Krisis lahan makam di Jakarta, makam tumpang jadi solusi, efektifkah?
Penambahan atau perluasan area pemakaman baru sulit dilakukan karena sering kali mendapat penolakan dari masyarakat.
JAKARTA: Ibu Kota kini menghadapi krisis lahan pemakaman. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) mengungkapkan bahwa hampir seluruh Tempat Pemakaman Umum (TPU) di wilayah Jakarta telah mencapai kapasitas penuh.
Kepala Distamhut DKI Jakarta, Fajar Sauri, mengatakan sistem pemakaman tumpang menjadi solusi paling realistis untuk mengatasi keterbatasan lahan pemakaman di ibu kota.
“Pelayanan makam tumpang dilakukan dengan makam keluarga dan cukup efektif menjadi solusi kekurangan lahan makam,” ujar Fajar kepada Kumparan, Rabu (22/10).
Menurut Fajar, penambahan atau perluasan area pemakaman baru sulit dilakukan karena sering kali mendapat penolakan dari masyarakat sekitar.
“Kendala dalam menambah lahan sering terjadi penolakan warga terhadap keberadaan lahan makam,” jelasnya.
APA ITU MAKAM TUMPANG?
Sebagai alternatif, Pemprov DKI menerapkan sistem makam tumpang, yaitu metode menumpangkan jenazah baru di atas atau di samping kuburan lama yang sudah berumur minimal tiga tahun.
Dalam satu petak tanah, bisa terdapat lebih dari satu jenazah, dengan jumlah nisan disesuaikan.
Sistem ini diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman.
Dalam aturan tersebut disebutkan, pemakaman tumpang hanya dapat dilakukan dengan izin ahli waris dan tanpa membuka jenazah lama. Penempatan jenazah baru dilakukan dengan hati-hati dan sesuai standar kedalaman agar tetap aman dan layak.
Distamhut mencatat, dari total 80 lokasi TPU yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta, 69 TPU sudah penuh dan kini hanya dapat melayani pemakaman dengan sistem tumpang.
“Dari 80 lokasi TPU yang tersebar di 5 wilayah DKI, 69 TPU sudah penuh dan hanya menerima pelayanan makam tumpang,” kata Fajar.
Sementara itu, sebagian kecil TPU masih bisa digunakan untuk pemakaman baru, namun diperkirakan tidak akan bertahan lama mengingat pertumbuhan penduduk dan jumlah kematian di Jakarta yang terus meningkat.
TPU KEBAGUSAN JADI CONTOH MAKAM TUMPANG
Salah satu lokasi yang telah menerapkan sistem ini adalah TPU Kebagusan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Seluruh lahan di TPU tersebut sudah dipenuhi makam dengan jarak yang sangat berdekatan.
Penjaga TPU Kebagusan, Dedi, mengatakan sistem tumpang sudah dijalankan sejak 2015 dan hingga kini masih terus diterapkan.
“Sistem tumpang ini sudah diterapkan sejak 2015 dan masih berjalan sampai sekarang,” ujarnya kepada CNN Indonesia.
Selain penerapan makam tumpang, Pemprov DKI juga mempertimbangkan pembangunan TPU baru di luar wilayah Jakarta sebagai langkah jangka panjang.