Makan Bergizi Gratis bikin IQ naik 15 poin? Cek fakta klaim Budi Gunawan
Penulis artikel The Economist yang dikutip Menkopolkam Budi Gunawan malah beropini pemberian bantuan tunai lebih manjur dibandingkan pembagian langsung makanan dalam strategi meningkatkan IQ.
JAKARTA: Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan mengeklaim program Makan Bergizi Gratis memiliki relasi positif dengan peningkatan kecerdasan intelektual (IQ) di tengah acara rapat koordinasi nasional di Sentul International Convention Center, Bogor, Kamis (7/11).
Budi mengutip sebuah artikel di majalah The Economist berjudul "How to raise the world's IQ" atau "Bagaimana cara meningkatkan IQ dunia" tertanggal 11 Juli 2024.
"Dalam majalah The Economist edisi Juli 2024 menunjukkan bahwa program Makan Bergizi Gratis ini mampu meningkatkan IQ anak sebesar 15 poin," kata Budi, dikutip dari Kompas.
Menurut penelusuran CNA, artikel tersebut memang menyebutkan: "Gizi yang buruk dan kurangnya stimulasi (mental) dapat menyebabkan kurangnya IQ hingga 15 poin."
Namun, dalam hal strategi meningkatkan IQ, penulis The Economist malah beropini pemberian bantuan tunai lebih manjur dibandingkan pembagian langsung makanan, layaknya program yang menjadi janji kampanye Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming pada Pemilihan Presiden 2024 lalu.
"Memberikan uang tunai ... lebih fleksibel—dapat digunakan untuk obat-obatan dan makanan. Biaya penyalurannya lebih murah, karena dapat dikirim secara digital," tulis The Economist.
"Dan lebih mudah dipantau. Truk-truk berisi gandum untuk orang miskin sering kali dicuri atau dipalsukan."
Menurut para pengamat yang telah berbicara dengan CNA, program Makan Bergizi Gratis akan dihadapi kendala logistik.
"Logistik akan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam program makan gratis Prabowo, terutama jika dia ingin mengirimkan makanan yang mudah rusak ke pulau-pulau terluar dan daerah terpencil dengan sedikit atau tanpa infrastruktur," kata Bhima Yudhistira, direktur lembaga riset Centre of Economic and Law Studies (CELIOS), kepada CNA.
Pemerintah berencana melaksanakan program ini secara bertahap di seluruh Indonesia mulai 2 Januari 2025 mendatang, menyasari pelajar dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN IQ SELAIN ASUPAN GIZI
Budi juga mengangkat soal hasil riset James Flynn yang juga dikutip dari artikel The Economist.
"Gambaran dari hasil riset yang dilakukan oleh James Flynn di 72 negara memperlihatkan bahwa dalam durasi 72 tahun, dari tahun 1948 hingga tahun 2020, IQ masyarakat dunia ini naik menjadi 2,2 poin karena pemenuhan gizi yang membaik," kata Budi, dilansir dari Detik.
Artikel tersebut mengungkapkan bahwa rata-rata IQ di 72 negara dalam riset James Flynn naik 2,2 poin per dasawarsa dari 1948 hingga 2020. Kenaikan IQ ini sebagian besar dipacu oleh perbaikan gizi dan stimulasi secara mental.
"Sama seperti otot yang membutuhkan makanan dan latihan untuk tumbuh kuat, otak juga membutuhkan nutrisi dan aktivitas yang tepat untuk berkembang," tulis The Economist.
Selain perihal asupan gizi itu sendiri, vaksinasi dan mendidik orang tua dalam hal nutrisi dan kebersihan juga dianggap penting bagi perkembangan IQ.
📢 Ikuti kuis CNA Memahami Asia eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀
🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V