Dihentikan sementara, ini deretan masalah proyek kontroversial lift kaca Pantai Kelingking Bali
Hasil peninjauan lapangan menunjukkan lift setinggi 182 meter itu berdiri di zona mitigasi bencana.
DENPASAR: Pembangunan lift kaca di kawasan wisata Kelingking Beach, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, dihentikan sementara usai menuai kontroversi dan kecaman publik.
Keputusan penghentian diambil oleh Panitia Khusus Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (Pansus TRAP) DPRD Bali, yang menemukan adanya pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
“Lift kaca berbahan besi setinggi 182 meter dari dasar jurang itu melanggar aturan penataan ruang,” urai Ketua Pansus TRAP DPRD Bali I Made Supartha, dikutip dari JPNN.com, Sabtu (1/11).
Supartha menambahkan, hasil peninjauan lapangan menunjukkan proyek yang dikelola PT Bangun Nusa Properti itu berdiri di zona mitigasi bencana.
Pansus TRAP DPRD Bali juga menyoroti desain proyek lift kaca yang dinilai tidak mencerminkan arsitektur Bali, serta berpotensi merusak panorama alam Pantai Kelingking yang menjadi daya tarik utama wisatawan.
Kontroversi ini bermula dari beredarnya video di media sosial yang memperlihatkan rangka besi proyek lift kaca di tebing Pantai Kelingking, salah satu destinasi paling ikonis di Bali.
Proyek senilai Rp200 miliar ini mulai dikerjakan pada Juli 2023 dengan tujuan mempermudah wisatawan mengakses pantai yang selama ini hanya bisa dicapai melalui tangga curam.
Kepala Satpol PP Bali I Dewa Nyoman Dharmadi diwartakan detikBali menjelaskan bahwa proyek yang bekerja sama dengan investor asal China ini berpotensi ditutup total, karena ditemukan sejumlah pelanggaran.
Menurutnya, material proyek dinilai berisiko dari segi keamanan, dan izin pembangunan hanya mencakup pemanfaatan tebing, bukan pendirian infrastruktur berskala besar seperti lift kaca.
“Proyek ini berada di kawasan perlindungan dan melanggar ketentuan sempadan pantai,” tegas Dharmadi.
Satpol PP Bali telah memasang garis pengaman (Pol PP Line) di area proyek, termasuk di sekitar crane yang digunakan untuk proses pembangunan.
PRO KONTRA DARI WISATAWAN
Sementara itu, masyarakat dan wisatawan juga memiliki pandangan yang beragam.
Dominic, 40, wisatawan asal Swiss, menilai lift kaca tidak perlu dibangun karena wisatawan seharusnya bisa menikmati tantangan jalur trekking.
“Pergilah dengan kekuatan sendiri, jangan gunakan lift,” katanya kepada Kumparan.
Menurut Dominic, seluruh wisatawan harus bisa membiasakan diri dengan keadaan alam dengan menyesuaikan pakaian dan sepatu saat naik turun di tebing.
Namun, Eva, 24, wisatawan asal Jakarta, justru berharap proyek ini terealisasi karena jalur menuju pantai dinilai terlalu curam.
Eva mengaku tak kuat harus bolak balik melewati jalur trekking dari atas tebing dan ke pantai dan sebaliknya.
"Aku enggak nyangka jalur pendakiannya curam dan terjal banget. Sebenarnya nyesal turun ke bawah kalau tahu terjal gini sih tapi terlanjur ya udah pelan-pelan aja naik," ceritanya.
Ia menolak berkomentar tentang keberadaan lift yang dinilai bakal merusak estetika dan lingkungan. Menurutnya, pemerintah setempat bisa memberikan solusi terbaik.
BUPATI KLUNGKUNG DAN PENGEMBANG BERBEDA PANDANGAN
Bupati Klungkung I Made Satria menyebut bahwa seluruh izin proyek telah dikantongi oleh pengembang dan investor. Namun, ia mengaku tidak mengetahui detail pembangunan karena proyek telah berjalan sejak 2023, sebelum dirinya menjabat.
“Masyarakat setempat mengaku sudah ada sosialisasi dan menyetujui pembangunan itu,” jelasnya kepada detikBali.
Satria mengatakan pihaknya telah memanggil Direktur PT Bangun Nusa Properti, I Komang Suantara, untuk klarifikasi. Komang membenarkan proyek bernilai Rp200 miliar itu telah mengantongi izin resmi berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang RTRW dan Perda Nomor 2 Tahun 2023 tentang Retribusi PBG (Persetujuan Bangunan Gedung).
Suantara menegaskan bahwa kajian teknis, uji kekuatan tanah, dan analisis lingkungan sudah dilakukan. Namun, ia menyatakan siap mematuhi keputusan DPRD dan Satpol PP untuk menghentikan sementara pembangunan yang kini sudah mencapai 70 persen.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.