Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

Menteri Maruarar usulkan KRL Jabodetabek Ekspres untuk pekerja di luar Jakarta

PT Kereta Api Indonesia (KAI) pernah mengoperasikan layanan ekspres yaitu KRL Pakuan Ekspres, yang melayani rute Bogor-Jakarta Kota dan Bogor-Tanah Abang.

Menteri Maruarar usulkan KRL Jabodetabek Ekspres untuk pekerja di luar Jakarta
KRL Commuter Line (iStock/Sony Herdiana)

JAKARTA: Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengusulkan pengoperasian layanan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek Ekspres pada jam tertentu guna mempercepat dan mempermudah perjalanan para pekerja yang tinggal di luar Jakarta.

"Banyak rumah kecil di luar Jakarta. Dari tempat tinggal ke Jakarta, mereka harus berhenti hingga 12 kali saat naik kereta. Padahal jumlahnya ribuan orang. Saya akan mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan dan PT KAI agar dibuat layanan Ekspres, misalnya dari Maja ke Tanah Abang pada pagi hari jam 6, dan sore hari jam 6 atau jam 7 malam," ucap menteri yang akrab dipanggil Ara itu kepada Republika, Rabu (27/11).

Usulan ini disampaikan Ara kepada Menteri BUMN Erick Thohir saat keduanya menaiki KRL dari Stasiun Pondok Cina, Depok, menuju Stasiun Tanjung Barat, Jakarta untuk meninjau hunian vertikal berkonsep transit-oriented development (TOD).

Menurut Ara, KRL Komuter Ekspres dapat meningkatkan efisiensi perjalanan karena tidak perlu berhenti di banyak stasiun.

Hal ini, lanjutnya, dapat membuat konsumen lebih puas karena perjalanan ke kantor menjadi lebih cepat, dan perjalanan pulang lebih singkat sehingga mereka dapat segera bertemu keluarga.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebelumnya pernah mengoperasikan layanan serupa, yakni KRL Pakuan Ekspres, yang melayani rute Bogor-Jakarta Kota dan Bogor-Tanah Abang.

Layanan ini diluncurkan pada tahun 2000 menggunakan unit KRL hibah dari Jepang (KRL Toei 6000).

TERGANTUNG KETERSEDIAAN GERBONG.

Menanggapi usulan tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut rencana ini bisa diwujudkan jika jumlah gerbong kereta mencukupi.

"Kita harus hitung dulu jumlah gerbongnya cukup atau tidak. Karena itu, kita perlu konsolidasi dengan INKA dan PT KAI," ujar Erick dilansir dari Kantor Berita Antara.

Erick juga mengatakan akan berdiskusi dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi untuk membahas rute-rute yang akan dilalui KRL Ekspres.

External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter, Leza Arlan, menyatakan bahwa rencana ini memerlukan kajian lebih mendalam.

Menurut Leza, pengoperasian KRL Ekspres sebelumnya dihentikan karena memengaruhi waktu kedatangan dan keberangkatan (headway) kereta lain.

"Pengoperasian KRL Pakuan Ekspres dihentikan karena pemerintah ingin meningkatkan durasi dan rute perjalanan kereta," jelas Leza.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan