Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Orang-orang kaya Indonesia ramai-ramai pindahkan aset ke luar negeri, ada apa?

Emas, properti, hingga mata uang kripto menjadi instrumen investasi yang dilirik.

Orang-orang kaya Indonesia ramai-ramai pindahkan aset ke luar negeri, ada apa?
Ilustrasi aset emas dan properti (iStock)

JAKARTA: Gelombang kekhawatiran terhadap arah kebijakan fiskal Presiden Prabowo Subianto dan stabilitas ekonomi nasional mendorong para konglomerat dan orang kaya Indonesia memindahkan kekayaan mereka ke luar negeri.

Nilainya tidak main-main—mencapai ratusan juta dollar AS.

Mengutip laporan Bloomberg akhir pekan lalu, banyak individu kaya raya di Tanah Air kini gencar mengalihkan aset mereka ke berbagai instrumen seperti emas, properti di luar negeri, serta mata uang kripto, khususnya stablecoin USDT.

Arus modal keluar ini dilaporkan melonjak signifikan sejak nilai tukar rupiah melemah tajam dan pasar saham terguncang akibat kebijakan pemerintah yang dinilai terlalu ekspansif.

EMAS, PROPERTI, HINGGA KRIPTO JADI PILIHAN

Properti hunian dan komersial di luar negeri menjadi salah satu pilihan utama para konglomerat. Mereka umumnya membeli properti atas nama keluarga atau kerabat dekat, demi menghindari sorotan regulator.

Sementara itu, mata uang kripto USDT yang dirancang stabil terhadap dolar AS, semakin diminati sebagai alat transfer dana lintas negara secara diam-diam. Keunggulan utama USDT adalah anonimitas yang memungkinkan transaksi besar tanpa terdeteksi sistem perbankan konvensional.

"USDT menjadi cara cerdas untuk menghindari deteksi saat memindahkan dana lebih dari US$100.000 ke luar negeri," sebut laporan tersebut.

Tak hanya itu, penjualan emas pun melonjak tajam. PT Hartadinata Abadi, salah satu distributor emas terbesar di Indonesia, mencatat kenaikan penjualan sebesar 30 persen pada kuartal I 2025—angka tertinggi sejak perusahaan melantai di bursa pada 2017.

Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya dalam acara kumpul ekonomi bertema "Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional" di Jakarta, Indonesia, 8 April 2025. (REUTERS/Willy Kurniawan)

EFEK KEBIJAKAN POPULIS

Tren pelarian aset ini disebut dimulai sejak Oktober 2024, tepat ketika Prabowo resmi menjabat sebagai presiden.

Namun, lonjakan signifikan terjadi pada Maret 2025 ketika rupiah mengalami tekanan berat. Seiring dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 10 persen sepanjang tahun berjalan.

Sumber internal dari kalangan perbankan dan manajemen kekayaan menyebutkan bahwa klien-klien dengan kekayaan bersih antara US$100 juta (Rp1,6 triliun) hingga US$400 juta (Rp6,7 triliun) mulai mengkonversi hingga 10 persen aset mereka ke dalam bentuk kripto.

"Ketidakpastian di dalam negeri memicu ketergesaan para taipan untuk mendiversifikasi investasi mereka," ujar seorang manajer investasi yang enggan disebut namanya.

Program Makan Bergizi Gratis dan Cek Kesehatan Gratis yang diluncurkan Prabowo menuai kritik karena dinilai mengancam stabilitas fiskal negara. Tak hanya itu, langkah memperluas peran militer dalam ranah sipil melalui revisi UU TNI juga memicu kecemasan publik dan investor.

Bloomberg bahkan menyangsikan ambisi pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun—target yang disebut terlalu ambisius bahkan jika dibandingkan dengan capaian China.

Jika kebijakan ekspansi terus dipaksakan, investor mengkhawatirkan terjadinya defisit anggaran yang membengkak, kenaikan beban utang, serta tekanan inflasi yang tak terkendali.

Salah satu penasihat keuangan internasional mengungkapkan bahwa sejak Februari 2025, klien-klien mereka telah memindahkan lebih dari US$50 juta (sekitar Rp838 miliar) ke negara-negara Timur Tengah seperti Dubai dan Abu Dhabi. Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya, jumlah dana yang keluar hanya sebesar US$10 juta (Rp167 miliar).

Meski belum sebesar eksodus modal yang terjadi saat krisis moneter 1998, tren pelarian aset kali ini terus meningkat yang memperlihatkan meningkatnya kecemasan para elite ekonomi Indonesia.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan