Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

Ahok ingin ‘rematch’ dengan Anies di Pilkada Jakarta, apa motivasinya?

Nama Ahok digadang-gadang untuk diusung kembali PDI-P menandingi Anies.

Ahok ingin ‘rematch’ dengan Anies di Pilkada Jakarta, apa motivasinya?
Debat Pilkada DKI 2017 antara Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat melawan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. (Antara via Reuters)

JAKARTA: Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok mengungkapkan keinginannya untuk bertanding kembali melawan Anies Baswedan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Dalam wawancara eksklusif dengan Kompas TV dikutip CNA, Senin (22 Juli), Ahok mengatakan rematch dengan Anies akan menjadi sesuatu yang menarik untuk mengukur kemajuan bangsa Indonesia dalam mencapai semangat semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

"Kalau bisa rematch dengan Pak Anies, lebih menarik. Supaya mengukur sampai di mana bangsa ini setelah naik levelnya untuk menuju Bhinneka Tunggal Ika," ujar Ahok.

Pada Pilkada Jakarta 2017, Ahok berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat kalah melawan Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Ahok menegaskan bahwa penting untuk menilai sesuatu dengan objektif, dan jika ada tuduhan bahwa Jakarta akan kembali gaduh seperti tahun 2017, maka rematch dapat membuktikan hal tersebut.

Politisi berusia 58 tahun itu mencatat bahwa masyarakat Jakarta, secara khusus, telah semakin sadar akan pentingnya memilih pemimpin yang tepat untuk kota ini.

"Saya yakin masyarakat, tambah lama melihat peristiwa ini makin baik. Kalau dulu kan beda, ada gunting, suntingan dan ada provokasi," ucap Ahok.

Ahok menekankan untuk tidak lagi memainkan politik identitas, mengingat keluarganya sendiri memiliki latar belakang yang beragam.

"Apalagi kalau sekarang keluarga saya banyak Muslim kan. Keluarga saya banyak orang Jawa. Saya dunia ini berubahlah dengan anak, keluarga, dan dengan peristiwa demi peristiwa," katanya.

Menurut Ahok, pertandingan ulang antara dirinya dan Anies dalam Pilkada Jakarta bukan sekadar sebuah kontes politik, tetapi juga sebagai pengukur sejauh mana masyarakat dapat mempraktikkan persatuan dan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Survei bulan Juni 2024 oleh Litbang Kompas menunjukkan Anies memimpin dengan 29,8 persen sementara Ahok mendapatkan 20% dukungan, menjadikan hanya keduanya bakal calon yang mendapatkan dukungan dua digit.

Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, menyamapikan bahwa Jakarta masih menjadi arena politik yang dinamis dengan munculnya berbagai wacana, termasuk kemungkinan rematch antara Ahok dan Anies.

"Jakarta kita cermati masih sangat dinamis. Justru berbagai wacana yang muncul saat ini baik itu terkait dengan Pak Ahok, terkait dengan Pak Anies termasuk kombinasi keduanya atau kemungkinan rivalitas di antara keduanya," ujar Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Sabtu (20 Juli).

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan