Dipukuli sampai mati, disembur dengan api — nasib nahas anjing dan kucing di Tomohon sebelum jadi santapan

- Menurut perkiraan aktivis, setiap tahunnya ada sekitar satu juta anjing dan kucing dijagal untuk diambil dagingnya di Indonesia.
- Dari 514 kota dan kabupaten di Indonesia, hanya 22 yang melarang penjualan daging anjing dan kucing.
- Upaya menghentikan penjualan dan konsumsi daging anjing dan kucing adalah perjuangan berat karena tidak ada peraturan nasional yang melarangnya.
TOMOHON, Indonesia: Sesuai dengan namanya, Pasar Ekstrem Tomohon di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, bukanlah tempat buat orang-orang lemah.
Di atas salah satu konter berlapiskan keramik, dibariskan kelelawar buah dan tikus-tikus hutan yang sudah dibakar garing. Pada konter lainnya, ular piton sepanjang tiga meter yang sudah dikuliti tergantung di pengait besi.
Pemandangan tersebut - betapa pun memualkannya - masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dua bulan lalu ketika para pedagang di pasar Tomohon masih boleh menjual daging anjing dan kucing.
Saat itu, aroma anjing dan kucing yang baru dijagal lalu dibakar dengan penyembur api untuk menghilangkan bulu-bulunya tercium di seantero pasar.
Sementara itu percikan darah segar meninggalkan noda di sisi lain pasar, tempat anjing-anjing dipukuli dengan brutal sampai mati.
Di tempat itu pula biasanya penuh dengan kandang-kandang anjing dan kucing yang kurus kering dan tertekan. Beberapa dari mereka lirih merintih ketakutan, menanti giliran untuk dieksekusi.
Tapi semuanya berubah ketika pada 21 Juli lalu walikota Tomohon Caroll Senduk mengeluarkan larangan penjualan daging anjing dan kucing di pasar milik pemerintah tersebut.
Meski larangan hanya terbatas di pasar itu dan tidak berlaku untuk penjualan dan konsumsi daging anjing dan kucing di wilayah lain Tomohon, namun keputusan walikota menuai pujian dari para aktivis. Mereka mengatakan ini adalah langkah penting untuk mendorong kota-kota lain di Indonesia agar mengikutinya.
"(Pelarangan ini) memiliki nilai simbolis yang besar, mengingat pasar Tomohon terkenal di seluruh dunia karena perdagangan dan penjagalan anjing dan kucing," kata Lola Webber dari LSM Humane Society International (HSI) kepada CNA.
"Jika kita bisa melarangnya di Pasar Ekstrem Tomohon, maka ada harapan pasar-pasar lain juga akan mengikutinya."

PERNIAGAAN YANG KEJAM
Sampai saat ini, dari 514 kota dan kabupaten di Indonesia hanya 22 yang telah mengeluarkan peraturan - dalam berbagai bentuknya - yang berisikan larangan penjualan daging anjing dan kucing.
Termasuk yang melarang adalah Semarang, kota terbesar keenam di Indonesia, begitu juga Kabupaten Sukoharjo yang terkenal karena penjualan daging anjing dan kucingnya.
Mengajak 22 wilayah ini untuk turut serta melarang perdagangan daging anjing dan kucing adalah sebuah perjalanan panjang, ujar para aktivis, bahkan di kota-kota di mana tingkat konsumsi daging ini sangat rendah, seperti misalnya Jakarta.
Baru tahun lalu ibu kota Jakarta mengeluarkan larangan perdagangan daging anjing dan kucing.

Para aktivis memperkirakan, setiap tahunnya ada lebih dari satu juta anjing dan kucing yang dijagal di Indonesia. Beberapa kelompok masyarakat meyakini memakan daging anjing dan kucing bisa menyembuhkan berbagai penyakit, namun klaim ini tidak pernah bisa dibuktikan secara ilmiah.
Di banyak tempat di Indonesia kucing telah dianggap sebagai hewan peliharaan. Itulah yang menyebabkan ada perbedaan besar pada permintaan pasar untuk daging anjing dan kucing.
Kebanyakan anjing dan kucing yang dikonsumsi berasal dari ras campuran. Namun pada beberapa kasus, hewan yang dikonsumsi adalah ras murni yang ditinggalkan pemiliknya atau hasil curian.
Dari satu juta anjing yang diambil dagingnya di Indonesia, sekitar 70 persennya dikonsumsi di Sulawesi Utara.
Ketika larangan dikeluarkan, para aktivis bergegas ke Pasar Ekstrem Tomohon untuk menyelamatkan anjing dan kucing yang akan dijagal oleh pedagang untuk menghabiskan stok sebelum peraturan resmi diberlakukan.
"Kondisi mereka sangat buruk," kata Frank Manus dari Animal Friends Manado Indonesia (AFMI), yang turut dalam upaya penyelamatan tersebut, saat berbincang kepada CNA.
"Mereka mengalami malnutrisi dan dehidrasi. Beberapa berpenyakit. Beberapa lainnya mengalami infeksi karena diperlakukan dengan buruk dan dikandangkan selama berminggu-minggu. Karena stres, hewan-hewan itu juga saling serang."

Dari 25 anjing dan tiga kucing yang diselamatkan dan dibawa ke penampungan hewan AFMI di pinggiran kota Tomohon, tiga anjing yang kondisinya sangat buruk akhirnya mati karena sakit dan luka.
Frank mengatakan, anjing-anjing itu kemungkinan dibawa dari daerah lain di Sulawesi - sebuah pulau berbentuk huruf K yang luas dan bergunung-gunung di tengah wilayah Indonesia, terbagi menjadi enam provinsi.
Artinya, anjing-anjing itu telah menghabiskan waktu berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu, dalam kerangkeng dan kondisi yang buruk sebelum akhirnya dijagal.
Dari semua provinsi di pulau tersebut, konsumsi daging anjing dan kucing hanya ditemukan di Sulawesi Utara.
"Bagi rakyat Minahasa, sudah jadi tradisi untuk menyajikan tamu dengan berbagai macam daging, termasuk daging anjing dan kucing, pada pemakaman, pernikahan, dan perayaan Natal. Ini adalah tradisi kami," kata pedagang daging eksotis Elviano Pongoh, menceritakan soal budaya suku etnis terbesar di Sulawesi Utara, Minahasa, kepada CNA.
Elviano mengatakan, biasanya dia menjual hingga 100 ekor anjing dan kucing per hari, dengan permintaan mencapai puncaknya di sekitar liburan Natal dan Tahun Baru.
"Selama masa liburan, lemari-lemari es ini akan penuh dengan (daging) anjing dan pekarangan saya dipenuhi puluhan kandang berisi anjing hidup," kata dia dari rumah dua tingkatnya di pusat kota Tomohon.

Elviano mengungkapkan, anjing-anjing itu didapatkannya dari pemburu liar di provinsi Sulawesi lainnya, sementara kucing yang diperolehnya kebanyakan adalah hewan liar.
Sebagian besar anjing, kata Elviano, akan langsung dijagal begitu tiba di Tomohon untuk memberi jaminan kepada pembeli bahwa hewan itu bukan mati karena penyakit atau usia tua.
"Beberapa pembeli lebih memilih yang masih hidup, jadi mereka bisa melihat sendiri seperti apa anjing dan kucingnya sebelum dijagal," kata Elviano.
Dia juga menambahkan, karena anjing dan kucing dijual dalam keadaan sudah dibakar hangus, ada pemburu dan pedagang yang mencoba menjual daging dari hewan yang mati sakit dengan melabelinya sebagai daging hewan sehat.
Para pedagang dan aktivis kepada CNA mengatakan, para pemburu liar tidak peduli kondisi hewan yang mereka tangkap. Terkadang, mereka juga menangkapi anak-anak anjing, hewan sakit atau yang sudah tua.
Dalam penggerebekan polisi pada rumah jagal anjing di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tahun 2021, aparat dan aktivis mendapati 10 dari 54 anjing yang diselamatkan sedang hamil.
Sementara di Pasar Ekstrem Tomohon, anjing-anjing yang diselamatkan di antaranya berjenis ras asli samoyed dan seekor pitbull, menunjukkan bahwa mereka kemungkinan adalah hewan peliharaan yang dicuri pemburu liar dari pemiliknya.

KURANGNYA REGULASI
Perdagangan anjing dan kucing berada di wilayah abu-abu dalam sistem hukum di Indonesia. Pasalnya, hewan-hewan ini tidak dianggap sebagai pangan oleh Kementerian Pertanian Indonesia, pun tidak terdaftar sebagai hewan yang terancam punah di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Lola Webber dari HSI menyoroti fakta bahwa ada beberapa regulasi, standar dan persyaratan kesehatan terkait hewan ternak konsumsi seperti sapi, ayam dan babi, yang memuat tata cara perawatan, pengiriman, dan penyembelihannya.
"Karena anjing dan kucing tidak dianggap makanan, maka perdagangan mereka tidak teregulasi," kata dia.
Sementara, ada ancaman hukuman penjara yang lama dan denda yang besar karena menangkap, apalagi membunuh hewan langka di Indonesia.

Dengan tidak adanya peraturan nasional yang secara eksplisit melarang penjualan dan pengiriman daging anjing dan kucing, Indonesia tercatat hanya pernah menjatuhkan vonis pertama untuk perdagangan daging ini pada 2021.
Ketika itu, polisi menjatuhkan dakwaan terhadap Suradi - yang menyelundupkan 78 anjing untuk dijagal - karena membawa hewan-hewan itu keluar dari zona rabies di Jawa Barat ke zona bebas-rabies di Yogyakarta tanpa surat izin.
Suradi dijatuhi hukuman 10 bulan penjara dan denda Rp150 juta.
Awal tahun ini, direktur jenderal peternakan dan kesehatan hewan di Kementerian Pertanian, Nasrullah, mengaku tidak ingin gegabah melarang perdagangan dan konsumsi daging anjing dan kucing di seluruh Indonesia karena ini adalah bagian dari tradisi di beberapa daerah.
Dia mengatakan, Kementerian Pertanian akhirnya mendorong pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan dan keputusan sendiri untuk memerangi perdagangan daging anjing dan kucing.
"Kami menjelaskan (kepada pemerintah daerah) untuk mempertimbangkan aspek penyakit zoonosis, aspek hukum, aspek pengendalian dan pemberantasan penyakit pada hewan," kata Nasrullah dalam pernyataannya Februari lalu. Zoonosis adalah penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.

Kementeriannya, kata Nasrullah, juga telah merilis arahan pada 2018 yang menyerukan pemerintah daerah untuk tidak lagi mengeluarkan izin dan sertifikat kesehatan untuk produk daging anjing dan rumah jagalnya, serta agar melarang penjualan daging anjing.
Lima tahun sejak arahan itu dikeluarkan, hanya 22 kabupaten dan kota yang mematuhinya.
PERJUANGAN YANG BERAT
Frank dari AFMI mengatakan para aktivis butuh waktu hingga 10 tahun untuk meyakinkan pemerintah kota Tomohon agar menghentikan praktik kekejaman terhadap hewan di Pasar Ekstrem Tomohon.
Itu adalah peraturan yang berat untuk dikeluarkan, karena pasar tersebut adalah salah satu daya tarik yang membuat para turis berdatangan ke Tomohon.
Awalnya, pemerintah kota hanya setuju melarang perdagangan hewan yang dilindungi seperti kera hitam Sulawesi dan kuskus beruang yang terancam punah. Tapi Frank dan aktivis lainnya pantang menyerah.

"Kesejahteraan hewan bukanlah masalah prioritas di mata pemerintah. Tapi saat kami katakan kepada pemerintah bahwa daging anjing dan kucing menyumbang penyebaran rabies sehingga membahayakan kesehatan dan keamanan publik, akhirnya mereka mau mendengarkan," kata Frank.
Tomohon telah berusaha keras untuk menghilangkan citranya sebagai daerah tempat penyebaran rabies, kata John Karundeng, kepala divisi kesejahteraan hewan di dinas pertanian Tomohon.
"Jumlah kasus rabies sangat tinggi, kami menghabiskan banyak uang setiap tahunnya untuk vaksin (rabies) bagi masyarakat Tomohon," kata dia kepada CNA.
Dengan lebih dari 200 orang positif rabies antara Januari hingga Mei tahun ini, Tomohon telah menjadi salah satu kota dengan penyebaran rabies terparah di Indonesia.
Dalam menyampaikan larangannya, Walikota Tomohon Caroll Senduk mengatakan bahwa kotanya mencoba menghilangkan citra sebagai surganya perdagangan daging anjing dan kucing.
"Pertunjukan kekejaman terhadap hewan di depan umum berpengaruh pada sektor pariwisata kami," kata walikota, seraya menambahkan bahwa banyak turis yang merasa jijik dan tidak ingin datang lagi ke Tomohon.
"Kami mendorong masyarakat (Tomohon) untuk mengonsumsi dari sumber makanan yang lebih higienis serta melindungi mereka dari ancaman rabies dan penyakit zoonosis lainnya."

MENJUAL SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI
Kepada CNA, Roy Nangka, seorang pedagang di Pasar Ekstrem Tomohon, mengatakan pasar semakin sepi setiap harinya sejak larangan diberlakukan.
"Pasar ini tidak bisa lagi disebut pasar ekstrem," kata Roy yang juga mengaku pendapatannya menurun hingga 30 persen.
Banyak pelanggannya, imbuh dia, pergi ke pinggiran kota untuk membeli daging anjing dan kucing.
"Pelanggan senang belanja di satu tempat. Mereka lebih suka ke pasar yang menjual semua barang yang mereka butuhkan," katanya.
Situasi di Tomohon jauh berbeda dengan Langoan, kota kecil yang terpaut jarak 1 jam berkendara. Di Langoan, daging anjing dan kucing masih dijual secara terbuka di pasar setempat.

"Kami melihat gelombang orang dari Tomohon datang ke pasar Langoan," kata Debby, salah satu pedagang di Langoan.
Beberapa pembeli bahkan tidak perlu jauh-jauh ke Langoan. Frank mengatakan, ada laporan yang menyebut bahwa pedagang daging anjing dan kucing di Pasar Ekstrem Tomohon mencoba peruntungan dengan tetap berjualan secara sembunyi-sembunyi.
"Inilah mengapa penegakan hukum itu penting. Jika aparat tutup mata, perdagangan bisa muncul lagi," kata dia.
TREN YANG MULAI REDUP?
Para aktivis meyakini, masih ada harapan akan terwujudnya masa depan yang cerah bagi nasib anjing dan kucing.
Pada salah satu restoran Minahasa di Tomohon, daging anjing adalah menu yang kurang populer. Kebanyakan pelanggan lebih memilih menu tradisional dari daging babi atau ikan.
"Daging anjing dan kucing dianggap makanan orang-orang tua. Anak-anak muda memilih untuk tidak menyentuhnya," kata pemilik restoran, Enjelina, yang menolak menyebut nama lengkapnya.

John Karundeng, kepala divisi kesejahteraan hewan, juga menyampaikan hal senada.
"Sekarang ada banyak pecinta hewan di Sulawesi Utara. Ada pertunjukan anjing, toko hewan peliharaan, salon. Tidak pernah ada yang seperti ini sebelumnya. Sikap masyarakat terhadap anjing dan kucing sudah berubah," kata dia, menambahkan bahwa pemerintah kota akan mulai melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi anak muda bahwa anjing dan kucing bukanlah makanan.
Menurut Lola Webber dari HSI, sikap yang berangsur-angsur berubah ini adalah pertanda baik.
"Perlahan kita semakin dekat menuju Indonesia bebas dari daging anjing dan kucing," kata Lola.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.