Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

#PBSIBisaApa? Ambruknya bulu tangkis nasional di Olimpiade Paris 2024 jadi sorotan

#PBSIBisaApa? Ambruknya bulu tangkis nasional di Olimpiade Paris 2024 jadi sorotan

Anthony Sinisuka Ginting kalah dari wakil tuan rumah, Toma Junior Popov dalam laga terakhir Grup H. (Foto: X/BADMINTON INDONESIA)

02 Aug 2024 01:35PM (Diperbarui: 02 Aug 2024 04:07PM)

JAKARTA: Sebagian besar atlet pebulutangkis Indonesia telah gugur di ajang Olimpiade Paris 2024, sehingga Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dicecar di media sosial dan diminta pertanggungjawabannya.

Dari total sembilan anggota kontingen badminton Indonesia, hanya Gregoria Mariska Tunjung yang masih terus maju ke perempat final tunggal putri, setelah mengalahkan Kim Ga Eun dari Korea Selatan.

Jorji, sapaan akrab Gregoria, menang 21-4, 8-21, 23-21 di Porte de la Chapelle Arena, Jumat (2/8) dini hari WIB.

Satu-satunya jawara Indonesia ini akan menghadapi wakil Thailand, Ratchanok Intanon pada Sabtu.

Sebelumnya, atlet-atlet bulu tangkis Indonesia yang telah angkat koper adalah dua tunggal putra, satu ganda putra, satu ganda putri dan satu ganda campuran.

Warganet pun berkicau mencecar performa tepok bulu yang buruk itu sehingga #PBSIBisaApa pun menjadi topik trending.

Sejak 1992, Indonesia selalu mendapat medali emas dalam cabang olahraga itu, kecuali di Olimpiade London 2012.

"Seperti tagar PSSI Bisa Apa yang sempat ramai ketika itu, kami berharap tagar #PBSIBisaApa dapat digunakan untuk menyampaikan aspirasi, keluh kesah, dan harapan para pecinta bulu tangkis Indonesia kepada petinggi @INABadminton khususnya ketua umum Agung Firman Sampurna serta ketua harian Alex Tirta," ujar akun X Badminton Talk.

"#PBSIBisaApa Paling bare minimum nih. Bisa ga Agung Firman dan Alex Tirta muncul di depan publik dan minta maaf atas hasil yang buruk ini? Jangan berlindung di balik Ricky Subagja dan Rionny Mainaky seperti biasa. Minimal punya rasa tanggung jawab sebagai pemegang jabatan," tulis Grace melalui akun @myriadsfandom.

Dalam keterangan yang diunggah ke X, kepala bidang pembinaan prestasi (Kabid Binpres) PBSI Ricky Subagja menyebut kekalahan para atlet Indonesia dikarenakan mereka tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik.

"Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal, tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal," kata Ricky pada hari Kamis.

Memang disayangkan, tapi, Ricky mengatakan atmosfer Olimpiade sangatlah berbeda dengan turnamen-turnamen kelas dunia lainnya, sehingga berbagai kemungkinan dapat terjadi.

“Inilah Olimpiade dengan semua atmosfernya, memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet. Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup dan demam panggung itu yang akan menang. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama,” kata Ricky.

“Ini bukan hanya kemenangan kepada lawan tapi kemenangan atas pikiran-pikiran mereka sendiri. Itu yang sangat membedakan. Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri,” ujarnya menambahkan.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: CNA/jt

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan