penyajiannya,” ungkap Siti kepada BBC Indonesia.
Ia juga menyoroti buah yang disajikan.
“Pisangnya bonyok, mungkin karena tertindih makanan lain. Semoga ke depannya bisa diperbaiki.”
Keluhan serupa datang dari Palembang. Pelajar SD Negeri 25 mengaku tidak menyukai rasa steak ikan yang disajikan.
“Rasanya aneh dan kurang enak, meskipun menu lainnya enak semua dan porsinya pas,” tutur salah satu siswa.
Muhammad Uwais, siswa lain dari SMP Negeri 19 Palembang, menambahkan, “Tahunya agak pahit dan nasi yang disediakan sedikit. Selain itu, dua hari berturut-turut kami tidak mendapat susu seperti yang dijanjikan.”
Beberapa sekolah di daerah lain dilaporkan bahkan terlambat sampai dua jam menerima makanan bergizi gratis.
Taruna Ikrar menegakankan komitmen BPOM untuk menjaga standar kualitas makanan dalam program ini.
“BPOM berperan di garis depan memastikan makanan yang disediakan aman dan berkualitas, demi keberhasilan program ini,” katanya.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. ​​​​​