Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

Prabowo berencana ubah skema subsidi BBM dan listrik menjadi bantuan tunai

Banyak masyarakat miskin menurut perhitungan tim Prabowo justru tidak merasakan manfaat langsung subsidi BBM dan listrik.

Prabowo berencana ubah skema subsidi BBM dan listrik menjadi bantuan tunai
Truk mengisi bahan bakar minyak di SPBU. [Dok Pertamina]

JAKARTA: Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan mengubah skema penyaluran subsidi energi, termasuk bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, menjadi bantuan tunai langsung.

Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Burhanuddin Abdullah, membeberkan skema subsidi energi akan dialihkan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan, bukan lagi ke komoditas energi.

"Kami ingin dengan data yang diperbaiki dan disempurnakan, bantuan tunai langsung diberikan kepada masyarakat miskin, bukan lagi pada barang, tetapi kepada keluarga yang berhak menerima," tegasnya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, Rabu (25/9).

Perubahan skema ini diproyeksikan dapat menghemat anggaran subsidi energi hingga Rp150 hingga Rp200 triliun per tahun.

Dana yang dihemat dari pengurangan subsidi energi ini rencananya akan dialihkan untuk program-program lain yang lebih produktif, terutama bagi masyarakat miskin.

"Dari perhitungan kami, subsidi energi akan berkurang sekitar Rp150 hingga Rp200 triliun, yang bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif," jelas Burhanuddin, dikutip CNBC Indonesia.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menilai skema subsidi yang ada saat ini kurang tepat sasaran.

Banyak masyarakat miskin yang justru tidak merasakan manfaat subsidi BBM dan listrik.

Sebagai contoh, Burhanuddin menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Solo, Jawa Tengah, di mana masyarakat kelas ekonomi bawah hanya bisa mengakses listrik murah untuk satu lampu di rumah.

"Minggu lalu saya ke Solo, bertemu dengan pelanggan PLN dari kalangan bawah. Mereka hanya membayar Rp30 ribu per bulan, tapi hanya untuk satu lampu," katanya.

Selain itu, Burhanuddin menambahkan bahwa masyarakat miskin tidak mendapatkan manfaat signifikan dari subsidi BBM dan LPG.

Mereka tidak memiliki kendaraan bermotor dan penggunaan LPG bersubsidi hanya membantu untuk jangka waktu yang sangat singkat.

"Orang-orang miskin tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM karena mereka tidak punya motor. LPG subsidi hanya cukup untuk dua minggu, sangat kecil manfaatnya. Jadi, siapa sebenarnya yang menikmati subsidi ini?" tutupnya.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan