Prabowo pasang badan soal utang Whoosh: Jangan hitung untung rugi
Presiden menilai seluruh proyek transportasi publik merupakan tanggung jawab pemerintah karena terdapat mekanisme Public Service Obligation (PSO).
JAKARTA: Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa polemik mengenai utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh tidak seharusnya dilihat dari sisi untung dan rugi.
Menurutnya, keberadaan kereta cepat harus dipandang dari manfaat yang dirasakan masyarakat, bukan semata-mata dari sisi finansial.
“Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh. Whoosh itu, semua pabrik transportasi di seluruh dunia, jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat nggak untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation,” kata Prabowo diwartakan CNN Indonesia dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (4/11).
Presiden menilai seluruh proyek transportasi publik merupakan tanggung jawab pemerintah karena terdapat mekanisme Public Service Obligation (PSO) di dalamnya, di mana layanan publik disubsidi demi kepentingan rakyat banyak.
TIDAK PERLU RIBUT SOAL UTANG WHOOSH
Prabowo juga meminta masyarakat untuk tidak memperpanjang perdebatan soal utang KCJB. Ia menyatakan akan menanggung penuh tanggung jawab proyek Whoosh yang kini tengah menghadapi tekanan finansial.
“Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya akan tanggung jawab nanti Whoosh semuanya,” ujarnya.
Kepala Negara menegaskan bahwa ia sudah menghitung permasalahan keuangan yang dihadapi proyek Whoosh dan optimistis semuanya dapat diatasi.
“Indonesia bukan negara sembarangan, saya hitung enggak masalah. PT KAI nggak usah khawatir, semuanya nggak usah khawatir. Kita layani rakyat kita, kita berjuang untuk rakyat kita,” tegas Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, presiden berusia 74 tahun itu menjelaskan bahwa pemerintah juga selama ini memberikan subsidi besar untuk harga tiket kereta sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam menyediakan transportasi publik yang terjangkau.
“Tadi disampaikan Menhub, semua kereta api kita, pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen. Ya ini kehadiran negara. Dari mana uang itu? dari uang rakyat, dari pajak, dari kekayaan negara. Makanya kita harus mencegah semua kebocoran,” tandasnya.
Menurut Prabowo, subsidi tersebut adalah bukti nyata peran negara dalam memastikan rakyat tetap bisa menikmati layanan transportasi murah dan layak, tanpa harus memprioritaskan keuntungan perusahaan operator.
Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung saat ini masih menghadapi beban utang yang cukup besar. PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama tiga BUMN lainnya harus menanggung kerugian sesuai porsi sahamnya dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), entitas gabungan yang membiayai proyek Whoosh.
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resmi KAI, PSBI tercatat merugi hingga Rp4,195 triliun sepanjang 2024, dan kerugian itu berlanjut pada tahun ini. Hingga semester I-2025 atau periode Januari–Juli 2025, PSBI sudah mencatat kerugian sebesar Rp1,625 triliun.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.