Skip to main content
Iklan

Indonesia

Luhut puji Whoosh, sebut kereta cepat sudah bisa tutup biaya operasional

Capaian ini menunjukkan Whoosh telah memberi dampak ekonomi positif bagi daerah yang dilintasi.

Luhut puji Whoosh, sebut kereta cepat sudah bisa tutup biaya operasional
Kereta cepat Whoosh (dok KCIC)

JAKARTA: Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri setelah lebih dari satu tahun beroperasi.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, Luhut membagikan momen ketika ia menaiki Whoosh dari Jakarta menuju Bandung untuk menghadiri pembekalan perwira di Seskoad pada Kamis (30/10).

“Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025,” tulis Luhut, dikutip Jumat (31/10).

Menurut Luhut, capaian ini menunjukkan bahwa Whoosh telah memberi dampak ekonomi positif bagi wilayah yang dilintasi serta menjadi langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang efisien dan bertanggung jawab.

Ia mengaku memilih Whoosh karena efisiensi waktu tempuh yang signifikan.

“Setiap kali ke Bandung, saya selalu memilih moda transportasi ini karena efisiensi waktunya. Perjalanan yang dulu makan waktu 3–4 jam, kini bisa ditempuh hanya dalam 30–60 menit,” katanya.

UTANG JUMBO MASIH JADI BEBAN

Meski klaim operasional Whoosh disebut sudah efisien, proyek ini masih menjadi sorotan publik karena beban utang besar kepada China. Pemerintah Indonesia masih harus menanggung kewajiban pembayaran utang kepada China Development Bank (CDB) yang menjadi kreditur utama proyek tersebut.

Proyek KCJB menelan biaya total US$7,26 miliar atau sekitar Rp119,79 triliun, dengan 75 persen dibiayai melalui pinjaman CDB berbunga dua persen per tahun dan tenor hingga 40 tahun.

Namun, biaya proyek sempat membengkak akibat cost overrun sebesar US&1,2 miliar, sehingga tambahan pinjaman dikenakan bunga lebih tinggi, yakni di atas tiga persen per tahun. 

Dari tambahan utang tersebut, US$542,7 juta ditanggung oleh konsorsium Indonesia sebesar 75 persen, sedangkan sisanya dibiayai melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN.

Kondisi keuangan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator Whoosh dilaporkan masih berada dalam tekanan. Pendapatan tiket dari 12 juta penumpang belum mampu menutup seluruh beban keuangan, termasuk cicilan utang dan bunga pinjaman.

Laporan keuangan internal menyebut, KCIC masih mencatat kerugian hingga triliunan rupiah, sebagian besar disebabkan oleh beban bunga dan biaya perawatan infrastruktur.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan menggelar rapat khusus bersama kementerian terkait untuk membahas skema penyelesaian utang jumbo proyek Whoosh agar tidak semakin membebani anggaran negara.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan