Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT tewaskan 10 orang
KUPANG - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada Senin (4 Nov). Letusan yang melontarkan bebatuan besar itu dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 10 orang warga.
"Jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Fredy Moat Aeng, seperti diberitakan Antara.
Menurut Fredy, kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa bebatuan dari puncak gunung Lewotobi yang erupsi. Lontaran bebatuan tersebut menembus atap rumah warga dan bangunan di sekitarnya.
Letusan ini terjadi selang sekitar dua jam setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas pada pukul 00.00 WITA, Senin 4 November 2024.Â
“Masyarakat sekitar dan pengunjung atau wisatawan jangan melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” ujar Kepala PVMBG, P. Hadi Wijaya, dalam pernyataannya.
Dalam keterangannya, PVMBG mengatakan pengamatan visual pada 23 Oktober - 3 November 2024 memperlihatkan kenaikan signifikan dalam aktivitas vulkanik Lewotobi.Â
Pada periode pengamatan tersebut, PVMBG mencatat adanya 43 kali gempa letusan, 28 kali gempa hembusan, 94 kali gempa harmonik, 7 kali Low Frequency, 133 kali gempa Vulkanik Dangkal, 353 kali gempa Vulkanik Dalam, 26 kali gempa Tektonik Lokal, 68 kali gempa Tektonik Jauh, dan 3 kali getaran banjir.
PVBMG meminta masyarakat agar mengikuti arahan pemerintah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya terkait erupsi gunung Lewotobi. Masyarakat di sekitar gunung juga diharap mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung.Â
"Masyarakat yang terdampak hujan abu G. Lewotobi Laki-laki agar memakai masker/penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan," ujar pernyataan PVBMG.