Pengamat: Sambangi 20 negara usai pilpres, Prabowo akan lebih aktif di kancah dunia ketimbang Jokowi
Dalam enam bulan terakhir, Prabowo Subianto telah mengunjungi 20 negara. Para pengamat mengatakan, dia akan aktif di kancah internasional jika sudah menjabat presiden nanti.
JAKARTA: Menjelang digelarnya Majelis Umum PBB pekan ini di New York, muncul spekulasi presiden terpilih Prabowo Subianto akan memimpin delegasi Indonesia.
Spekulasi ini cukup beralasan. Sejak memenangi pemilu Februari lalu, Prabowo memang telah melanglang buana ke beberapa negara. Total sudah 20 negara yang dikunjungi Prabowo. Dia juga bertemu dengan para pemimpin negara-negara itu.
Pengamat mengatakan, kunjungan tingkat tinggi ini menunjukkan bahwa Prabowo ingin aktif terlibat dalam urusan luar negeri usai dilantik 20 Oktober nanti.
Ternyata Prabowo tidak menghadiri Majelis Umum PBB. Indonesia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada sesi debat umum pagi tanggal 28 September. Majelis Umum PBB ke-79 ini diadakan pada 24 hingga 30 September mendatang.
Ditunjuknya Retno tidak mengejutkan. Presiden petahana Joko Widodo pun kerap mempercayakan menlu untuk urusan diplomasi luar negeri.
Jokowi dipandang lebih memilih fokus di dalam negeri, meski dalam beberapa urusan diplomatik dia memilih maju ke depan, misalnya untuk isu Myanmar ketika Indonesia menjadi ketua ASEAN.
Kepada CNA, pengamat mengatakan kondisi ini akan berubah ketika Prabowo mengambil alih kursi pimpinan.
Dinna Prapto Raharja, direktur eksekutif lembaga peneliti Synergy Policies, mengatakan Prabowo ingin negara ini lebih aktif di kancah internasional, lebih dihargai negara lain dan ingin menegaskan bahwa Indonesia tidak bergantung kepada asing.
"Prabowo ingin mengedepankan visinya, dan dia sangat tegas dalam menunjukkan bahwa dia mengendalikan kebijakan luar negeri," kata Dinna.
BEDA KARAKTER JOKOWI DAN PRABOWO
Pada kepemimpinan Jokowi, Indonesia mendapat giliran menjabat presiden G20 pada 2022 dan ketua ASEAN pada 2023. Jokowi juga merupakan pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Ukraina dan Rusia sejak perang pecah di antara keduanya pada Februari 2022.
Namun, Jokowi tidak pernah sekali pun menghadiri Majelis Umum PBB.
Di periode pertama kepemimpinannya, Jokowi menunjuk wakil presiden Jusuf Kalla untuk menghadiri Majelis Umum PBB. Dalam lima tahun terakhir, Menlu Retno selalu menjadi wakil Indonesia dalam perhelatan itu.
Para pengamat kerap mengatakan bahwa ketidakhadiran Jokowi adalah indikasi jelas bahwa dia tidak terlalu tertarik pada urusan luar negeri.
"Dia tidak pernah memberikan pernyataan soal ini (tidak hadir). Tapi mungkin dia lebih condong ke dalam negeri ... untuk melihat apakah program-programnya bekerja," kata Teuku Rezasyah, pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Bandung.
Angel Damayanti, pakar keamanan dan hubungan internasional dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Jakarta, mengatakan Prabowo yang seorang mantan jenderal memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda dibanding Jokowi yang bekas pengusaha dari keluarga biasa.
"Prabowo mudah bergaul, punya banyak teman, dan tinggal di luar negeri cukup lama," kata Angel.
"Sebagai bekas perwira, dia terbiasa bekerja dengan militer dari berbagai negara, jadi dia lebih percaya diri (dibanding Jokowi), dan dia punya kemampuan untuk itu."
Ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo, adalah ekonom dan politisi yang terpaksa tinggal lama di luar negeri menyusul kisruh politik dalam negeri.
Prabowo menghabiskan masa kecilnya dengan bersekolah di Singapura, Hong kong, Malaysia, Swiss dan Inggris. Perjalanan ini membuatnya lancar berbahasa Inggris dan beberapa bahasa asing lain.
Melalui media sosial X pada 2013, Prabowo mengaku bisa berbicara bahasa Jerman, Belanda dan Prancis.
Teuku Rezasyah mengatakan Prabowo adalah sosok pemimpin yang percaya diri. "Dan dia punya pengetahuan soal isu-isu internasional," kata Teuku.
DARI ASIA HINGGA EROPA
Prabowo menjadi presiden terpilih pertama yang melakukan kunjungan resmi ke luar negeri sebelum dilantik karena dia juga menjabat menteri pertahanan. Di antara tugasnya adalah mengatur kerja sama militer dengan pemerintahan asing.
Pendahulu Jokowi, Presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menjabat sebagai menteri koordinator bidang politik dan keamanan sebelum menjadi presiden. Tapi, dia mengundurkan diri sebelum mencalonkan diri.
Angel dari UKI mengatakan dalam enam bulan terakhir, Prabowo menyambangi beberapa negara yang memiliki hubungan kerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang pertahanan dan ekonomi.
Meski kebanyakan kunjungan Prabowo fokus pada kerja sama pertahanan, tapi ada beberapa juga yang tidak berkaitan dengan masalah keamanan.
Mengingat Indonesia adalah negara besar dengan populasi terbanyak keempat di dunia, bisa dimaklumi jika Prabowo mendapatkan perlakuan khusus ketika berkunjung, termasuk akses bertemu pemimpin negara.
Misalnya ketika berkunjung ke Rusia pada 31 Juli lalu, Prabowo bisa bertemu dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan itu, Prabowo mengatakan pemerintahannya nanti akan mempertahankan hubungan dengan Rusia sebagai "sahabat". Dia berharap hubungan kedua negara bisa terjalin lebih erat di bidang pertahanan, energi dan pendidikan.
Menurut Dinna, semua negara yang dikunjungi Prabowo memiliki posisi strategis dalam hal pertahanan dan geopolitik.
Misalnya, Laos saat ini tengah menjabat ketua ASEAN, sementara Malaysia akan mendapat giliran tahun depan. Ini bisa jadi adalah alasan mengapa Prabowo berkunjung ke Malaysia dan dua kali bertemu dengan perdana menteri Anwar Ibrahim.
Pengamat dari Universitas Udayana di Bali, Agung Surya, sepakat. Dia mengatakan kunjungan Prabowo bisa dipandang sebagai upaya dininya dalam menggalang dukungan internasional dari negara-negara yang dianggap strategis.
"Negara-negara yang dia kunjungi adalah yang dianggap mitra strategis di masa depan, dan hubungan dengan mereka harus jadi prioritas," kata dia.
Teuku mengatakan, Prabowo perlu sedari dini membangun hubungan dan kepercayaan dari para pejabat asing demi hubungan bilateral dan multilateral yang lebih baik ke depannya.
BELUM BERKUNJUNG KE AMERIKA
Meski Prabowo telah berkeliling dunia, terbaru ke Filipina pada 20 September, namun dia belum mengunjungi Amerika Serikat.
Pengamat mengatakan, hal ini mungkin karena AS tengah dalam proses transisi kepemimpinan jelang pemilu presiden November mendatang.
Dinna dari Synergy Policies mencatat, meski Prabowo belum ke AS sejak menang pilpres, namun dia sudah ke Jepang, negara yang dianggap sekutu paling penting bagi AS dalam perebutan pengaruh dengan China di kawasan.
Prabowo ke Jepang pada 2 April lalu selama dua hari, setelah sebelumnya ke China.
"Saya kira ini cuma masalah waktu. Nantinya dia juga akan punya kesempatan mengunjungi (AS) karena bulan ini dia belum dilantik, dan dia masih menunggu hasil pilkada," kata Dinna.
"Partai Prabowo sepertinya juga masih mencoba mengamankan dukungan di dalam negeri. Jadi dia perlu konsolidasi di dalam negeri, sebelum beranjak ke urusan luar negeri."
Selain menjabat Menhan, Prabowo juga merupakan ketua umum Gerindra, partai terbesar ketiga di Indonesia.
Teuku Rezasyah dari Unpad mengatakan Prabowo bisa ke AS kapan saja setelah presiden baru negara itu dilantik pada akhir Januari.
"Di dalam negeri, kunjungan Prabowo menunjukkan bahwa dia adalah komandan diplomasi dan pertahanan Indonesia," kata dia.
"Dan di mata dunia, Prabowo ingin menunjukkan bahwa dia siap membantu dunia menghadapi isu-isu global."
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.
Daftar negara yang telah dikunjungi Prabowo sejak menang pilpres:
Maret - April
- Tiongkok → Bertemu Presiden Xi Jinping
- Jepang → Bertemu Perdana Menteri Fumio Kishida
- Malaysia
Mei - Juni
- Uni Emirat Arab
- Qatar
- Singapura → Menghadiri Dialog Shangri-La
- Yordania → Menghadiri konferensi internasional tentang krisis Gaza
- Arab Saudi → Bertemu Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman
Juli - Agustus
- Prancis → Menghadiri upacara pembukaan Olimpiade
- Serbia
- Turki
- Rusia → Bertemu Presiden Vladimir Putin
- Australia → Bertemu Perdana Menteri Anthony Albanese
- Papua Nugini
September
- Brunei
- Laos
- Kamboja
- Thailand
- Malaysia → Bertemu dengan Raja Malaysia
- Vietnam
- Filipina