Skip to main content
Iklan

Indonesia

Indonesia basah: Puncak musim hujan dimulai, sampai kapan?

Pola hujan akan bergerak dari barat ke timur, sehingga puncak hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh Indonesia.

Indonesia basah: Puncak musim hujan dimulai, sampai kapan?
Warga Jakarta mempercepat laju sepeda motor saat terjebak hujan. (Foto: iStock/Adennysyahputra)

JAKARTA: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sebagian wilayah Indonesia resmi memasuki puncak musim hujan pada awal November 2025.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa periode puncak hujan tahun ini akan berlangsung cukup panjang, mulai November 2025 hingga Februari 2026.

“Mulai hari ini, mulai November ini kita memasuki puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita diwartakan CNBC Indonesia dalam Jumpa Pers Kesiapsiagaan Hadapi Puncak Musim Hujan yang disiarkan melalui Zoom Meeting, Sabtu (1/11).

PERUBAHAN POLA MUSIM HUJAN

BMKG menyampaikan bahwa pola musim hujan tahun ini berbeda signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pola hujan akan bergerak dari barat ke timur, sehingga puncak hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh Indonesia.

Biasanya, puncak musim hujan hanya berlangsung pada Desember–Januari. Namun kali ini, Indonesia diperkirakan diguyur hujan lebat hingga empat bulan berturut-turut.

“Puncak musim hujan untuk wilayah Indonesia bagian barat terjadi pada November–Desember, sedangkan wilayah tengah hingga timur pada Januari–Februari,” jelas Dwikorita.

Meski sudah memasuki periode hujan, BMKG menjelaskan bahwa cuaca di pagi hingga siang hari masih terasa terik. Hujan umumnya turun pada sore hingga malam hari, dengan potensi disertai petir dan angin kencang.

Hingga akhir Oktober 2025, sekitar 43,8 persen wilayah Indonesia atau 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan. BMKG juga mencatat peningkatan potensi hujan ekstrem, angin kencang, dan siklon tropis, terutama di wilayah selatan Indonesia.

BMKG memperkirakan curah hujan tinggi akan terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Tengah.

Selama periode 26 Oktober–1 November, terjadi 45 bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem, didominasi oleh banjir, longsor, dan kerusakan bangunan.

Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap siaga terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama di daerah rawan banjir bandang dan longsor.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari area terbuka saat terjadi hujan lebat disertai petir.

“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang meningkat selama puncak musim hujan,” pungkasnya.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ew/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan