Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Selfie dengan KTP, 27 orang pelamar kerja tertipu tagihan pinjol Rp1 Miliar

Kepolisian meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam menyerahkan data diri terutama Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Selfie dengan KTP, 27 orang pelamar kerja tertipu tagihan pinjol Rp1 Miliar
Ilustrasi pinjaman online (iStock)

JAKARTA: Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Ary Syam Indradi meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati jika dimintai identitas pribadi saat melamar kerja.

Peringatan ini disampaikan setelah terungkapnya kasus penipuan yang menimpa 27 pelamar kerja yang melamar di sebuah toko ponsel di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur.

Karyawan toko berinisial R diketahui mencuri data pribadi puluhan pelamar kerja untuk digunakan mengajukan pinjaman online atau pinjol.

Modus yang digunakan pelaku adalah menawarkan pekerjaan sebagai admin counter handphone serta mengiming-imingi undian berhadiah kepada para korban.

Korban kemudian diminta menyerahkan berbagai persyaratan, mulai dari identitas diri, KTP, hingga foto selfie dengan KTP.

Setelah mendapatkan data-data tersebut, pelaku menggunakan informasi pribadi itu untuk mengajukan pinjaman online tanpa sepengetahuan korban.

"Melakukan pinjaman-pinjaman online dengan cara menginstal aplikasi di handphone milik para korban. Jadi seolah-olah korban itu yang melakukan pinjaman, antara lain, kredit online seperti Shopeelater, Adakami, Home Credit, Kredivo, Akulaku, padahal para korban tidak pernah mengajukan transaksi tersebut," papar Ade Ary dikutip dari CNN Indonesia.

Salah satu korban, Muhammad Lutfi (31), menceritakan kasus ini bermula saat dirinya dan puluhan pelamar kerja lainnya dijanjikan pekerjaan pada awal Mei 2024.

Syarat dari pekerjaan itu, lanjut Lutfi, adalah para pelamar diwajibkan menyerahkan KTP dan ponsel bersamaan dengan surat lamaran kepada R.

"Tiba-tiba ada transaksi tagihan pinjaman dan kredit online seperti Shopeepay later, Ada kami, Home Kredit, Kredivo, Akulaku, dan lainnya. Padahal kami para korban tidak pernah mengajukan transaksi tersebut," ujar Lutfi.

Total kerugian yang dialami 27 korban mencapai angka fantastis lebih dari Rp 1 miliar.

“Kami meminta masyarakat untuk berhati-hati saat dimintai data diri, terutama KTP, karena KTP ini identitas pribadi,” tegas Ade Ary.

Mengutip Kompas, Ade Ary menuturkan pelamar kerja harus pikir ulang dan berhati-hati jika diminta swafoto, apalagi swafoto yang dibarengi dengan memegang KTP karena hal itu jelas-jelas bisa disalahgunakan.

“Hati-hati juga kalau diminta selfie. Apalagi kalau selfie sambil pegang KTP. Harus dikroscek lagi ya datanya, siapa yang minta, benar atau tidak,” ucapnya.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan